Update Corona di Aceh
Seniman Aceh Gelar Lomba Baca Puisi Tingkat SD Secara Virtual, Pendaftaran Ditutup 12 Juni 2020
"Pandemi Covid-19 boleh saja "memenjarakan" manusia, tapi tidak dengan ide, gagasan, pikiran, dan kreativitas," kata Djamal.
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Mursal Ismail
"Agar kita tetap menjaga kreativitas meski pandemi, sekaligus sebagai jalan seniman tetap berkarya dan menggalang dana," katanya.
Pandemi Covid-19 boleh saja "memenjarakan" manusia, tapi tidak dengan ide, gagasan, pikiran, dan kreativitas," kata Djamal.
Lomba baca puisi virtual untuk SD yang digagas, adalah salah satu cara "mendekatkan" para murid dengan teman-temannya, setelah pembatasan ke sekolah.
"Melalui forum itu, siswa berinteraksi secara daring, semoga mereka tetap bergembira," lanjut Djamal mengenai lomba untuk siswa sekolah dasar itu.
Lahir dengan nama lengkap Djamaluddin Al-Ahkami Bin Mohd. Sharief. HM, pada 1970 di perantauan kota dingin, Bukit Tinggi Sumatera Barat.
Djamal putera ke 8 dari pasangan ayah Mohd. Sharief HM (Alm) dan ibu Maimunah Abu (Alm).
Pendidikan dasar hingga menengah atas ia jalani di kampung ibundanya, Matang Glumpang Dua – Peusangan, Bireuen.
Pindah ke Banda Aceh 1989 untuk melanjutkan kuliah di perguruan tinggi.
"Tapi, kesempatan kuliah baru saya jalan 1992 di AMIKI Banda Aceh, selesai 1996," kenang Djamal mengenai perjalanan pendidikannya.
Setahun kemudian, Djamal Sharief berangkat ke Padangpanjang, kuliah di Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI), sekarang Institut Seni Indonesia- ISI) Padangpanjang – Sumatera Barat Jurusan Seni Teater, selesai tahun 2005.
“Sekali pergi dan sekali pulang,” begitu akunya sebab saat berangkat kuliah tahun 1997, tak pernah pulang lagi hingga saat tamat di tahun 2005.
Saat ini tinggal dan menetap di Kuta Baro Regency, Aceh Besar.
Ia adalah sedikit dari generasi Aceh yang meraih sarjana bidang teater.
"Saya dan teman-teman tetap berlatih di Studiklub Pekerja Teater Aceh (SPARTA) untuk persiapan pentas berikutnya," katanyA tentang kegiatan selama pandemi.
Djamal beruntung, ia mendapat peran dalam iklan virus corona produksi Badan Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Aceh-Sumut. Iklan itu berjudul "Ta'eun" atau wabah.