Luar Negeri
Bom Meledak di Masjid Afghanistan saat Shalat Jumat, Imam dan 3 Orang Lainnya Meninggal
Insiden yang terjadi pada Jumat, (12/6/2020) itu telah menewaskan empat orang dan sedikitnya delapan orang dilaporkan alami luka-luka.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Safriadi Syahbuddin
SERAMBINEWS.COM - Sebuah ledakan bom terjadi di Masjid Sher Shah Suri, bagian barat ibukota Kabul saat shalat Jumat berlangsung.
Insiden yang terjadi pada Jumat (12/6/2020) itu telah menewaskan empat orang dan sedikitnya delapan orang dilaporkan alami luka-luka.
"Bahan peledak yang ditempatkan di dalam Masjid Sher Shah Suri meledak saat salat Jumat," demikian pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Dalam Negeri Afghanistan.
Melansir dari Al Jazeera, Sabtu (13/6/2020) dalam pernyataan itu disebutkan bahwa seorang imam shalat Jumat, Azizullah Mofleh menjadi salah satu korban yang tewas dalam ledakan itu.
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Afgahistan, Tariq Arian mengatakan polisi telah menutup daerah itu dan membantu memindahkan korban luka ke ambulans dan rumah sakit terdekat.
• Pesawat Pakistan Jatuh di Permukiman Tewaskan 107 Orang, Warga Dikejutkan Ledakan Dahsyat
• Pakai Taktik Prajuri Serigala, China Bisa Seret Sekutu Dalam Perang Dinginnya dengan AS
• Jokowi Tiba-tiba Panggil Adian Napitupulu ke Istana Negara, Karena Kritik Menteri BUMN Erick Thohir?
Tidak ada kelompok yang segera mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu.
Namun, ISIS bertanggung jawab atas serangan masjid awal bulan ini di negara itu.
Taliban menjauhkan diri
Dalam sebuah postingan media sosial, juru bicara kelompok Taliban, Zabihullah Mujahed, mengatakan serangan ini adalah bagian dari persekongkolan oleh "musuh" pada saat yang krusial ketika pembicaraan damai sedang berlangsung.
Pemerintah Afghanistan menyebut serangan itu sebagai ‘tidak manusiawi’ dan bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam.
• Imam Masjid dan Seorang Lainnya Meninggal dalam Ledakan Bom di Sebuah Masjid Afghanistan
Stefano Pontecorvo, perwakilan sipil senior NATO di Kabul, menekankan para pelaku harus diadili.
"Ketika kita menghadapi peluang historis untuk perdamaian, spoiler tidak bisa dibiarkan mengganggu itu. Kami berdiri dengan #Afghanistan dalam perang melawan teror," katanya di Twitter.
Ledakan pada Jumat kemarin memiliki kesamaan dengan ledakan awal bulan ini.
Ketika sebuah ledakan meledak di sebuah masjid Kabul yang terkenal dan menyebabkan kematian ulama Afghanistan terkenal yakni, Mullah Mohammad Ayaz Niazi.

"Dalam serangan ini, imam tampaknya menjadi sasaran, bukan orang banyak. Mereka adalah para imam yang telah mendukung proses perdamaian dengan gerakan Taliban," kata Wardak.
• Badan Intelijen Irak Berhasil Menangkap Orang Penting di ISIS
"Aspek politik juga memungkinkan terjadinya serangan ini, bahwa ada perusak perdamaian yang berusaha menyampaikan pesan bahwa perdamaian dengan Taliban tidak akan menghapus kekerasan di negara itu karena masih ada ISIS," katanya.
Kekerasan telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir di Afghanistan, dengan sebagian besar serangan diklaim oleh kelompok afiliasi ISIS.
Amerika Serikat menyalahkan kelompok bersenjata itu atas serangan mengerikan bulan lalu di sebuah rumah sakit bersalin di ibu kota Afghanistan.
Dalam serangan itu menewaskan 24 orang, termasuk dua bayi yang baru lahir dan beberapa orang lainnya.
Kelompok afiliasi ISIS juga bertanggung jawab atas serangan terhadap sebuah bus yang membawa wartawan di Kabul pada 30 Mei lalu yang menewaskan dua orang.
• 13 Orang Meninggal dalam Serangan Brutal di Dua Masjid Afghanistan Saat Berbuka Puasa
Pihaknya juga mengklaim atas serangan pemakaman bulan lalu yang menewaskan 35 orang.
Sementara itu, AS berusaha menengahi pembicaraan damai antara pemerintah Afghanistan dan Taliban untuk mengakhiri perang selama 18 tahun.
Utusan perdamaian Washington, Zalmay Khalilzad berada di wilayah itu awal pekan ini mencoba untuk menyadarkan kembali perjanjian perdamaian AS dengan Taliban.
Kesepakatan damai yang ditandatangani Februari lalu menyerukan penarikan pasukan AS dan NATO dari Afghanistan dengan imbalan komitmen Taliban untuk tidak melancarkan serangan terhadap AS atau sekutunya. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)