Luar Negeri

Myanmar Tuduh China Persenjatai Pemberontak Rohingya, AA dan ARSA

Pemerintah Myanmar menuduh Pemerintah Komunis China mempersenjatai kelompok pemberontak di negaranya.

Editor: M Nur Pakar
AFP
Warga yang lari dari konflik bersenjata antara tentara Arakan (AA) dengan tentara Myanmar mengungsi ke kamp sementara di Sittwe, negara bagian Rakhine, Senin (29/6/2020). 

SERAMBINEWS,COM, MOSKOW - Pemerintah Myanmar menuduh Pemerintah Komunis China mempersenjatai kelompok pemberontak di negaranya.

Khususnya Tentara Arakan (AA) dan Tentara Keselamatan Arakan Rohingya (ARSA).

Dalam wawancara baru-baru ini dengan saluran TV pemerintah Rusia Zvezda, Panglima Angkatan Bersenjata Myanmar, Min Aung Hlaing menyampaikan hal itu

Dia mengatakan kelompok pemberontak yang aktif di negaranya didukung oleh pasukan negara kuat.

Disebutkan, kelompok pemberontak itu mencari bantuan internasional untuk menekan pemerintahannya.

Jenderal Hlaing mengatakan pemberontak telah menggunakan senjata buatan China ketika menyerang militer pada 2019.

China memasok dana dan persenjataan canggih kepada kelompok-kelompok bersenjata di Myanmar.

Terutama kelompok teroris yang disebut Pemerintah Myanmar.

Khususnya Tentara Arakan yang memperjuangkan pemisahan Negara Bagian Rakhine, kawasan Muslim Rohingya.

Panglima Angkatan Bersenjata Myanmar, Min Aung Hlaing
Panglima Angkatan Bersenjata Myanmar, Min Aung Hlaing (Foto: AsiaNews)

Saat ini, jutaan Muslim Rohingya mengungsi ke kamp-kamp kumuh di Bangladesh.

Mereka berasal dari negara bagian Rakhine, tempat militer Myanmar dan milisi Budha melakukan aksi tidak berprikemanusiaan. 

PBB Minta Tentara Myanmar Hentikan Pembantaian Etnis Rohingya

Malang Benar Nasib Pengungsi Rohingya Bangladesh, Seusai Dikejar Tentara Myanmar,  Kamp Lockdown

Tentara Myanmar Buimihanguskan Rumah Muslim Rohingya di Rakhine

Dia menambahkan China ingin membangun pengaruhnya lebih luas melalui kelompok pemberontak di Myanmar dan India.

Pada November 2019, militer Myanmar menemukan kembali sejumlah besar senjata.

Termasuk rudal darat-ke-udara dari Tentara Pembebasan Nasional Ta'ang.

Setelah juru bicara militer Myanmar, Mayor Jenderal Tun Tun Nyi menyatakan sebagian besar senjata yang disita adalah senjata Tiongkok.

Tuduhan China mendanai kelompok-kelompok teror di Asia Tenggara bukanlah hal baru.

Sebuah sumber militer di Asia Tenggara mengonfirmasi kepada Licas News, Kamis (2/7/2020) China menyediakan sekitar 95 persen dana Tentara Arakan.

Bahkan, Angkatan Darat Arakan memiliki sekitar 50 MANPADS (Sistem Pertahanan Udara Man-Portable) yaitu rudal dari permukaan ke udara.

“Tiongkok memainkan game multi dimensi di Asia Selatan," kata seorang Akademi Australia.

Dia mengatakan China ingin melemahkan India yang sedang berperang dengan Pakistan.

Seorang diplomat yang ditempatkan di wilayah itu mengatakan tujuh kelompok berbeda di Myanmar telah menerima senjata dan dukungan dari China.

Dia menambahkan China ingin menjauhkan Barat dari Myanmar dengan membuat negara itu lemah.

Termasuk catatan kemanusiaan yang buruk, pembantaian Muslim Rohingya di negara bagian Rakhine.

Tentara Arakan adalah kelompok besenjata terbesar di negara bagian Rakhine Myanmar.

Juga bagian dari sayap bersenjata partai politik, Liga Arakan (ULA).

"Pemberontak tidak mendapatkan senjata dari Tiongkok secara gratis," kata akademisi Australia itu.

Tetapi melakukan pembayaran ke organisasi-organisasi terkait dengan Tiongkok di Asia Tenggara untuk semua senjata dan amunisi.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved