Luar Negeri
Rudal Hantam Kilang Minyak dan Bandara Arab Saudi oleh Houthi di Yaman Berasal dari Iran
Rudal jelajah yang diluncurkan oleh kelompok Syiah, Houthi di Yaman ternyata berasal dari Iran.
SERAMBINEWS.COM, NEW YORK - Rudal jelajah yang diluncurkan oleh kelompok Syiah Houthi di Yaman ternyata berasal dari Iran.
Rudal jelajah itu digunakan dalam beberapa serangan terhadap fasilitas minyak dan bandara internasional Arab Saudi pada 2019 lalu.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres, Kamis t (11/6/2020) mengatakan dalam laporan kepada Dewan Keamanan (DK) PBB.
Sekjen PBB juga mengatakan beberapa item yang dirampas oleh AS dan material terkait serangan November 2019 dan Februari 2020 barang asal Iran.
Beberapa memiliki karakteristik desain yang mirip dengan yang juga diproduksi oleh entitas komersial di Iran, atau memiliki tanda-tanda Farsi, kata Guterres.
Dilansir ArabNews, Jumat (12/6/2020), beberapa rudal dikirim ke Yaman antara Februari 2016 dan April 2018.
Dia mengatakan barang-barang ini mungkin telah ditransfer dengan cara tidak konsisten.
Resolusi Dewan Keamanan 2015 yang mengabadikan kesepakatan Teheran dengan kekuatan dunia untuk mencegahnya mengembangkan senjata nuklir.
Misi Iran untuk PBB di New York tidak segera menanggapi permintaan komentar atas laporan PBB.
Washington mendorong dewan beranggotakan 15 negara untuk memperpanjang embargo senjata terhadap Iran yang akan berakhir Oktober 2020 di bawah kesepakatan nuklir.

• Yaman Diambang Kelaparan: “Maaf, Makanan Anda Harus Dibagi Dua”
• Satu dari Lima Warga Iran Kemungkinan Terinfeksi Virus Corona
• Pasukan Dukungan Arab Saudi dan Uni Emi Emirat Bentrok di Yaman Selatan
Kekuatan veto Dewan Rusia dan Cina telah mengisyaratkan oposisi mereka terhadap langkah tersebut.
Guterres melaporkan dua kali setahun kepada Dewan Keamanan tentang implementasi embargo senjata terhadap Iran dan pembatasan lain yang tetap berlaku setelah kesepakatan.
Gutters mengatakan PBB memeriksa puing-puing senjata yang digunakan dalam serangan terhadap fasilitas minyak Saudi di Afif pada Mei 2019.
Kemudian, di bandara internasional Abha pada Juni dan Agustus 2019
Serta fasilitas minyak Saudi Aramco di Khurais dan Abqaiq pada September 2019.
"PBB menilai rudal jelajah dan / atau bagian-bagiannya yang digunakan dalam empat serangan berasal dari Iran," tulis Guterres.
Guterres juga mengatakan drone yang digunakan dalam serangan Mei dan September 2019 juga dari Iran.
Dia juga mengatakan PBB telah mengamati beberapa barang dalam dua serangan AS.
Barang itu Identik dengan yang ditemukan di puing-puing rudal jelajah dan drone yang digunakan dalam serangan 2019 di Arab Saudi.
Guterres mengatakan belum ada kebijakan Iran untuk mengekspor senjata untuk melanggar embargo senjata dari Dewan Keamanan.
Dewan Keamanan akan membahas laporan Guterres akhir bulan ini.
Duta Besar AS untuk PBB Kelly Craft mengatakan akan mengedarkan rancangan resolusi untuk memperpanjang embargo senjata terhadap Iran segera.
Jika Washington tidak berhasil, dia mengancam akan memicu kembalinya semua sanksi PBB terhadap Iran berdasarkan perjanjian nuklir, meskipun keluar dari perjanjian pada 2018.
Para diplomat mengatakan Washington kemungkinan akan menghadapi pertempuran yang sulit dan berantakan.
Iran telah melanggar bagian dari perjanjian nuklir dalam menanggapi penarikan AS dan penerapan kembali sanksi Washington.
"Saya menyerukan kepada semua Negara Anggota untuk menghindari retorika dan tindakan provokatif yang mungkin berdampak negatif pada stabilitas regional," ujar Guterres.
Sekjen PBB menyampaikan laporan ke DK PP setebal 14 halaman itu.(*)