Berita Banda Aceh

Pasar Lamdingin Diberi Nama PSKG, Begini Tanggapan Anggota FAme

“Kalau nama pasar terlalu panjang, publik pasti menyingkatnya. Dan yang mudah mereka ingat adalah PSK-nya atau paling banter disebut PSK Gemilang.”

Penulis: Nasir Nurdin | Editor: Nasir Nurdin
For Serambinews.com
Pimpinan bersama ketua dan anggota Komisi II DPRK Banda melihat kesiapan prasarana dan sarana pasar baru yang dibangun di kawasan Lamdingin, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh, Senin, 8 Juni 2020. 

“Kalau nama pasar terlalu panjang, publik pasti menyingkatnya. Dan yang mudah mereka ingat adalah PSK-nya atau paling banter disebut PSK Gemilang.” 

Laporan Nasir Nurdin | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Setelah menerima masukan dari berbagai pihak, Forkopimda Kota Banda Aceh akhirnya memberi nama pasar baru di Gampong Lamdingin, Kecamatan Kuta Alam: “Pasar Samudra Kutaraja Gemilang” atau disingkat PSKG.

Informasi itu dikutip Serambinews.com dari laman https://bandaacehkota.go.id yang salah satu postingannya masuk ke grup WhatsApp (WAG) FAme Peduli Corona, Selasa (9/6/2020) pukul 13.53 WIB.

Tak ayal, nama Pasar Samudra Kutaraja Gemilang atau disingkat PSKG itu menjadi topik diskusi anggota WAG FAme Peduli Corona.

“PSK G? Allahu, nama meu Islami meunan kek,” begitu tanggapan awal dari anggota grup berinisial TYD.

“Kalau boleh usul, nama pejuang (kelautan),” timpal Zulkarnain.

Anggota lainnya, Pon Cut mempertanyakan, “Mengapa nggak Pasar Lamdingin saja? Mengapa harus diganti?”

Masih menurut Pon Cut, “Mengapa nama kampung tersebut dinamakan Lamdingin, pasti ada ceritanya, bukan? Untuk penamaan pasar diikuti saja dengan nama tempat. Di Singapura dan Malaysia, nama-nama lokal sangat dijaga.”

Update Terbaru Windows 10 Bikin Penurunan Performa dan Error Terus, Bagaimana Cara Mengatasinya?

Pon Cut melanjutkan, “Apakah nama Pasar Lamdingin tidak semenarik nama Pasar Samudra Kutaraja Gemilang? Justru nama PSKG mereduksi sejarah lokalitas.”

Pertanyaan, saran, dan pendapat Pon Cut diaminkan seorang anggota grup lainnya. 

“Setuju, Pasar Lamdingin, sebagaimana halnya Pasar Peunayong.  Lagi pula Pasar Lamdingin enak disebut dan branding-nya kuat," tulisnya.

Telkomsel Rilis Game Terbaru Kolak Express 3

Pon Cut menimpali, “Jangan-jangan ke depan nama ‘Pasar Peunayong’ pun diganti.”

 “Branding ‘Lamdingin’ keren,” tambah Pon Cut.

Pon Cut juga memberi perbandingan, “Kuala dan Lumpur, disatukan menjadi Kuala Lumpur. Malaysia nggak malu gunakan nama Kuala dan Lumpur. Justru jadi branding Asia.”

Diskusi yang terkadang dibumbui humor-humor segar—namun tetap dalam semangat kritik konstruktif tersebut—terus berlanjut.

“Semoga masih ada peluang diganti nama PSKG nyan,” lanjut Zulkarnain.

Tingkat Hunian Hotel Masih Lesu

Wina SW1, tokoh perempuan yang juga bergabung dalam WAG FAme Peduli Corona tak kalah ‘galak’. Dia menulis, “PSK bisa dipakai untuk Pekerja.... Komersial.”

TYD kembali menyarankan, “Atau dibikin sayembara berhadiah aja soal nama pasarnya.”

“Peukan Lamdingin,” saran Wina sambil menambahkan, “PSKG, namanya tidak kuat, terlalu biasa.”

“Menarik mentradisionalkan nama pasar menjadi peukan,” tulis Pon Cut mendukung Wina.

Harri Santoso juga menanggapi, “Setuju, Pasar Lamdingin.”

“Mudah-mudahan Pak Wali Kota mendengar curhatan kita,” tulis Pon Cut.

Terkait harapan Pon Cut, Wina menambahkan, “Bang Saifuddin Bantasyam mungkin bisa menyampaikannya.”

Zulkarnain memberi saran, “To Pak Wali, kalau untuk penamaan kantor, pasar, taman, dan sejenisnya bolehlah minta fatwa ke grup FAme ini.”

