Berita Aceh Tengah
Anggota DPRK Aceh Tengah Sarankan Sisa Dana Pengadaan 300 Ribu Masker Dialihkan
Besarnya anggaran untuk pengadaan 300 ribu masker kain yang diprogramkan Pemkab Aceh Tengah, dalam upaya percepatan penanganan penyebaran virus...
Penulis: Mahyadi | Editor: Jalimin
Laporan Mahyadi | Aceh Tengah
SERAMBINEWS.COM, TAKENGON – Besarnya anggaran untuk pengadaan 300 ribu masker kain yang diprogramkan Pemkab Aceh Tengah, dalam upaya percepatan penanganan penyebaran virus corona (Covid-19) dinilai sejumlah kalangan terlalu mubajir. Pasalnya, pengadaan 300 ribu masker tersebut, menyedot anggaran hingga Rp 2,1 miliar.
“Mungkin, kalau di awal pandemi masih sangat dibutuhkan pengadaan masker tersebut. Tapi sekarang kan, kondisinya sudah berbeda. Selain Aceh Tengah masuk dalam kategori zona hijau, hampir sebagian masyarakat sudah memiliki masker,” kata salah seorang anggota DPRK Aceh Tengah, Susilawati kepada Serambinews.com, Jumat (12/6/2020).
Diakui Susilawati, penggunaan dana penanganan Covid-19, memang tidak harus persetujuan dari lembaga legislatif. Meski begitu, dewan berhak untuk mengawasi penggunaan anggaran tersebut, sehingga bisa digunakan secara efektif.
“Dari rencana 300 ribu masker, sekitar 200 ribunya, sudah selesai dibuat. Kan ada sisa dananya untuk sekitar 100 ribu masker lagi. Nah, sisanya bisa dialihkan saja untuk yang lain,” saran Susilawati.
Sebagai contoh, lanjutnya, sisa anggaran pengadaan masker tersebut, bisa dialihkan untuk kebutuhan para petugas medis maupun personel lain yang piket di pos-pos pemeriksaan di kawasan perbatasan.
“Bila perlu, uangnya bisa digunakan untuk penanganan sampah yang sampai sekarang masalahnya masih belum selesai. Atau untuk keperluan lain yang lebih bermanfaat,” ujarnya.
Dia sebutkan, sejak awal merebaknya virus corona, berbagai kalangan sudah berpatisifasi mendistribusikan masker kepada masyarakat. Selain itu, jumlah masker yang dibuat oleh Pemkab Aceh Tengah, jauh lebih banyak dibandingkan dengan angka penduduk.
“Jadi saya rasa, tidak perlu lagi dibuat masker. Dananya masih bisa dimanfaatkan untuk yang lain, apalagi anggaran daerah kita kan sangat terbatas,” pungkasnya.
Gemuknya anggaran untuk pembuatan masker ini, selama beberapa hari terakhir menjadi perhatian sejumlah pihak karena dianggap sudah tidak efektif. Bahkan, Koordinator LSM Jaringan Anti Korupsi Gayo (Jang-Ko), Maharadi, menilai anggaran sebesar itu, hanya untuk pembuatan masker berpotensi untuk dikorupsi.
“Ini mudah dikorupsi. Apalagi kondisi seperti ini, penggunaan masker kain, sudah tidak relevan karena banyak pedagang yang menjual masker. Lain, ceritanya di masa awal pandemi (Covid-19) masker sempat langka di pasaran,” ucap Maharadi.(*)
• Polisi Periksa 7 Saksi Terkait Pembakaran Kantor Reje Kute Tanyung, Bukit, Kabupaten Bener Meriah
• Rahasia, Minum Jahe yang Segar dan Menyehatkan, Bisa Cegah Penyakit Jantung