Luar Negeri
India Hapus TikTok dan Blokir 58 Aplikasi Lain Buatan China di PlayStore, Khawatir Terancam Keamanan
Bukan main-main, pada Selasa (30/6/2020) pagi, TikTok dikabarkan sudah dihapus dalam google playstore maupun Apple App Store
Penulis: Yeni Hardika | Editor: Mursal Ismail
Bukan main-main, pada Selasa (30/6/2020) pagi, TikTok dikabarkan sudah dihapus dalam google playstore maupun Apple App Store
SERAMBINEWS.COM - Ketegangan diplomatik antar dua negara, India vs China semakin meluas dan mempengaruhi ke sektor bisnis.
Baru-baru ini, pemerintah India telah melarang sebanyak 59 aplikasi buatan Cina di negaranya, salah satunya TikTok.
Bukan main-main, pada Selasa (30/6/2020) pagi, TikTok dikabarkan sudah dihapus dalam google playstore maupun Apple App Store.
Hal ini sebagaimana laporan The Times of India, Selasa (30/6/2020).
Disebutkan, langkah ini diambil oleh pemerintah sebagai upaya mereka untuk mencegah pengguna media sosial (medsos) mengunduh aplikasi tersebut.
Hingga Selasa pagi, pencarian aplikasi TikTok tidak lagi menemukan hasil di dua jenis store tersebut.
Namun, baik dari Google atau Apple sejauh ini belum mengeluarkan statmen resmi apapun terkait dengan penghapusan TikTok.
• Tak Mau Kalah, Cina Datangkan Pelatih Bela Diri ke Perbatasan Usai Bentrok dengan India
Perdana menteri (PM) India, Narendra Modi telah memblokir TikTok dan 58 aplikasi buatan China lainnya di negara tersebut.
Termasuk aplikasi populer seperti UcBrowser, Shareit, WeChat dan Cam Scanner.
Beberapa aplikasi buatan China ini dianggap dapat menimbulkan ancaman terhadap kedaulatan dan integritas dalam indikasi terbaru meningkatnya ketegangan antara kedua negara.
Kementerian Elektronika dan Teknologi Informasi India mengatakan dalam sebuah pernyataan, Senin (29/6/2020), pihaknya telah menerima banyak keluhan tentang penyalahgunaan dan transmisi data pengguna oleh beberapa aplikasi seluler ke server di luar India.
"Kompilasi data-data ini, penambangannya dan pembuatan profil oleh elemen-elemen yang memusuhi keamanan dan pertahanan nasional India, yang pada akhirnya berdampak pada kedaulatan dan integritas India, adalah masalah yang sangat dalam dan perhatian segera yang memerlukan tindakan darurat," kata Kementerian Elektronika dan Teknologi Informasi India, dikutip dari CNN Business.
Dikutip dari CNN Business, pernyataan Pemerintah India tidak menyebut nama China dalam hal larangan terhadap aplikasi buatan mereka.
• Bukan Cuma India, China Juga Punya Sengketa Perbatasan Dengan Belasan Negara
Larangan itu muncul ketika ketegangan militer antara kedua negara terus meningkat, menyusul bentrokan perbatasan yang mematikan awal bulan ini hingga menewaskan sedikitnya 20 tentara India.
Sejak itu, banyak orang India menyerukan pemboikotan barang dan jasa China, terutama dari industri teknologi yang didominasi oleh buatan China.
"Ada paduan suara yang kuat di ruang publik untuk mengambil tindakan tegas terhadap aplikasi yang merusak kedaulatan India serta privasi warga negara kami," kata pemerintah.
Aplikasi China populer lainnya yang masuk dalam daftar larangan termasuk permainan video Clash of King dan jejaring sosial Weibo.
TikTok, platform video yang sangat populer milik raksasa teknologi China Bytedance, diperkirakan memiliki 120 juta pengguna di India.
Perkiraan data ini menjadikan negara bollywood tersebut sebagai salah satu pasar terbesar pengguna aplikasi TikTok.
• Produsen Mobil Tata Motors India Segera Cari Mitra Selain China
Juru bicara TikTok, dalam sebuah pernyataan mengatakan adalah suatu kepentingan membangun tim manajemen lokal di negara-negara seperti India, untuk kesuksesan global platform sosial tersebut.
"Tim ByteDance dari sekitar 2.000 karyawan di India berkomitmen untuk bekerja dengan pemerintah untuk menunjukkan dedikasi kami terhadap keamanan pengguna dan komitmen kami untuk negara secara keseluruhan," kata juru bicara TikTok.
Ini bukan pertama kalinya TikTok mengalami masalah dengan pemerintah India.
Aplikasi itu secara singkat sempat diblokir di India pada tahun lalu.
Pemblokiran ini dilakukan setelah pengadilan memutuskan bahwa platform sosial tersebut dapat mengekspos anak-anak terhadap predator seksual, pornografi, dan cyberbullying.
Aplikasi ini diaktifkan kembali seminggu kemudian setelah berhasil mengajukan banding atas keputusan pengadilan.
• China Menjadi Ancaman Nyata India di Lembah Galwan, Tentara Tiongkok Terus Bergerak Maju
China mendominasi pasar internet besar di India.
Bahkan menjadi terbesar kedua di dunia, dengan hampir 600 juta pengguna , baik dalam perangkat keras maupun perangkat lunak.
Perusahaan China seperti Xiaomi, Oppo, Vivo, dan OnePlus menguasai lebih dari setengah pasar ponsel pintar India, menurut angka industri.
Raksasa teknologi China Alibaba (BABA) dan Tencent (TCEHY) adalah investor utama di beberapa perusahaan startup paling berharga di negara itu.
Meski demikian, larangan itu akan menjadi pukulan bagi industri aplikasi China yang kehilangan basis instalasi yang kuat di luar negara asalnya, menurut perusahaan riset Canalys. (Serambinews.com/Yeni Hardika)