Berita Pidie
Pidie Jadwalkan Sekolah Dimulai 13 Juli, Skema Cara Belajar Diatur per Shift Masuk Kelas
Dia mencontohkan jumlah kedatangan murid semisal di satu kelas 40 orang maka belajar dibagi shift.
Penulis: Nur Nihayati | Editor: Nur Nihayati
Dia mencontohkan jumlah kedatangan murid semisal di satu kelas 40 orang maka belajar dibagi shift.
Laporan Nur Nihayati | Pidie
SERAMBINEWS.COM - Pemerintah Pidie menjadwalkan sekolah tahun ajaran baru dimulai pada 13 Juli 2020.
Tapi jadwal itu hanya untuk sekolah tingkat SD, SMP dan SMA.
Sedangkan tingkat sekolah lain (TK, PAUD) belum diputuskan.
Selanjutnya sekolah tatap muka di tengah pandemi covid-19 tetap menerapkan protokol kesehatan.
Pertama protokol kesehatan di sekolah salah satunya tempat cuci tangan, memakai masker, jaga jarak.
Selanjutnya jumlah kedatangan murid diatur tidak dalam jumlah ramai.
Hal itu dikatakan Wakil Ketua Harian Penanganan Covid-19 di Pidie yang juga Sekda Pidie, H Idhami MSi kepada Serambinews.com, Rabu (24/6/2020).
Dia mencontohkan jumlah kedatangan murid semisal di satu kelas 40 orang maka belajar dibagi shift.
"Ada yang belajar dari pukul sekian ke sekian. diatur per 10 orang atau 15 orang, pokoknya disesuaikan," kata Idhami yang juga mantan Kadis Pendidikan Pidie.
• Ini Daerah di Indonesia dengan Rasio Kematian Covid-19 Tertinggi, Jawa Timur Dekati DKI Jakarta
• Bertambah Satu Lagi Warga Aceh Positif Corona, Berasal dari Banda Aceh
• Viral, Dua Anak Yatim Indonesia Dijuluki Google Alquran’ karena Hafal 30 Juz Serta Terjemahannya
Ia mengaku saat ini sekolah sedang mempersiapkan segala fasilitas terkait pembelajaran di tengah covid-19.
Diharapkan sekolah tatap muka bisa jalan pada waktu ditentukan itu.
Wakil ketua harian covid-19 di Pidie mengaku, saat ini Pidie masih kategori zona kuning.
Artinya masih dalam persiapan memasuki new normal. "Ya kita berharap masa ini cepat berlalu sehingga menjadi normal kembali," ujarnya.
Untuk itu diimbau masyarakat senantiasa mematuhi protokol kesehatan saat keluar rumah.
Jika tidak perlu sebaiknya tetap di rumah saja sebagaimana disarankan pemerintah.
Sementara dikutip dari Pos-Kupang dengan judul Menteri Nadiem Makarim Siap Umumkan Mekanisme Belajar di Tahun Ajaran Baru, Batal Dimulai 13 Juli,
Kemendikbud merekomendasikan bahwa tahun ajaran baru 2020/2020 akan dimulai pada 13 Juli 2020.
Namun, ketika tahun ajaran baru itu mulai dilaksanakan, para siswa kemungkinan hanya belajar 4 jam di sekolah.
Dan, jam istirahat ditiadakan.
Jadi, kegiatan belajar mengajar di sekolah itu akan berlangsung tanpa jam istirahat.
Ide tersebut merupakan rekomendasi dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) dalam perumusan protokol new normal di sekolah.
"Namun yang sedang kami rekomendasikan adalah menghilangkan jam istirahat dan memperpendek jam pelajaran, yang sedang didiskusikan masuk 4 jam sehari tanpa jam istirahat," kata Asisten Deputi, Perlindungan Anak dalam Situasi Darurat dan Pornografi, Kemen PPPA, Ciput Eka Purwianti dalam webinar, Kamis (28/05/2020).
Hal tersebut bertujuan mencegah kepadatan anak-anak saat masuk dan keluar sekolah secara bersamaan.
Rekomendasi lainnya yakni jam masuk dan pulang antar kelas yang diberlakukan berbeda supaya anak-anak tidak berkerumun saat tiba di gerbang sekolah serta saat akan pulang.
Berkaca dari pengalaman Australia yang sudah mulai menyekolahkan siswa-siswi mereka, kata dia, saat ini tidak semua kelas langsung kembali bersekolah.
"Mereka hanya dua kelas dulu untuk uji coba, termasuk menyiapkan siswa, guru, tenaga pendidik dengan new normal ini," kata dia.
"Kalau di Indonesia saya pikir bisa disiasati dengan diberi jeda masuknya, satu jam. Jadi masuk dan pulang tidak bersamaan sehingga tidak bertumpuk saat keluar masuk gerbang," kata dia.
Selain itu, fasilitas untuk mencuci tangan dengan sabun juga harus diperbanyak oleh sekolah agar tidak terjadi antrean anak-anak yang akan mencuci tangan.
Tahun Ajaran Baru 2020/2021
Sementara itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menegaskan tahun ajaran baru 2020/2021 akan tetap dimulai pada tanggal 13 Juli 2020.
Hal itu disampaikan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen PAUD, Pendidikan Dasar dan Menengah, Dikdasmen, Kemendikbud, Hamid Muhammad menepis adanya permintaan pengunduran tahun ajaran baru 2020/2021 ke bulan Januari 2021.
"Kenapa Juli? Memang kalender pendidikan kita dimulai minggu ketiga bulan Juli dan berakhir Juni. Itu setiap tahun begitu," kata Hamid dalam telekonferensi di Jakarta, Kamis (28/05/2020).
Hamid mengatakan keputusan tak memundurkan tahun ajaran baru 2020/2021 ditandai dengan adanya Penerimaan Peserta Didik Baru (PPBD) 2020.
Menurutnya, ada beberapa hal yang mesti disinkronisasi bila memundurkan tahun ajaran baru 2020/2021.
"Kelulusan SMA SMP sudah diumumkan. Artinya sudah lulus, kalau diperpanjang, ini mau dikemanakan (lulusannya). di perguruan tinggi sudah melakukan seleksi seperti SNMPTN, ada juga SBMPTN, ini harus sinkron," kata Hamid.
Hamid menambahkan, fleksibilitas jadwal tahun ajaran baru diserahkan kepada pemerintah daerah. Jadwal dimulainya bisa lebih cepat atau lambat dari tanggal 13 Juli 2020 tergantung setiap provinsi.
"Secara garis besar tanggal 13 Juli itu semuanya (tahun ajaran baru). Tanggal dimulainya ajaran baru, itu berbeda dengan kegiatan belajar mengajar tatap muka. Ini kadang-kadang rancu. Tahun ajaran baru jadi (dianggap) membuka sekolah. Tanggal 13 Juli, itu dimulainya tahun ajaran baru 2020/2021," tambah Hamid.
Menurutnya, dimulainya tahun ajaran baru tanggal 13 Juli 2020 bukan berarti siswa belajar di sekolah. Keputusan belajar di sekolah akan terus dikaji berdasarkan rekomendasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.ohon bersabar. yang disampaikan Menteri (Nadiem) itu betul, boleh atau tidaknya (buka sekolah) menunggu gugus tugas," kata Hamid.