Jurnalisme Warga
Danau Bungara, Objek Wisata yang Kian Diminati
Pascalebaran Idul Fitri 1441 H, Danau Bungara yang merupakan danau kedua terluas di Aceh setelah Danau Lut Tawar di Aceh Tengah
OLEH WANHAR LINGGA, pegiat wisata Aceh Singkil dan Anggota Forum Aceh Menulis (FAMe), melaporkan dari Danau Bungara, Singkil
Pascalebaran Idul Fitri 1441 H, Danau Bungara yang merupakan danau kedua terluas di Aceh setelah Danau Lut Tawar di Aceh Tengah, hingga kini terus dikunjungi oleh wisatawan dari berbagai daerah. Mereka berbondong-bondong mengunjungi danau ini, meski dibuka hanya secara swadaya oleh masyarakat atau pelaku wisata Danau Bungara.
Akan tetapi, kawasan ini berhasil menjadi ikon wisata baru di Aceh Singkil yang menggaet para wisatawan lokal dan menjadi tempat berlibur yang diminati. Tidak hanya pada hari libur besar, tapi objek wisata ini setiap hari pun mulai dikunjungi para wisatawan. Selain wisatawan lokal, wisatawan asing pun sudah beberapa kali mengunjungi danau ini.
Danau Bungara menawarkan keindahan alam yang begitu memanjakan mata. Didukung oleh udara yang sejuk dan segar, tempat ini sukses memikat hati para wisatawan.
Di sini, selain bisa menikmati kesejukan alam, pengunjung juga bisa mengelilingi danau seluas 85,6 haktare ini dengan moda transportasi bungki atau perahu. Pengelola wisata di sini menyebutnya bungki pelempoh leja (bahasa Singkil) yang artinya perahu pelepas lelah.
Cukup dengan merogoh kocek sepuluh ribu rupiah, setiap wisatawan sudah dapat mengelilingi danau dan menikmati kesejukan alam di Danau Bungara. Selain mengelilingi danau, pengunjung juga bisa berswafoto di Jembatan Pelempoh Leja yang terbuat dari kayu dan dicat khusus dengan warna khas suku Singkil.
Kian diminati
Pesatnya kunjungan ke Bungara dalam libur Lebaran tahun ini, suatu hal yang sangat di luar dugaan para pelaku wisata di sana. Apalagi Aceh sedang dirundung Covid-19.
Sejauh yang saya amati, pengunjung yang berlibur ke lokasi ini sekitar 70 persen berasal dari wilayah Kota Subulussalam dan selebihnya dari Aceh Singkil. Objek wisata baru ini berhasil tampil di kancah dunia pariwisata yang sebelumnya tidak diperhitungkan oleh pemerintah daerah, khususnya oleh Dinas Pariwisata Aceh Singkil.
Destinasi wisata ini kian sohor sebagai tujuan favorit keluarga dan para remaja. Ini tidak terlepas dari peran sosial media seperti Facebook, Instagram, dan Youtube yang memviralkannya karena terus diunggah oleh para pengunjung.
Kian diminatinya Danau Bungara ini mestinya menjadi perhatian Dinas Pariwisata Aceh Singkil. Misalnya, dengan mengembangkan objek wisata ini melalui penyediaan fasilitas publik, termasuk membangun akses jalan menuju Danau Bunga. Saya yakin, jika selama ini di Singkil hanya dikenal wisata Pulau Banyak sebagai wisata laut, maka Danau Bungara sangat layak dikembangkan menjadi wisata andalan di Singkil daratan. Kita tahu bahwa tidak ada objek yang berstatus wisata kelas nasional jika tak berawal dari wisata lokal.
Menurut Direktur Kelompok Wisata Danau Bungara Pelempoh Leja, Hasan Basri Lingga, para wisatawan yang datang ke danau ini rata-rata 500-600 orang per hari. Sejak hari pertama Lebaran hingga tujuh hari berikutnya tercatat 4.200 orang mengunjungi satu titik lokasi Danau Bungara, belum terhitung di lokasi lainnya.
"Alhamdulillah, kami tidak menyangka Danau Bungara kini kian diminati dan bisa menarik pengunjung setiap harinya. Apalagi pada hari libur, pengunjung sangat ramai ke sini," kata Hasan Basri Lingga.
Para pengunjung mulai berdatangan sekitar pukul 10.00 WIB kemudian pengurus serta pemuda tampak sibuk mengawasi pengunjung. Di areal parkir pemuda sangat sibuk mengatur kendaraan.
Meningkatnya pengunjung ke wisata ini merupakan suatu anugerah dan memberikan efek domino bagi masyarakat setempat. Terbukti banyak usaha kecil masyarakat yang terbantu, seperti mereka yang jualan ikan air tawar, ayam potong, satai, es krim, jualan mainan anak-anak, serta para pemuda yang turut andil menjaga parkir.
Dulu, danau ini hanya dimanfaatkan oleh warga sebagai tempat mandi, mencari ikan, dan mencuci pakaian. Namun, danau yang dulu terkesan seperti dipetibesikan ini, kini telah bertransformasi lewat sentuhan tangan kreatif masyarakat, pemuda, dan pegiat wisata setempat, tanpa andil dari pemkab.
Meski fasilitas Danau Bungara Pelempoh Leja masih minim dan akses menuju wisata ini masih sulit karena jalannya belum diaspal, tapi animo masyarakat sangat tinggi untuk berlibur ke Bungara, bahkan mereka rela antrean panjang untuk dapat giliran naik Bungki Pelempoh Leja mengelilingi danau kedua terluas di Aceh ini.
Agus Sambo, pengunjung dari Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam,, mengaku tahu keberadaan Bungara dari sosial media Youtube. Ia menilai Bungara sangat memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan. “Kami tak menyangka ternyata di Singkil ini ada danau yang sangat indah dan luas,” katanya.
Kemudian, Sahrudin Andesta, pengunjung dari Teluk Ambun, Kecamatan Singkil yang sudah beberapa kali mendatangi danau ini mengaku tak pernah bosan, sebab menurutnya suasana di sini sangat sejuk, nyaman, dan adem, apalagi saat menyusuri danau. Namun, Sahrudin berharap kepada Pemkab Aceh Singkil agar segera membangun akses jalan menuju objek wisata ini.
“Potensinya sangat besar, pemkab harus membaca peluang ini. Jalan harus segera diaspal agar pengunjung kian meningkat, sehingga kecamatan ini bisa bertambah maju dan berdampak besar bagi income daerah,” sarannya.
Selain dikenal sebagai nama danau, Danau Bungara juga merupakan nama suatu desa sekaligus ibu kota Kecamatan Kota Baharu yang letaknya 60 km dari ibu Kota Singkil. Bagi para backpacker dan traveler penantang alam liar, wisata ke danau ini layak direkomendasikan sebagai salah satu destinasi yang perlu dicoba. Nah, bagi kalian yang belum ke sini, yuk nikmati panorama keindahan alam Danau Bungara. Rasakan sensasi bersampan saat menyusuri danau. Ayo, tunggu apa lagi?