Kisah Zainab, 7 Tahun Menanti Kehadiran Buah Hati, Hanya Bertemu 4 Jam Sebelum Meningal Dibantai

Zainab, yang bergegas kembali dari kamar mandi setelah mendengar keributan itu, pingsan ketika melihat penembakan itu.

Editor: Faisal Zamzami

Kelompok Negara Islam atau ISIS menjadi satu-satunya tersangka, mereka pada akhirnya mengaku berada di balik aksi bom bunuh diri di Provinsi Nangarhar.

Kami memberinya nama 'Harapan' Muhammadi, ibu mertua Zainab mengatakan dia melihat salah satu penyerang menembaki wanita hamil dan ibu yang baru melahirkan, bahkan ketika mereka meringkuk di bawah ranjang rumah sakit.

"Kami memberinya nama Omid. Harapan untuk masa depan yang lebih baik, harapan untuk Afghanistan yang lebih baik dan harapan untuk seorang ibu yang telah berjuang untuk memiliki anak selama bertahun-tahun," katanya kepada Reuters melalui telepon di Kabul.

Orang-orang bersenjata kemudian berbalik dan menyasar pada buaian tempat Omid tertidur.

Ketika suara peluru bergema di seluruh bangsal, Muhammadi berkata dia pingsan karena ketakutan.

"Ketika saya membuka mata, saya melihat bahwa tubuh cucu saya telah jatuh ke tanah, berlumuran darah," kenangnya dengan meratap sedih.

Menurut keterangan pejabat pemerintah, serangan di Kabul itu dimulai pada pagi hari ketika orang-orang bersenjata memasuki rumah sakit Dasht-e-Barchi, melempar granat dan menembak.

Pasukan keamanan kemudian diketahui telah membunuh para penyerang pada sore hari.

Rumah sakit yang dikelola pemerintah dengan 100 tempat tidur ini juga memiliki klinik bersalin yang dikelola oleh Doctors Without Borders, juga dikenal dengan istilah dalam bahasa Perancis, Médecins Sans Frontières (MSF).

Beberapa jam sebelum serangan, MSF mengunggah foto bayi yang baru lahir di Twitter dalam pelukan ibunya di klinik setelah selamat dalam operasi caesar darurat.

Pada Rabu, MSF mengecam serangan itu, menyebutnya "memuakkan" dan "pengecut".

"Ketika pembantaian terjadi, seorang wanita tengah melahirkan bayinya dan keduanya dalam kokndisi baik," ungkap pihak MSF dalam sebuah pernyataan, "Lebih dari apa pun, MSF akan selalu mendukung dalam solidaritas untuk warga Afghanistan."

Kepala misi PBB di Afghanistan, Deborah Lyons mengutuk pembantaian di rumah sakit itu dalam kicauannya, "Siapa yang menyerang bayi baru lahir dan ibu mereka? Siapa? Orang yang paling tak berdosa, seorang bayi! Mengapa?"

Dalam sebuah pernyataan, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pada Selasa mengutuk dua serangan itu.

Dia mencatat bahwa Taliban telah menolak bertanggung jawab dan mengatakan kurangnya kesepakatan perdamaian membuat Afghanistan rentan terhadap kekerasan itu.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved