Luar Negeri
Rahul Gandhi Tuduh Pemerintah India 'Tidur Nyenyak' , Rahang Tentara Jadi Korban
Pemimpin Kongres India, Rahul Gandhi, Jumat (19/6/2020) mengkritik pemerintah. Dia menyatakan pemerintah India "tidur nyenyak", dan harus dibayar
SERAMBINEWS.COM, NEW DELHI - Pemimpin Kongres India, Rahul Gandhi, Jumat (19/6/2020) mengkritik pemerintah.
Dia menyatakan pemerintah India "tidur nyenyak", dan harus dibayar mahal oleh rahang para tentara India
Rahul menjelaskan sudah jelas serangan terhadap personil Angkatan Darat India oleh pasukan China di Lembah Galwan sudah direncanakan sebelumnya.
Dia menyatakan Menteri Pertahanan, Shripad Naik tidak bergerak cepat dalam menanggapi aksi cepat tentara China di Lembah Galwan.
“Ini masalah keamanan nasional dan tidak akan ada kompromi."
"Kami tidak akan membiarkan orang lain mengambil tanah kami," kata Rahul kepada kantor Berita India, ANI, Jumat (19/6/2020).
Dikatakan, diamemberi penghargaan kepada kepada semua rahang yang kehilangan nyawa.
"Bangsa ini bangga pada mereka yang telah melakukan pengorbanan tertinggi dan tidak akan sia-sia," tambahnya.
"Itu sudah direncanakan sebelumnya oleh China dan pasukan India akan memberikan jawaban yang sesuai," ujarya.
"Kami sedang dalam pembicaraan dengan para pejabat China." katanya.
• China Bangun Bendungan Raksasa, Tutup Aliran Sungai Galwan ke India
• Kepala Staf Angkatan Udara Kunjungi Garis Perang, India Kerahkan Jet Tempur
• India Putuskan Hubungan dengan Perusahaan Kereta Api dan Telekomunikasi China
Dia mengatakan tentara dari kedua belah pihak memiliki demarkasi 2,5 km.
"Sangat menyedihkan Tiongkok telah menyerang tentara kami di wilayah kami sendiri dan tentara mereka juga terbunuh," tambahnya.
Serangan Rahul Gandhi terjadi beberapa jam sebelum pertemuan semua partai, yang dipimpin Perdana Menteri Narendra Modi, Jumat (19/6/2020)
Pertemuan itu untuk membahas situasi di sepanjang perbatasan India-China.
Dia dalam sebuah pesan video, mengatakan China melakukan kesalahan besar dengan membunuh tentara India yang tidak bersenjata.
"Aku ingin bertanya siapa yang mengirim mereka tanpa senjata."
"Siapa yang harus bertanggung jawab?" tanya Rahul Gandhi.
Dalam konfrontasi militer terbesar itu, 20 personil Tentara India menjadi martir dalam bentrokan dengan pasukan China.(*)