Reaktif Rapid Test Bukan Berarti Positif Corona, Ini Penjelasan Ahli

" Reaktif belum tentu infeksius, belum tentu orang itu sakit," kata dr Panji saat dihubungi Kompas.com, Kamis (4/6/2020).

Editor: Amirullah
SERAMBINEWS/ZAKI MUBARAK
Tim medis dengan menggunakan APD, melakukan Rapid Tes, di sebuah kafe kawasan KP3, Kecamatan Banda Sakti, Lhokseumawe, Selasa (12/5/2020). 

SERAMBINEWS.COM - Ahli sebut reaktif rapid test bukan penentu positif virus corona.

Lebih lanjut, ahli justru mengungkap tes lain yang bisa pastikan seseorang benar terjangkit virus corona.

Seperti kita ketahui bersama, virus corona hingga kini masih menjadi momok di seluruh dunia, termasuk di Tanah Air.

Di tengah pandemi virus corona, kebakaran melanda permukiman warga di Tanjung Priok belum lama ini.

Salah seorang warga yang mengungsi tiba-tiba mengungkapkan hasil rapid test Covid-19 yang menunjukkan reaktif, saat petugas puskesmas setempat melakukan pemeriksaan kesehatan.

Lantas, apa itu reaktif rapid test Covid-19 dan apakah orang tersebut positif corona?

Menjawab hal itu, Dosen Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Dr Panji Hadisoemarto MPH menegaskan reaktif rapid test, belum tentu positif virus corona.

" Reaktif belum tentu infeksius, belum tentu orang itu sakit," kata dr Panji saat dihubungi Kompas.com, Kamis (4/6/2020).

Oleh sebab itu, kata dia, untuk memastikan seseorang positif terjangkit virus corona baru, SARS-CoV-2 atau tidak, adalah dengan melakukan tes PCR yakni dengan metode swab saluran pernapasan seperti hidung.

()

Ilustrasi tes darah positif coronametro.co.uk

Tes PCR dilakukan untuk memastikan apakah virus menjangkit atau menginfeksi seseorang.

"Apalagi bila orang tersebut tidak bergejala (tidak menunjukkan gejala sakit)," jelas dr Panji.

Sebelumnya, seorang wanita berusia 45 tahun, warga pengungsi kebakaran di Tanjung Priok melakukan rapid test di sebuah rumah sakit.

Hasilnya, menunjukkan reaktif dan pasien tersebut oleh rumah sakit bersangkutan diminta untuk melapor ke puskesmas tempatnya tinggal.

Namun, ternyata rekomendasi rumah sakit tak dilakukan pasien, hingga dia mengungsi pascakebakaran.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved