Luar Negeri
Mahathir Mohamad Sebut PM Malaysia Muhyiddin Yassin Pengkhianat, Tak Mau Bekerja Sama Lagi
Tapi, dia kecewa setelah Muhyiddin Yassin, yang menjadi PM Malaysia pada 1 Maret, memilih untuk bekerja sama dengan pihak yang mereka kalahkan.
SERAMBINEWS.COM, KUALA LUMPUR - Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad menyatakan penerusnya, Muhyiddin Yassin, adalah seorang pengkhianat dan dia ogah bekerja sama.
Dalam tulisan di blognya, Mahathir mengungkapkan dia membentuk Partai Bersatu bersama Muhyiddin dan masuk koalisi Pakatan Harapan untuk mengalakhkan Najib Razak.
Tapi, dia kecewa setelah Muhyiddin Yassin, yang menjadi PM Malaysia pada 1 Maret, memilih untuk bekerja sama dengan pihak yang mereka kalahkan.
Dalam aliansi Perikatan Nasional, terdapat Organisasi Nasional Malay Bersatu (UMNO), partai pimpinan Najib yang dikalahkan di pemilu 2018.
Mahathir dilansir Malay Mail Kamis (25/6/2020) mengatakan, melihat Muhyiddin bekerja dengan UMNO membuatnya tidak bisa menerima.
"Bagi saya, ini adalah pengkhianatan terhadap rakyat, pengkhianatan juga bagi mitra di Pakatan yang bekerja untuk mencapai tujuan kami," jelasnya.
Mahathir Mohamad menuturkan tanpa Pakatan, Muhyiddin tidak akan bisa membentuk "pemerintahan pintu belakang" dan jadi PM Negeri "Jiran".
Politisi berjuluk Dr M tersebut mengaku harus menyuarakannya setelah muncul seruan agar dia bereuni saja dengan Muhyiddin.
Mahathir berujar, dia mendapat nasihat agar mengesampingkan perselisihannya dengan Muhyiddin dan memberikan dukungan kepadanya.
Dia menyatakan, sejarah akan mengingat Muhyiddin sebagai pengkhianat yang sempat mendukung Pakatan harus di pemilu 2018.
Mantan PM berusia 94 tahun itu kemudian memprediksi dalam pemilu selanjutnya, Bersatu yang dia dirikan akan kalah oleh UMNO.
Dia mengatakan, Bersatu akan berjibaku tanpa sokongan Pakatan, dengan Muhyiddin dan seluruh kader dari partainya bakal menelan kekalahan.
Dr M menyindir Muhyiddin yang begitu ingin mencegah Najib, namun pada akhirnya berusaha membebaskan anggota parlemen dari Pekan tersebut.
Dia berseloroh sang PM kini bekerja tak kenal lelah untuk memastikan Najib Razak bebas dari tuduhan skandal korupsi 1Malaysia Development Berhad (1MDB).
Jika bebas, Najib bisa mempersiapkan diri menghadapi pemilu selanjutnya. Pada saat itulah, jasa Muhyiddin tidak akan lagi dipakai.
Mahathir Juga Tolak Bekerja Sama Lagi dengan Anwar Ibrahim
Hubungan dua politisi senior Malaysia mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad dan Pemimpin Oposisi Anwar Ibrahim semakin panas.
Mahathir bereaksi keras setelah Anwar dan partai pimpinannya Partai Keadilan Rakyat (PKR) menolak proposal koalisi oposisi Pakatan Harapan (PH) mencalonkan Mahathir untuk ketiga kalinya sebagai orang nomor satu di negeri “Jiran”.
“Saya tidak akan bekerja sama lagi dengan Anwar karena dia tidak ingin bekerja sama dengan saya. Saya harus mencari opsi lain untuk menjabat kembali sebagai PM. Pastinya ada jalan lain.” ucap Dr M, panggilan akrabnya ketika diwawancarai Sin Chew Daily, Selasa (23/06/2020).
Mahathir mengkritik pedas keputusan Anwar yang menurutnya tidak tepat.
“Anwar sudah sangat lama menjadi oposisi. Sebelum saya bergabung dengan koalisinya, terbukti mereka gagal pada pemilu 2008 dan 2013. Mereka tidak dapat menang.”
“Ketika saya bergabung, Pakatan mendapat dukungan yang signifikan dari suku Melayu dan berhasil menang.”
Mahathir merujuk perannya telah berhasil menggiring warga suku Melayu untuk memilih Pakatan Harapan pada pemilu 2018 lalu.
Politisi yang akan berusia 95 tahun pada 10 Juli mendatang itu menegaskan Pakatan jelas memerlukan suara suku Melayu.
“Suku Melayu tidak akan memberikan suara mereka kepada partai multi-rasial, mereka hanya akan memilih partai Melayu, salah satunya melalui partai saya Bersatu.” tukas Mahathir.
Mentoknya Rencana “Kudeta” Mahathir
Ketidakharmonisan Mahathir dan Anwar tidak terlepas dari perebutan kursi calon PM Pakatan antara dua musuh bebuyutan politik itu.
Mahathir bersikukuh agar Pakatan mencalonkan dirinya untuk memuluskan upaya mengudeta pemerintahan Perikatan Nasional Perdana Menteri Muhyiddin Yassin melalui mosi tidak percaya, yang dijadwalkan ketika parlemen kembali bersidang Juli.
Suami Siti Hasmah itu bahkan berjanji akan menandatangani perjanjian hitam putih hanya menjabat sebagai 6 bulan sebelum menyerahkan kekuasaan kepada Anwar.
Dia juga akan mengangkat Anwar sebagai Deputi Perdana Menteri.
Anwar berbeda pendapat.
Dia mengisyaratkan sudah waktunya Mahathir move on dan menilai dirinya sebagai calon PM yang tepat mewakili Pakatan.
Dalam wawancara dengan jurnalis Channel News Asia Melissa Goh, politisi berusia 72 tahun itu menyatakan transisi pendek akan membuat tugas PM Malaysia tak efektif.
Anwar menjelaskan ketika transisi itu diterapkan, setelah dua bulan publik akan bertanya kembali kapan Mahathir memenuhi janjinya atau apa yang terjadi kemudian.
"Apakah engkau akan punya kabinet yang sama ataukah berubah?
Enam bulan itu Anda tidak bisa fokus mereformasi semuanya," jelasnya.
Anggota parlemen dari Port Dickson itu jika terpilih sebagai PM berencana menawarkan kursi Menteri Senior atau Menteri Mentor kepada Mahathir.
Namun, Mahathir menyatakan akan menolak tawaran tersebut.
Mahathir menegaskan dia ingin jadi PM Malaysia untuk ketiga kalinya demi "memperbaiki" dugaan korupsi dari ketidakbecusan pemerintahan Muhyiddin dan pendahulunya Najib Razak.
• Datuk Mansyur Bertemu Pihak Kedubes RI di Kuala Lumpur, Bahas Pemulangan Warga Aceh di Malaysia
• Pratu Makbul Prajurit TNI yang Terluka Akibat Serangan Kelompok Bersenjata di Kongo Masih Dirawat
• Puluhan Pengguna Jalan Terjaring Razia Masker di Simpang Lima, Ini Permintaan Petugas
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Diminta Reuni dengan PM Malaysia, Mahathir Ogah Bekerja dengan Pengkhianat",