Viral Medsos
Pilu, Anak Menyusul Meninggal Dunia Satu Jam Setelah Jadi Orang Pertama Turun ke Liang Lahat Ibunya
Sebatang cangkul yang pernah dibeli adiknya ternyata sebagai tanda untuk mengubur dua orang yang sangat dicintainya, yakni ibu dan abang sulungnya.
Penulis: Firdha Ustin | Editor: Mursal Ismail
SERAMBINEWS.COM - "Hanya setelah satu jam selesai kebumikan ibuku, kakak tertua kami, Shuhaimi Saidin, juga diundang untuk pergi selamanya,"
Demikian tulisan Mohd Shari Saidinlah yang begitu mematahkan hati ketika ia berbagi kisah sedih meninggalnya sang ibu dan saudara lelakinya yang tercinta pada hari Sabtu (27/6/2020).
Ibarat sebuah kisah yang ditayangkan di televisi, tetapi itulah kenyataan pilu yang harus dijalani pria ini sekeluarga.
Melansir dari Mstar, Mohd Shari mengatakan bahwa meskipun dia sedih atas kehilangan dua orang yang dicintainya, dia sendiri masih terkejut dengan apa yang terjadi karena semuanya terjadi begitu cepat.
Melihat kembali episode memilukan tersebut, Mohd Shari mengatakan semuanya dimulai pada 23 Juni ketika ibunya, Ishah Kasa (65), mengeluh sakit dada.
"Dia baik-baik saja di pagi hari, siap untuk pergi ke kedai, berjalan dan menyambangi rumah tetangganya.
Berikut curahan hati Mohd Shari Saidinlah melalui akun facebook-nya.
• Demi Like dan Konten TikTok, Pria Ini Berenang di Akuarium Besar, Kemudian Ia Ditangkap
"Tapi malam itu dia mengeluh sakit dada. Sampai di klinik, dokter membaca detak jantung mamak tak bagus, mak terpaksa dirawat di rumah sakit Tuanku Fauziah (HTF) Kangar,” katanya, seraya menambahkan bahwa almarhum ibunya memiliki riwayat tekanan darah tinggi, diabetes dan kolesterol tinggi.

Beberapa hari setelah dirawat di rumah sakit, Mohd Shari mengatakan bahwa ibunya telah pulih dan semakin ceria, dan bahkan ibunya pun sangat berselera menikmati makanan.
"Hari kedua saya di rumah sakit, jam 4 sore, saudara tertua kami Shuhaimi Saidin tiba dari darerah Manjung dan terus mengunjungi ibu di rumah sakit.
"Abang datang bersama istri dan 4 anaknya, sementara putra sulungnya berada di Kuala Kangsar, tak sempat untuk abang jemput," tulis pria berusia 33 tahun itu di akun Facebooknya.
Menurut Mohd Shari, meskipun semangat ibunya menunjukkan tanda-tanda pulih setelah tiga hari perawatan, dia masih tidak diizinkan kembali karena sang ibu perlu penanganan lanjutan oleh dokter setelah pembacaan detak jantung yang tidak normal.
"Pada hari keempat, Jumat, mak menghembuskan nafas terakhir di tempat tidur, sekitar jam 5.30 sore. Mak meninggalkan kami dalam sekejap. Tetangga sebelahku bahkan tidak tahu mak menghembuskan nafas terakhir di waktu mana.
• 10 Tahun Nikah Tak Kunjung Hamil, Wanita Ini Syok Ternyata Dirinya Laki-laki & Idap Kanker Testis
"Karena kagetnya kepergian ibuku, aku menjadi lemah dan harus diberi oksigen.
"Pada waktu itu, kakak laki-laki tertuaku telah menenangkanku, ditepuk-tepuknya belakangku dan agar saya kuat dan jangan menjadi lemah.
Tak sangka, rupanya itulah pertanda dia akan pergi menyusuli mak,” ujar juru teknisi komputer di sebuah sekolah menengah di kaki Bukit, Perlis, Malaysia itu.

Mohd Shari mengatakan pada saat pemakaman ibunya pada Sabtu pagi, abang sulungnya itu adalah orang yang paling sibuk untuk memastikan semuanya berjalan lancar, bahkan menjadi yang pertama turun ke liang lahat.
"Pemakaman mak selesai pada jam 11:15 pagi. Ketika kami tiba di rumah untuk melepaskan lelah, tiba-tiba saudara lelaki yang duduk di depan kipas angin mengeluh sakit dada dan mata abu-abu, seolah-olah mau pingsan.
"Kami mencoba mencari pertolongan lebih awal ketika ambulan tiba. Pada saat itu tubuh kakakku udah kedinginan.
• Viral Pria Alami Gangguan Jiwa Tinggal Bersama Kucing, Ternyata Sebelumnya Korban Bullying
"Sepuluh menit menuju rumah sakit menaiki ambulan, abang mulai tidak sadarkan diri.
Bantuan oksigen yang terus-menerus diberikan di dalam ambulans. Namun Allah lebih menyayanginya," ungkap sang adik Mohd Shari Saidin.
"Abangku dipastikan meninggal pada jam 1 siang karena sesak napas. Ketika aku mendengar berita itu, Allah... tidak tahu harus berkata apa. Hanya istri yang tenangkan saya.
"Belum sempat saya tukar pakaian yang kotor tadi, sekarang balik ke pemakaman semula untuk menguburkan abang," ujarnya yang merupakan anak keempat dari enam bersaudara.
Menurut Mohd Shari, jenazah saudara laki-laki tertuanya akan dimakamkan pada pukul 18:30 sore.
"Sungguh menyedihkan kehilangan dua orang yang dicintai dalam waktu sesingkat ini. Almarhum abangku sehat sewaktu memakamkan ibuku. Memang tidak ada tanda-tanda.

Kepergian abang sulungnya tidak memberi tanda-tanda, hanya saja ia sempat terpikir sebatang cangkul yang pernah dibelinya akhir bulan Mei lalu.
• Viral Pernikahan Drive-Thru di Malaysia untuk Cegah Corona, Begini SOP Kehadiran Tamu
"Ada lagi kejadian aneh lain, di mana saya sebelum ini ada membeli sebatang cangkul waktu perintah kawalan pergerakan (PKP) dulu.
Agaknya dulu ingin bercocok tanam tapi cangkul pun tidak ada digunakan. Cangkul itu disimpan saja.
“Tak sangka rupanya ia digunakan untuk cangkul tanah kubur dua orang kesayangan. Sungguhpun berat ujian ini untuk kami sekeluarga, saya ihklas dan bersyukur, kedua-duanya pergi dengan begitu mudah,” ujar pria tersebut.
Unggahan memilukan yang diposting akun Facebook Mohd Shari Saidin, hingga kini telah viral di media sosial.
Kisah pria kehilangan dua orang yang dicintainya dalam satu hari ini telah menjadi headline di salah satu media cetak di Malaysia.
Dua hari setelah diunggah, postingan pria tersebut telah disukai 12 ribu kali, dan telah dibagikan lebih dari 2,7 ribu kali oleh pengguna Facebook. (Serambinews.com/Firdha Ustin)