Sudah Dua Bulan Tempat Isolasi di Lhokseumawe tak Ada yang Tempati, Padahal Dilengkapi Fasilitas Ini

Terkait dengan (kemungkinan susahnya Nyak-nyak menyebut PSKG), ditanggapi oleh Pon Cut dengan menulis, “Bukan hanya kesulitan untuk mengucapkannya tapi juga berdampak pada psiko-historis bagi generasi muda.”

Dalam filsafat sejarah, lanjut Pon Cut, manusia selalu dihadapkan antara mengingatkan (memori) vs melupakan.

Pembina FAme ikut nimbrung dalam diskusi soal nama Pasar Lamdingin. “Saran saya bikin nama yang simpel saja dan merepresentasikan pemerintahan saat ini, yakni Pasar Gemilang (di Lamdingin).”

"Biar saja pasar yang ada di kota ini mengikuti nama lokasinya: misalnya, Pasar Peunayong, Pasar Lamnyong, Pasar Seutui, dan Pasar Gampong Baro. Tapi ada juga Pasar Atjeh yang tidak mempresentasikan lokasi sesuai nama gampong."

Terhadap berbagai saran dan masukan yang berkembang, Pon Cut lagi-lagi berharap, “mungkin kita perlu mendengar pendapat dari Pak Wali.”

Gantikan Achmad Yurianto Jubir Gugus Tugas Covid-19, Ternyata Reisa Broto Asmoro Bukan Dokter Biasa

Hingga pukul 14.49 WIB, diskusi belum juga berhenti.

“(((Mempresentasikan pemerintah saat ini))), nanti ganti rezim, ganti nama pasarnya, kayak beberapa namal mall di Jakarta juga ada yang di-rebranding,” tulis TYD menanggapi saran yang berkembang.

“Kalau nama pasar terlalu panjang, publik pasti menyingkatnya. Dan yang mudah mereka ingat adalah PSK-nya atau paling banter disebut PSK Gemilang," timpal salah seorang admin grup.

“Benar itu,” Pon Cut mendukung. “Super,” sambung TYD.

“Wah, main singkatan aja seperti TRDC,” tulis Teuku Rahmad Danil.

“Kayaknya harus ada ‘gemilang’-nya ...x..” begitu tulis Hayati Mufidah.

Brimob Kompi 3 di Nagan Raya Jalani Rapid Test      

Pada pukul 15.09 WIB, Pon Cut memposting tulisannya, “Saya cek, anggota grup FAme Peduli Corona berjumlah 229 orang, mewakili berbagai profesi dan keilmuan. Ada pejabat pemerintah (eksekutif dan legislatif), wartawan, TNI, pengusaha, ASN, guru, akademisi (beberapa rektor dan guru besar)”.       

(Selain itu), lanjut Pon Cut, ada peneliti, penulis, ahli agama (teungku dan ulama), politisi, pengacara dan pakar hukum, dan masih banyak lagi.

Jika memperhatikan ini, tulis Pon Cut, maka grup ini telah menggambarkan representasi kelas menengah di Aceh.

“Jangan-jangan grup ini (salah satunya) telah menjadi (tanpa disadari) grup terkuat dalam mempresentasikan kelas menengah di Aceh,” tulisnya.

VIRAL Video Pemuda 24 Tahun Nikahi Nenek 65 Tahun, Pengantin Pria Tersipu Malu Saat Digoda

VIDEO - Anggota DPRK Banda Aceh, Tuanku Muhammad Akhiri Masa Lajang Persunting Luthfia Hanum

Jika demikian, tambah Pon Cut, “sudah sepatutnya hal-hal besar sebelum menjadi keputusan pejabat, setidaknya ada yang bisa di-sharing di grup ini.”

Hingga pukul 15.38 WIB, Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman yang juga tercatat sebagai salah seorang anggota grup FAme Peduli Corona belum terlihat memberikan tanggapan terkait nama pasar baru di Lamdingin (relokasi Pasar Peunayong), sebagaimana harapan peserta diskusi. 

Sudah Diputuskan

Mengutip dari laman https://bandaacehkota.go.id, nama relokasi Pasar Peunayong tersebut diputuskan dalam rapat Forkopimda, Senin 8 Juni 2020 di Pendopo Wali Kota Banda Aceh.

Hadir pada kesempatan itu, Wakil Wali Kota Zainal Arifin, Ketua DPRK Farid Nyak Umar, Kapolresta Trisno Riyanto, Dandim 0101/BS Hasandi Lubis, Kajari Erwin Desman, Ketua MPU Damanhuri Basyir, dan unsur Forkopimda lainnya.

Awalnya ada sejumlah nama yang mencuat, di antaranya Pasar Samudra Kutaraja Lamdingin. Namun kata terakhir disepakati diganti dengan “gemilang”.

“Sama seperti namanya, kita berharap pasar yang berada di pinggir Samudra Hindia ini akan gemilang dan menjadi ikon baru Banda Aceh,” kata Wali Kota Aminullah Usman. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved