Luar Negeri
Selain Mewariskan Utang Negara Rp 3.500 Triliun, Najib Razak Juga Disebut Diktator
Najib Razak meninggalkan kepemimpinannya sebagai Perdana Menteri Malaysia dengan mewariskan utang negara mencapai Rp3.500 triliun.
Kapal tersebut sebelumnya di tahan di Bali pada awal tahun 2018 oleh pihak berwenang Indonesia.
Kapal berbendera Cayman Island ini ditangkap pada bulan Februari 2018 atas permintaan pemerintah AS sebagai bagian dari penyelidikan skandar korupsi yang dilucurkan Departemen Kehakiman (DOJ).
Disebut Diktator

(kompas.com)
Pernyataan Yassin menggemakan pernyataan serupa yang dirilis oleh mantan perdana menteri Mahathir Mohamad pada saat itu.
Mahathir, yang telah mengkritik keras Najib selama lebih dari setahun karena tuduhan korupsi yang meluas oleh Najib dan anggota keluarganya, kembali mengecamnya.
Mahathir, seperti Yassin, mengklaim bahwa perdana menteri memimpin Malaysia ke arah kediktatoran.
Najib dilaporkan mengatur putsch intrapartai yang menggulingkan putra Mahathir sebagai kepala menteri negara bagian Kedah pada tahun itu.
Meski begitu, waktu itu baik Mahathir maupun Yassin bukanlah pembawa pesan yang ideal untuk memperingatkan ancaman terhadap kebebasan Malaysia saat itu.
Mahathir dengan jelas memecat wakilnya saat itu, Anwar Ibrahim, pada 1998 setelah Anwar berselisih dengan perdana menteri mengenai kebijakan moneter dan kebutuhan akan kebebasan yang lebih besar di dalam partai yang berkuasa dan di Malaysia pada umumnya.
Mahathir kemudian terus mendominasi pemerintah ketika pihak berwenang mengejar kasus yang sangat meragukan terhadap Anwar untuk sodomi. (*)
• Sempat Berpacu Syahwat, Pasangan Tanpa Ikatan Diringkus Polisi Setelah Gunakan Sabu-sabu
• BPN Aceh Tengah Raih Penghargaan di BPN Aceh Award 100 HK-2
• Anggota Polisi Tebingtinggi Tewas Tembakkan Pistol ke Leher Sendiri, Motifnya Depresi Banyak Utang
Artikel ini sudah tayang di Intisari dengan judul: Selain Mewariskan Utang Negara Rp 3.500 Triliun, Najib Razak Juga Disoroti Gaya Kepemimpinannya yang Diktator, Wakil PM Malaysia: 'Kami Menyaksikan Runtuhnya Demokrasi'