Berita Aceh Barat

Warga Rumah Apung, Kuala Bubon, Kecamatan Samatiga Keluhkan Bau Limbah Toilet    

Warga rumah Rumah Apung di Desa Kuala Bubon, Kecamatan Samatiga, Kabupaten Aceh Barat keluhkan bau tidak sedap akibat tidak berfungsinya saluran....

Penulis: Sadul Bahri | Editor: Jalimin
SERAMBINEWS.COM/SA'DUL BAHRI
Warga memperlihatkan kondisi septic tank tempat penampungan limbah kotoran dari puluhan rumah warga di Desa Kuala Bubon, Kecamatan Samatiga, Kabupaten Aceh Barat, Kamis (5/6/2020). 

 

Laporan Sa’dul Bahri | Aceh Barat

SERAMBINEWS.COM, MEULABOH – Warga rumah Rumah Apung di Desa Kuala Bubon, Kecamatan Samatiga, Kabupaten Aceh Barat keluhkan bau tidak sedap akibat tidak berfungsinya saluran Instalasi Pengelohan Air Limbah (IPAL) yang dibangun di desa tersebut.

Akibat penampungan septic tank yang terlalu jauh, menyebabkan kotoran tidak bisa mengalir lancar, sehingga mengakibatkan sumbatan, sehingga baunya mantul ke dalam rumah.

Pembangun IPAL dengan kegiatan pembangunan sistem pengeloaan air limbah, berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK) reguler senilai Rp 440 juta tahun anggaran 2019 lalu.

“Bau tak sedap sejak pemasangan IPAL ini sangat kami keluhkan, bau kotoran meluap ke dalam rumah dari dalam wc, karena tidak berfungsinya saluran yang telah dibangun, terlalu jauh posisi septic tank,” ungkap M Ikbal, Jumat (5/6/2020). 

Disebutkan, sebelum dibangunnya Proyek IPAL tesebut, tidak ada keluhan dari warga, karena tidak munculnya bau yang menyengat ke dalam rumah melaui wc tersebut. Terkait kondisi tersebut warga berharap proyek tersebut dapat diperbaiki kembali, sehingga persoalan bau WC itu tidak menjadi keluhan warga.

Ini 24 Gampong di Langsa Salurkan BLT DD Besok, Pesan Wali Kota Kepada Masyarakat  

Mall Tetap Jalankan Protokol Kesehatan, Menyusul Ditetapkan Banda Aceh Zona Merah dari Covid-19

Pria Ini Siksa Istri dan Jual Istrinya di Media Sosial, Gara-gara Mahar Sepeda Motor Tidak Dipenuhi

Pembangunan IPAL komunal di Desa Kuala Bubon tersebut dilakukan secara swakelola dan tuntas dikerjakan pada akhir tahun 2019, baru saja beberapa bulan digunakan warga tetapi sudah tidak berfungsi sehingga mengeluarkan bau tidak sedap.

"Sebelum dibangun IPAL baru ini, kami biasa-biasa saja dengan septic tank rumah dibangun NGO. Setelah dibuat yang baru, justru membuat udara tidak sehat, pipanya ada yang patah, ada juga yang tidak dipasang," keluhnya lagi.

Sementara itu Ketua Tuha Peut Desa Kuala Bubon, Saiful (50) mengungkapkan, bahwa proyek yang dikerjakan secara swadaya tersebut menyasar kepada 50 unit rumah, dari total 118 unit rumah apung ditempati nelayan.

"Dari 50 unit yang disambungkan IPAL ini, ada 30 unit rumah yang bermasalah dan warga melaporkan kepada kita untuk bisa diatasi. Warga berharap konstruksi IPAL ini diperbaiki, warga sudah tidak tahan mencium bau setiap saat," tegasnya.

Menurut Saiful, penyebab tidak berfungsinya saluran IPAL tersebut karena terlalu jauh penempatan kolam limbah, kemudian jalur penggunaaanya terlalu banyak, ditambah lagi pipa saluran yang dibuat tidak memiliki kemiringan yang sesuai.

Rumah Apung ini merupakan permukiman bersejarah bagi Kabupaten Aceh Barat, karena pernah juga dikunjungi oleh Presiden RI Joko Widodo pada 2015, semua warga yang tinggal di rumah tersebut berprofesi sebagai nelayan perikanan tangkap.(*)

Saat Khabib Nurmagomedov Ngamuk, Mike Tyson Justru Kegirangan

Rumah Dinas Camat Woyla Timur Rusak Tertimpa Tower, Begini Kronologinya

Banyak SD di Bireuen Kekurangan Murid dan Guru, Sejumlah Sekolah yang Akan Digabung

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved