Berita Aceh Tengah
Jelang New Normal, Pemkab Aceh Tengah Tetap Perketat Penjagaan di Pintu Masuk
“Protokol kesehatan, harus diterapkan seperti biasa. Kalau ada orang masuk, tujuan tidak jelas dan tidak mau dikarantina, usir saja,” tegasnya.
Penulis: Mahyadi | Editor: Nurul Hayati
“Protokol kesehatan, harus diterapkan seperti biasa. Kalau ada orang masuk, tujuan tidak jelas dan tidak mau dikarantina, usir saja,” tegasnya.
Laporan Mahyadi | Aceh Tengah
SERAMBINEWS.COM, TAKENGON – Seiring dengan adanya wacana penerapan new normal atau tatanan baru menghadapi pandemi virus corona (Covid-19), Pemkab Aceh Tengah, tetap akan memperketat penjagaan di empat pintu masuk ke kabupaten tersebut.
Upaya ini, untuk menghindari munculnya kasus baru lantaran adanya wacana penerapan new normal.
Hal itu, ditegaskan oleh Bupati Aceh Tengah, Shabela Abubakar selaku Ketua Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Aceh Tengah pada temu pers yang berlangsung di Gedung Ummi, Pendopo Bupati, Kamis (25/6/2020) malam.
“Bila perlu, petugas di pintu masuk, akan kita tambah. Bukan justru dikurangi,” tegas Shabela Abubakar.
Menurut Shabela, penjagaan di pintu masuk tidak boleh kendor karena adanya penerapan new normal, tetapi harus diperketat.
Termasuk, para petugas yang ada di pos-pos pintu masuk harus bisa bersikap tegas bagi para pendatang maupun warga yang bepergian.
• Lebih Irit Dibanding Sistem Konvensional, Aceh Tamiang Berhasil Kembangkan Bawang TSS
“Protokol kesehatan, harus diterapkan seperti biasa. Kalau ada orang masuk, tujuan tidak jelas dan tidak mau dikarantina, usir saja,” tegasnya.
Upaya ini, lanjutnya, untuk menghindari penyebaran virus corona masuk ke Kabupaten Aceh Tengah.
Karena tidak tertutup kemungkinan bila lalai, status daerah hijau akan berubah menjadi daerah kuning, bahkan berpeluang menjadi zona merah.
“Saya minta, di setiap pos penjagaan pintu masuk, harus ada satu orang dokter untuk ikut berjaga. Selama ini, hanya mantri yang ditempatkan ke sana,” sebut Shabela.
Dia mengakui, anggaran untuk percepatanan penanganan Covid-19, semakin menipis.
Dari dana tersedia sebesar Rp 30 miliar yang digelontorkan, hanya tersisa sekitar Rp 10 miliar.
Sisa dana tersebut, diperkirakan tidak mencukupi untuk penanganan penyebaran virus corona yang belum diketahui kapan berakhirnya.
• AS Siap Gagalkan Rencana Ekspansi China di India, Vietnam, Malaysia, Filipina dan Indonesia