Luar Negeri
Presiden Palestina Tegas Tolak Pencaplokan Wilayah oleh Israel, Tolak Pangglan Telepon dari Menlu AS
Presiden Palestina, Mahmoud Abbas diduga menolak menerima panggilan telepon dari Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo untuk membahas rencana aneksasi.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Mursal Ismail
Presiden Palestina, Mahmoud Abbas diduga menolak menerima panggilan telepon dari Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo untuk membahas rencana aneksasi.
SERAMBINEWS.COM - Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, tegas menolak menolak pencaplokan wilayah mereka (aneksasi) oleh Israel di Tepi Barat.
Oleh karena iu, Mahmoud Abbas, diduga menolak menerima panggilan telepon dari Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo untuk membahas rencana aneksasi Israel, Minggu (28/6/2020).
Menurut Al Quds Al Araby, panggilan yang dimaksudkan datang di tengah-tengah diskusi AS-Israel yang sedang berlangsung tentang aneksasi (pencaplokan) tanah Palestina yang diduduki.
Menurut Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, proses aneksasi akan dimulai pada 1 Juli 2020.
Mengutip dari Middel East Monitor, Selasa (30/6/2020), stasiun radio Israel, Israeli General Radio mengatakan bahwa Abbas menolak panggilan itu setelah mengontak secara intensif untuk mengatur rencana aneksasi.
Sementara itu, para pejabat Palestina dikatakan telah mengirim pesan ke Israel.
• Di Tengah Ketegangan Pencaplokan Tepi Barat Palestina, Dua Roket Meluncur dari Gaza ke Israel
• Israel Bakal Caplok Tepi Barat Palestina, Sayap Militer Hamas Siap Jihad
• Parlemen Eropa Kutuk Rencana Israel Mencaplok Tepi Barat Palestina, Ribuan Anggotanya Teken Petisi
Pesan itu mengatakan bahwa Palestina telah menyiapkan inventaris senjata dan amunisinya untuk diserahkan kepada negara pendudukan, namun negara itu juga harus menyerahkan tanggung jawab penuh untuk keamanan di Tepi Barat yang diduduki.
Sementara itu, Presiden Palestina, Mahmoud Abbas mengatakan pada hari Senin (29/6/2020) bahwa rencana Israel untuk mencaplok bagian-bagian Tepi Barat ditolak, baik sebagian atau seluruhnya.
Kantor berita WAFA melaporkan bahwa pengumuman Abbas disampaikan dalam percakapan telepon dengan Presiden Konfederasi Swiss, Simonetta Sommaruga.
Laporan itu mengatakan, Abbas menekankan bahwa Palestina menolak rencana perdamaian Timur Tengah AS.
Lebih lanjut, Abbas menambahkan bahwa itu telah melanggar semua resolusi internasional.
• Palestina Meradang, Zionis Abaikan Seruan Barat, Bersikeras Perluas Jajahan di Tepi Barat
• Israel Sedang Menghadapi Gelombang Kedua Kasus Virus Corona
• Israel Berencana Caplok Tepi Barat, Hamas Nyatakan Siap Perang
Dilansir dari Xinhuanet, Presiden Swiss mengatakan bahwa Swiss menentang tindakan sepihak atau perubahan apa pun yang melanggar hukum internasional dan legitimasi internasional.
Ia menyerukan Israel dan Palestina untuk berdialog.
Sommaruga mengatakan kepada Abbas bahwa negaranya akan terus memberikan dukungan kepada Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat.
Terutama di bidang kesehatan untuk memerangi pandemi virus corona.
Dalam perkembangan lain, selama pertemuan online dengan 40 anggota parlemen Inggris, Perdana Menteri Palestina, Mohammed Ishtaye menuduh Israel berencana untuk membubarkan Otoritas Palestina (PA).
• Arab Saudi Desak Muslim Bersatu, Cegah Israel Caplok Lagi Tepi Barat
• OKI Undang Seluruh Negara Anggota, Bahas Rencana Israel Caplok Wilayah Palestina
• Amerika Rusuh, Media Israel Sebut Iran, Turki, China, dan Rusia Happy dengan Kekacauan Itu
PM Ishtaye menambahkan bahwa Palestina tidak akan membiarkan Israel melakukannya, karena PA adalah hasil dari Perjuangan Palestina.
"Rencana aneksasi Israel mengancam keberadaan rakyat Palestina dan tujuan mereka yang adil dan juga mengancam keamanan dan stabilitas di kawasan itu," kata Ishtaye.
Diketahui, Pemerintah Israel berencana untuk mencaplok lebih dari 30 persen Tepi Barat, termasuk Lembah Jordan.
Israel juga berencana untuk memberlakukan kedaulatan pada beberapa permukiman Israel di wilayah tersebut.
Ketegangan antara kedua belah pihak meningkat setelah Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengumumkan bahwa rencana pencaplokannya akan dilaksanakan pada 1 Juli. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)