Breaking News

Halal bi Halal Virtual Alumni IPB Asal Aceh Lahirkan Tiga Rumusan, Apa Saja?

Alumni Institut Pertanian Bogor (IPB) asal Provinsi Aceh yang bergabung dalam organisasi "I AM ACEH" menggelar halal bi halal virtual, Selasa...

Penulis: Fikar W Eda | Editor: Jalimin
For Serambinews.com
Geuchik Alumni IPB asal Aceh, Razali AR. 

Misalnya ikan teri (ukuran besar, sedang, dan kecil) yang diproduksi di sepanjang pantai Timur dan Barat Aceh atau lokus yang paling terkenal adalah Teluk Krueng Raya dan Layeun yang terletak di Aceh Besar.  

"Kita sudah tahu bahwa Aceh mensuplai ikan teri tersebut, namun merek dagangnya adalah Teri Medan," kata  Z. Imran.

Sebetulnya Medan juga sangat tergantung kepada Aceh, misalnya ikan pelagis besar (tongkol dan cakalang) dan kecil (kembung dan dencis). 

"Sehingga Aceh juga harus membenahi sarana paling penting dalam kegiatan perikanan tangkap, yaitu pelabuhan perikanan.   Dalam beberapa tahun ke depan pemerintah Aceh perlu lebih fokus kepada pembangunan Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Lampulo untuk mengembangkan armada-armda perikanan tangkap dengan ukuran di atas 30 GT," ujar Z. Imran.

Begitu juga dengan  masih luasnya lahan tidur tidak produktif, harus dioptimalkan pemanfaatannya melalui program revitalisasi lahan tidur dengan menanami kembali berbagai komoditas holtikultura dan komoditas pertanian lainnya. 

Lahan kosong juga dapat dimanfaatkan untuk berbagai komoditas peternakan.  Salah satu yang potensial adalah menggalakkan kegiatan peternakan domba, kambing dan lembu, dengan sasaran pasar ekspor ke negara-negara Timur Tengah. 

Demikian juga bisnis sektor kehutanan, komoditas madu juga menjadi penting diperhatikan, apalagi akan memasuki era new normal.  Pengembangan komoditas madu dan lainnya dapat dilakukan dengan pendekatan ekotorism dengan mengembangkan wahana-wahana yang menantang baik untuk anak-anak dan orang dewasa. 

Ketiga, simpul Z. Imran, adalah  Aceh perlu memperkuat nilai-nilai spiritualitas agama dan revitalisasi marwah atau roh keacehan untuk menopang gagasan pertama dan kedua di atas.

"Semangat ini muncul mengingat perkembangan generasi muda Aceh saat ini yang semakin jauh dari nilai-nilai keagamaan Islam dan cenderung terperosok dalam nilai-nilai yang jauh dari agama," ujarnya.(*)

Terkait Tuntutan Massa ‘Abuya-BM’ Ini Jawaban Pemerintah Bener Meriah      

Tak Tahan Dibully Teman Sekantor, Wanita Ini Tenggak Tinta Komputer, Harus Dirawat di RSUD Langsa

Wakil Ketua Komite I : DPD RI Tolak Pilkada 2020, Ini Alasannya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved