Warga Kembali Tolak Rapid Test, Blokade Jalan dan Teriaki Petugas Medis
Sebuah peristiwa penolakan warga akan kedatangan petugas medis kembali terjadi di Kelurahan Layang, Kecamatan Bontoala, Makassar, Sabtu (6/5/2020).
SERAMBINEWS.COM, MAKASSAR - Penolakan terhadap rapid test yang dilakukan tim medis kembali terjadi.
Kali ini, penolakan warga akan kedatangan petugas medis kembali terjadi di Kelurahan Layang, Kecamatan Bontoala, Makassar, Sabtu (6/5/2020).
Penolakan tersebut dilakukan warga setelah petugas medis yang datang dengan ambulans dan mengenakan baju hazmat hendak memasuki permukiman warga untuk melakukan rapid test atau tes cepat.
Peristiwa tersebut juga direkam oleh warga sekitar dan menjadi viral di media sosial seperti Facebook dan WhatsApp Grup.
Dalam video itu, warga menghadang kedatangan petugas medis dengan memblokade jalan dan memasang spanduk menolak rapid test.
Selain itu, teriakan olok-olok dari warga juga bergema saat petugas medis yang turun dari mobil memasuki permukiman.
Kapolsek Tallo Kompol Amrin mengatakan bahwa peristiwa tersebut akhirnya reda setelah Bhabinkamtibmas datang dan menenangkan warga.
Penolakan tersebut terjadi karena warga mengira petugas medis dari puskesmas setempat memaksakan untuk melakukan tes.
"Bhabinkamtibmas kami ada disitu jadi dia yang amankan.
Rapid test-nya tetap jalan, tapi kan masyarakat disitu dikira mau dipaksakan. Jadi tidak ada masalah," kata Amrin kepada Kompas.com saat dihubungi.
Penolakan dan ketidakpercayaan warga pada tim medis terkait penanganan Covid-19 di Makassar dalam sepekan terakhir memang kerap terjadi.
Puncaknya, 3 pasien PDP yang meninggal dunia di 3 rumah sakit berbeda diambil paksa oleh keluarganya dan menolak dimakamkan dengan protap pemakaman Covid-19.
Ketiga pasien tersebut ada di Rumah Sakit Dadi, Rumah Sakit Labuang Baji, dan Rumah Sakit Stella Maris.
Ketiganya diambil saat sampel swabnya belum diuji di laboratorium. Di Kota Makassar sendiri, kasus positif corona terus bertambah.
Data Gugus Tugas Makassar Sabtu (6/6/2020), menunjukkan, kasus positif corona sudah mencapai 1.046 kasus.
Dari angka tersebut, sebanyak 517 di antaranya masih dirawat, 451 sembuh, dan 78 meninggal dunia.
Selain kasus positif, pasien PDP Covid-19 yang masih dirawat di Makassar ada 366 orang. Sementara untuk angka orang dalam pemantauan ada 139 orang.

Kasus penolakan terhadap rapid test juga terjadi sebelumnya.
Puluhan warga di kawasan Silale, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon, menggelar aksi demo menolak kegiatan rapid test.
Seperti diilansir dari Kompas.com (4/6/2020), petugas medis dari Kota Ambon rencananya akan melakukan rapid test kepada salah satu keluarga di kelurahan tersebut.
Namun saat sampai di lokasi, warga membentangkan sejumlah pamflet berisi kecaman dan penolakan terhadap rencana rapid test salah satu keluarga di kelurahan tersebut.
Salah satu pamflet yang dibentangkan warga itu bertuliskan “jangan karena uang rakyat dikorbankan, hentikan sandiwara ini”.
Selain membentangkan pamflet dan berorasi melakukan penolakan, warga juga menghadang kedatangan tenaga medis di kawasan itu dengan memblokade lorong masuk menuju rumah keluarga yang akan menjalani rapid test.
Menurut ketua RT setempat, Ruslan Abdul Gani aksi tersebut sengaja dilakukan sebagai bentuk protes lantaran salah satu warga disana yang menjalani karantina hingga kini belum juga dikembalikan.
“Namanya A, sudah 21 hari dikarantina tapi belum pulang padahal kondisinya sangat sehat, lalu tiba-tiba tenaga medis dari Kota Ambon mau lakukan rapid test kepada keluarganya di sini, jadi warga menolak,” kata Abdul Gani, Kamis.
Dia menyebut, A sebelumnya dinyatakan reaktif saat menjalani rapid test di Pasar Mardika lebih dari dua pekan lalu.
Saat itu, A langsung dikarantina di salah satu hotel di Ambon, petugas medis kemudian mengambil sampel tenggorokan untuk diuji.
“Tapi hasil swab belum keluar sampai saat ini, dan mereka mau melakukan rapid test di sini,” ujar dia.
Sementara, AA, salah satu anak A yang juga ikut dalam aksi tersebut mengaku ia menolak ikut rapid test karena hasil swab ayahnya hingga saat ini tidak juga keluar.
Dia menyebut, petugas medis telah menghubunginya beberapa kali untuk melakukan rapid test.
Namun, dia menolaknya dengan alasan tim medis tidak mampu menunjukkan bukti secara tertulis hasil rapid test maupun hasil swab kepadanya.
“Mereka (tim medis) bilang nanti datang ikut rapid test baru hasil uji lab ayah saya disampaikan, ini kan salah,” kata dia.
Aksi tersebut baru berakhir setelah salah satu babinsa setempat mendatangi lokas kejadian dan segera meminta warga membubarkan diri.(*)
• Kaget Tagihan Listrik di Rumah Melonjak? PLN: Bayarnya Bisa Dicicil, Ini Syaratnya
• Ngaku Perwira TNI Bernama Arif, Wanita Ini Pacari 6 Perempuan Lalu Tipu Puluhan Juta Rupiah
• Terhalang Awan Cirrostratus,Pengamatan Gerhana Bulan Penumbra di Aceh pun Gagal
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Warga Makassar Kembali Tolak Rapid Test, Blokade Jalan dan Teriaki Petugas Medis"