Berita Subulussalam
Asmauddin Sebut Aksi Para Tokoh Pemekaran Subulussalam Wujud Kepedulian Anak Negeri
Aneka anggapan muncul dan menjadi pembahasan masyarakat baik di warung kopi maupun warga net.
Penulis: Khalidin | Editor: Nur Nihayati
Seperti diberitakan, sejumlah tokoh penting pemekaran Kota Subulussalam mengkritisi sejumlah kebijakan pemerintahan saat ini.
Kritikan tersebut terungkap dalam pertemuan sejumlah tokoh yang digelar, Rabu (27/5/2020) malam di sebuah kafe.
Muzirul Qadhi Maha alias Muzir Maha kepada Serambinews.com Kamis (28/5/2020) mengatakan pertemuan tersebut dihadiri dua tokoh penting pemekaran Kota Subulussalam masong-masing H. Asmauddin dan H. Merah Sakti.
Keduanya merupakan pentolan pemekaran Pemko Subulussalam dan mantan wali kota perdana.
Dalam pertemuan ini mereka membahas kondisi Pemko Kota Subulussalam setelah satu tahun Pemerintahan Bintang Salmaza.
Dikatakan pertemuan juga dihadiri beberapa tokoh pemekaran lain seperti Bakhtiar, Bahagia Maha, Muhsin dan juga beberapa mahasiswa.
Selain membahas kondi Pemko Subulussalam pertemuan itu juga merupakan reuni beberapa tokoh pemekaran, di mana selama ini jarang bertemu.
Ini, kata Muzir akibat kesibukan masing-masing tokoh.
"Tapi kegiatan ini akan terus berkesinambungan hingga nanti kita rencanakan reuni akbar peringati 14 tahun pemekaran Kota Subulussalam pada 15 Juni 2021," ujar Muzir menirukan Merah Sakti yang juga merupakan mantan Wali Kota Subulussalam.
Lebih jauh Muzir menjelaskan semua tokoh yang terlibat dalam pemekaran akan diundang termasuk ulama, para tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh perempuan dan pemuda.
Hal ini agar masyarakat kita bisa mengenang betapa sulitnya memperjuangkan Subulussalam ini menjadi sebuah Pemerintahan Kota yang terlepas dari doa masyarakat.
Muzir menambahkan dalam wejangan Sakti menyebutkan ada pihak pihak yang hanya sekedar menjadi penikmat di Pemko Subulussalam saat ini tanpa memikirkan nasib rakyat Kota Subulussalam.
Bahkan menurut Sakti ia mendengar informasi adanya tenaga honorer yang di rumahkan padahal sebagian dari mereka sudah berkerja puluhan tahun demi menafkahi anak dan keluarganya.
Lantaran itu Sakti meminta kepada pemerintah mengambalikan tenaga honor yang dipecat tanpa ada alasan yang jelas.
Sakti menegaskan bila tidak digubris dia akan mengajak anak anak tenaga honorer bersama tokoh Subulussalam bersatu meminta kepastian tentang tenaga honor. (*)