Luar Negeri

Menhan India Kunjungi Rusia, Minta Pengiriman Sistim Pertahanan Udara Canggih S-400

Menteri Pertahanan (Menhan) India, Rajnath Singh melakukan kunjungan resmi ke Rusia. Direncanakan, Menhan India berada di negeri 'Beruang Merah' itu

Editor: M Nur Pakar
InternationalInsider
Sistem pertahanan udara canggih Rusia, Rudal S-400 

SERAMBINEWS.COM, NEW DELHI - Menteri Pertahanan (Menhan) India, Rajnath Singh melakukan kunjungan resmi ke Rusia.

Direncanakan, Menhan India berada di negeri 'Beruang Merah' itu selama tiga hari.

Kunjungan itu terkait ketegangan antara India dan China di perbatasan Lembah Galwan, Garis Kontrol Perbatasan (LAC).

Dalam insiden mematikan tersebut, 20 tentara India tewas dibantai tentara China dengan senjata batang besi bertabur paku.

Menhan Rajnath Singh meminta Rusia mempercepat pengiriman sistem pertahanan udara canggih, rudal S-400 ke India.

Dilansir TimesNowNews, Senin (22/6/2020), Menhan India ingin memaparkan intervensi China atas wilayahnya atas garis kontrol yang sebenarnya.

Dia terbang ke Moskow pada Minggu (21/6/2020) untuk melakukan pertemuan dengan negara-negara lain.

Pada 23 Juni, Menhan India mengadakan pertemuan triparti, Rusia-India-China.

Menteri Luar Negeri India, S Jaishankar juga akan hadir bersama Menteri Luar Negeri Tiongkok dan Menteri Luar Negeri Rusia.

Rencana India itu tidak terlepas dari dekatnya hubungan Rusia dengan China dalam menghadang negara adikuasa Amerika Serikat.

Diperkirkan, pertemuan itu akan berlangsung lebih sportif dan diharapkan semua pihak sepakat untuk menentukan garis perbatasan.

India Hapus Seluruh Aplikasi China dari Ponsel

Rahul Gandhi Tuduh Pemerintah India Tidur Nyenyak , Rahang Tentara Jadi Korban

India Putuskan Hubungan dengan Perusahaan Kereta Api dan Telekomunikasi China

India juga akan menyorot pembangunan bendugan raksasa di Lembah Galwan untuk memotong aliran air sungai ke India.

Karena kemampuannya, beberapa negara termasuk China, Arab Saudi, Turki , India, dan Qatar telah menyatakan keinginan untuk rudal sistem S-400.

China menjadi pembeli pertama yang menyegel kesepakatan dengan Rusia pada 2014.

Ini adalah empat alasan mengapa Cina ingin membeli sistem pertahanan rudal S-400 Rusia.

Radar S-400 dan sensor, serta misilnya, dapat mencakup area yang luas.

Radar mampu menjangkau 600 km untuk pengawasan, dan rudalnya memiliki jangkauan hingga 400 km.

Rudal Rusia itu juga mampu mencegat rudal balistik pada kisaran yang lebih besar.

Pasukan Roket Tentara Rakyat Tiongkok (PLA) menguji rudal S-400 pertama kali pada 2018.

Menembak jatuh target balistik yang disimulasikan sekitar 250 km jauhnya dan bergerak dengan kecepatan supersonik 3 km per detik.

Sistem pertahanan rudal S-400

Kecepakatan maksimum target: 4.8km per detik.

Rentang operasional sampai 400 km

Sistem bimbingan, Radar Aktif.

Rudal mampu terbang setinggi 185 km.

Terdapat elapan peluncur dengan 32 rudal dan pos C2 seluler.

Hulu ledak ledakan yang dapat diarahkan

Rudal pembunuh tersembunyi

S-400, merupakan pertahanan rudal yang tepat yang dapat melacak secara bersamaan sejumlah besar target, termasuk target tersembunyi.

S-400 dan S-500 yang akan datang hadir dengan sistem yang dirancang untuk mendeteksi dan melacak keberadaan pesawat.

Bahkan yang terbang rendah seperti jet tempur F-22 dan F-35 milik AS.

S-400 menjadi salah satu sistem pertahanan udara paling canggih setara dengan Barat," kata Siemon Wezeman, peneliti senior di Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI).

Mengapa India menginginkan sistem pertahanan rudal S-400 Rusia?

Para ahli percaya pertahanan udara S-400 masih akan berjuang untuk menjangkau pesawat siluman generasi kelima.

Seperti Lockheed Martin F-22 Raptor atau F-35 Joint Strike Fighter milik AS.

"Cukup jelas bagaimana Rusia berusaha mengatasi masalah tersembunyi," kata Mike Kofman, seorang ilmuwan militer Rusia di CNA Corporation.

Sistem rudal satu ukuran untuk semua.

S-400 menjadi sistem rudal satu ukuran untuk semua.

Dapat dikonfigurasi dengan sistem senjata jarak jauh, semi jarak jauh, menengah, bahkan jarak pendek.

Tergantung pada bagaimana pengguna individu ingin mengkonfigurasi S-400.

Sedangkan Cina memiliki sistem pertahanan udara Hongqi-9 (HQ-9) sendiri, biaya produksinya masih lebih tinggi dari S-400.

S-400 melaporkan dibandrol 300 juta dolar AS atau Rp 4,2 triliun per unit.

Terdiri dari 9 peluncur, 120 rudal, kendaraan komando dan pendukung.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved