Luar Negeri

Beirut Berdarah, Bentrokan Pecah di Seluruh Penjuru Ibu Kota

Ribuan demonstran berduyun-duyun turun ke jalan-jalan ibu kota Lebanon Sabtu (6/6/2020) sampai Minggu (7/6/2020) dinihari untuk mengecam keruntuhan ek

Editor: M Nur Pakar
AFP/PATRICK BAZ
Seorang demonstran melempar balik gas air mata ke arah polisi anti huru-hara di Beirut, Lebanon, Sabtu (6/6/2020) sore, dalam aksi menuntut pemerintah memperbaiki perekonomian yang terus memburuk. 

"Senjata seharusnya hanya ada di tangan tentara," kata Sana, seorang pemrotes wanita berusia 57 tahun dari Nabatiyeh, sebuah kota di Lebanon selatan, sebuah markas Hizbullah.

Tentara membentuk rantai manusia yang memisahkan kedua belah pihak setelah para pendukung dan penentang Hizbullah saling melempar batu, kata fotografer AFP.

Pendukung Hizbullah, yang juga diwakili dalam pemerintahan dan parlemen, meneriakkan: "Syiah, Syiah."

Pada Sabtu (6/6/2020) malam, terjadi tembak-menembak antara warga Sunni, kubu mantan perdana menteri Saad Hariri, dan lingkungan Syiah di dekatnya dan kubu partai Amal, kata satu sumber keamanan.

Tentara bergerak untuk memulihkan ketertiban, lapor kantor berita pemerintah ANI.

Ada juga bentrokan di kota utara Tripoli, koresponden AFP di sana melaporkan.

Pasukan keamanan menembakkan gas air mata di dekat jalan menuju gedung parlemen di belakang Lapangan Martir, setelah beberapa demonstran melempari mereka dengan batu dan menggeledah toko-toko.

Beberapa pengunjuk rasa membakar tempat sampah ketika polisi anti huru hara maju ke arah mereka.

Lebanon telah diguncang oleh serangkaian krisis politik dalam beberapa tahun terakhir,.

Khususnya memicu protes massa lintas-sektarian yang belum pernah terjadi sebelumnya pada Oktober 2019.

Demonstrasi memaksa pemerintah untuk mengundurkan diri dan demonstrasi baru yang dipimpin oleh Perdana Menteri Hassan Diab disetujui oleh parlemen pada Februari 2020.

Seorang demonstran wanita membawa poster bertuliskan 'tidak ada senjata dan tidak ada Hizbullah' di depan Masjid
Mohammad al-Amin di Beirut, Lebanon, Sabtu (6/6/2020).
Seorang demonstran wanita membawa poster bertuliskan 'tidak ada senjata dan tidak ada Hizbullah' di depan Masjid Mohammad al-Amin di Beirut, Lebanon, Sabtu (6/6/2020). (AFP/ANWAR AMRO)

Dia ditugaskan meluncurkan reformasi dan memberantas korupsi.

Tetapi banyak orang Lebanon mengatakan pemerintah baru telah gagal menemukan solusi, sehingga masalah menjadi berlipat ganda, termasuk resesi yang menggila dan inflasi yang meningkat.

Mata uang lokal telah kehilangan lebih dari setengah nilainya di pasar gelap dalam beberapa bulan terakhir, jatuh dari tingkat resmi 1,507 menjadi 4.000 pound.

Bank secara bertahap menghentikan semua penarikan dolar.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved