Berita Banda Aceh
Temui Komisi VI DPRA, PII Aceh Sampaikan Masalah Pendidikan ke DPRA
PW-PII datang menemui Ketua dan Anggota Komisi VI DPRA bersama pengurus Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KB PII) Aceh.
Penulis: Jamaluddin | Editor: Jamaluddin
“Pelaksanaan pendidikan di Aceh seyogyanya mendapat kekhususan dalam hal kurikulum, sehingga grand desain kurikulum itu mengakomodir nilai keacehan dan nilai strategis terhadap penanaman karakter atau moral siswa,” ungkap Muhardi.
Laporan Jamaluddin I Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Ketua Umum Pengurus Wilayah Pelajar Islam Indonesia (PW PII) Aceh, Muhardi Siddik JB, menyampaikan, beberapa hal terkait masalah pendidikan di Aceh saat ini berada dalam kondisi yang sangat disayangkan dan miris.
Sebab, menurutnya, hal itu terjadi akibat regulasi yang sudah ada namun tidak dijalankan secara efektif dan komprehensif.
• Hasil Rapid Test Pria Berusia 36 Tahun Reaktif, Ini yang Dilakukan Gugus Tugas Covid-19 Aceh Jaya
• Liga 3 2020 Dipastikan Bergulir, PSSI Sediakan Dua Tiket Promosi ke Liga 2
• Warga Takut Lintasi Jalan Lintas Pusu Ingin Jaya-Ladang Panah, Ternyata Pernah Kepergok Hewan Ini
Hal tersebut disampaikan Muhardi dalam pertemuan dengan Komisi VI DPRA di ruang komisi itu, Rabu (24/6/2020).
PW-PII datang menemui Ketua dan Anggota Komisi VI DPRA bersama pengurus Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KB PII) Aceh.
Dalam kunjungan tersebut, pengurus PW PII dan KB PII Aceh menyampaikan masukannya tentang masalah pendidikan dan kebudayaan di Aceh.
• 97 Orang Meninggal, 29 Rumah Hancur, Kini Terungkap Penyebab Kecelakaan Pesawat Pakistan
• Ekonomi Melemah Saat Covid-19, Wali Santri Curhat Biaya Mondok
• Kasus Virus Corona Dunia Masuki Level Tertinggi
Dari PW PII Aceh, hadir Ketua Umum Muhardi Siddik JB, Sekretaris Umum, Amsal, serta dua pengurus yaitu Zikrullah dan Fitra Al Mukarram.
Sementara dari KB PII Aceh, hadir Ketua Umum Tgk Muhammad Yus serta beberapa pengurus seperti M Hasanji, Zulkifli M Ali, dan Ilham Yacob.
Kedatangan mereka direima Ketua Komisi VI DPRA, Tgk Irawan Abdullah, bersama sejumlah anggotanya.
“Pelaksanaan pendidikan di Aceh seyogyanya mendapat kekhususan dalam hal kurikulum, sehingga grand desain kurikulum itu mengakomodir nilai keacehan dan nilai strategis terhadap penanaman karakter atau moral siswa,” ungkap Muhardi.
• Shin Tae-yong Minta Bertemu Ketua Umum PSSI, Begini Komentar Plt Sekjen Yunus Nusi
• Arab Saudi Berhasil Pulihkan 112.797 Pasien Virus Corona dari Total Korban 167.919 Orang
• RSJ Banda Aceh Jemput 8 Warga Gangguan Jiwa di Nagan Raya, Dua yang Sudah Sembuh Dikembalikan
Mantan Ketua Umum PD PII Langsa itu juga mengungkapkan, pada beberapa tempat di Aceh, tenaga pengajar membuat tugas untuk siswa dari hasil copy paste di internet.
Sehingga, sambungnya, hal itu membuat siswa dengan mudah mendapatkan kunci jawaban dari bank soal yang ada di internet tersebut.
Kondisi ini, kata Muhardi, menjadikan siswa malas serta tidak lagi berpikir cerdas dan kompetitif dalam proses pembelajaran.
Padahal, menurutnya, tingkat kompetitif pelajar yang ada di Aceh sangat tinggi bila dibanding dengan provinsi lain.