Teuku Afeed, Kandidat Doktor Seni, Tunda Disertasi karena Objek Penelitiannya Agus PM Toh di Jakarta

Sedianya gelar doktor sudah harus disandangnya, tapi karena pandemi Covid melanda dunia, terpaksa harus tertunda sementara waktu.

Penulis: Fikar W Eda | Editor: Mursal Ismail
zoom-inlihat foto Teuku Afeed, Kandidat Doktor Seni, Tunda Disertasi karena Objek Penelitiannya Agus PM Toh di Jakarta
SERAMBINEWS.COM/FIKAR W EDA
Seniman Aceh yang juga pengajar di ISBI Aceh, Teuku Afeed

"Aku pikir, dalam kondisi ini, seniman adalah yang paling kuat secara psikologi menghadapinya. Maka, memberdayakan seniman dalam kampanye psikologi melalui karya seni adalah langkah yang tepat," tambahnya.

Teuku Afeed terbilang seniman sangat produktif. Mulai menulis puisi sejak menjadi mahasiswa FKIP Sendratasik Unsyiah.

Puisi karyanya ditempelkan di dinding kampus. Semasa kuliah di Unsyiah aktif di UKM Teater NOL dan Teater MATA.

Pemeran Khep pada naskah “JEEH!” Karya Almarhum Maskirbi. Pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Kesenian Aceh pada tahun 2007.

Tahun 2007 mendesign 10 sampul buku karya sastra terbitan Aliansi Sastrawan Aceh.

Terlibat sebagai Tim Pendiri Institut Seni dan Budaya Indonesia Aceh (ISBI ACEH). Pencinta tradisi yang mampu menabuh rapa’i, dan lihai menepuk bantal didong juga berhikayat.

Editor Film Dokumenter di antaranya The Tsunami Song, Silent After War, Musik Tanpa Bunyi dan beberapa FTV. Film Dokumenter Karya editingnya “The Tsunami Song” menerima penghargaan terbaik Festival Film Dokumenter-Jogja 2005.

Film dokumenter pendek pertamanya “Pujangga Tanpa Pikir (Adnan PM TOH)” menjadi film terbaik II Pekan Seni Mahasiswa-Lampung 2004.

Konsen pada teater tutur dengan metode penyampaian hikayat Aceh dari konsepsi Teungku Adnan PMTOH.

Aktif melakukan pertunjukan teater tutur di Aceh dan di luar Aceh.

Pertunjukan teater tuturnya diantara lain; Imitation (2015), Pertunjukan Adnan PMTOH Mencipta Bersama Masyarakat-Ujian Akhir Penciptaan Doktor Seni ISI Surakarta (Aceh,2016), Hikayat Sepatu (Banda Aceh, 2018), Hikayat Sepatu pada Festival Internasional Candi Sukuh (Solo,2019).

Beberapa puisi karyanya masuk Antologi puisi; “Secangkir Kopi”, “Aceh 5:03 6,4 SR”, dan beberapa media online dan cetak. Teuku Affed memang tidak pernah bisa diam. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved