Luar Negeri

Korea Utara Sebut Tidak Akan Tertarik untuk Melakukan Pertemuan dengan Donald Trump

Pernyataan Korut tersebut dikeluarkan setelah Presiden AS, Donald Trump pekan ini mengatakan dia terbuka untuk bertemu lagi dengan Kim Jong Un.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Mursal Ismail
(REUTERS / KEVIN LAMARQUE)
Presiden AS Donald Trump saat bertemu dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di zona demiliterisasi Korea, Minggu (30/6/2019). 

Pernyataan Korut tersebut dikeluarkan setelah Presiden AS, Donald Trump pekan ini mengatakan dia terbuka untuk bertemu lagi dengan Kim Jong Un.

SERAMBINEWS.COM - Korea Utara (Korut) mengatakan kemungkinan tidak akan tertarik untuk mengadakan KTT lainnya dengan Amerika Serikat.

Pernyataan Korut tersebut dikeluarkan setelah Presiden AS, Donald Trump pekan ini mengatakan dia terbuka untuk bertemu lagi dengan pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un.

Dalam laporan media Korea Utara, KCNA, Jumat (10/7/2020), menyebutkan bahwa Kim Yo Jong, saudara perempuan Kim Jong Un, mengatakan KTT lain akan "tidak berguna bagi kami" kecuali AS mengubah pendekatannya pada pembicaraan nuklir yang macet.

"Ini adalah pendapat pribadi saya, tetapi pertemuan puncak antara AS dan Korea Utara tidak akan terjadi tahun ini," kata Kim Yo Jong, dikutip dari VOA.

Namun, dia mengatakan hubungan antara Trump dan Kim Jong Un tetap kuat dan kemungkinan telah mencegah "provokasi ekstrim."

Ini Tujuan Trump Kirim Pesawat Bomber Nuklir B-52 ke Laut China Selatan

Korea Utara Hukum Tawanan Perang Kerja Paksa, Pengadilan Korsel Denda Kim Jong Un Rp 505,2 Juta

"Kami tidak berniat mengancam Amerika Serikat,  jika mereka (AS) tidak menyentuh kami (Korut) dan melukai kami, semuanya akan mengalir normal,” tambahnya.

Awal pekan ini, Donald Trump mengatakan dia terbuka untuk melakukan pertemuan lagi dengan Kim Jong Un.

Mengisyarakatkan pertemuan itu dapat digelar sebelum pemilihan presiden AS pada November mendatang.

"Saya mengerti mereka ingin bertemu, dan kami pasti akan melakukan itu," kata Trump Selasa, (7/7/2020) dalam sebuah wawancara dengan Gray TV.

Pernyataan Kim Yo Jog itu membuat kebingungan publik, karena Korea Utara telah mengatakan selama berbulan-bulan bahwa mereka tidak tertarik untuk melanjutkan pembicaraan dengan Amerika Serikat.

Bertemu Trump, Presiden Meksiko Pilih Gunakan Penerbangan Komersial

Kim Jong Un Tunda Rencana Aksi Militer Terhadap Korea Selatan, Mempertimbangkan Situasi Yang Berlaku

Korea Utara marah atas penolakan AS untuk melonggarkan sanksi dan memberikan jaminan keamanan sebagai imbalan atas langkah-langkah terbatas untuk membongkar program nuklirnya.

"Kami tidak mengatakan kami tidak akan melakukan denuklearisasi, tetapi kami tidak dapat melakukan denuklirisasi sekarang," kata Kim Yo Jong.

Menekankan bahwa setiap langkah Korea Utara harus dicocokkan dengan langkah-langkah yang sesuai dengan AS.

Trump dan Kim Jong Un telah bertemu tiga kali, termasuk pada Juni 2018 di Singapura, di mana mereka menandatangani pernyataan singkat yang menyetujui untuk "bekerja menuju denuklirisasi total di Semenanjung Korea.”

Tetapi pembicaraan mulai macet pada Februari 2019 setelah kedua pihak gagal mencapai kesepakatan pada pertemuan puncak kedua di Hanoi, Vietnam.

Hina Istri Kim Jong Un, Penyebab Korut Marah Besar dengan Korea Selatan

Korut Tolak Temui Lagi Donald Trump, AS Terus Musuhi Kim Jong Un

Pada KTT Hanoi, Trump menolak tawaran Korea Utara untuk membongkar fasilitas nuklir Yongbyon yang terkenal sebagai imbalan atas pencabutan sanksi yang dikenakan pada Korea Utara sejak 2016.

Pada Juni 2019, Trump dan Kim bertemu secara singkat di zona demiliterisasi yang memisahkan kedua Korea.

Kedua belah pihak juga mengadakan pembicaraan tingkat kerja di Stockholm pada tahun 2019, tetapi negosiasi tersebut gagal.

Berbicara kepada wartawan Kamis (9/7/2020), Sekretaris Negara AS, Mike Pompeo mengatakan bahwa AS terus bekerja untuk membangun dialog dan melakukan pembicaraan substantif dengan Korea Utara.

"Kami sangat berharap bahwa kami dapat terus melakukan percakapan ini, apakah itu di tingkat di bawah, atau jika itu sesuai dan ada kegiatan yang bermanfaat untuk dilakukan KTT, agar para pemimpin senior kembali bersama juga," Pompeo berkata.

Donald Trump Sebut China Senang Ribut Dengan Tetangga, Klaim Wilayah Berdasarkan Sejarah

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un Tertawakan Presiden AS Donald Trump

"Mengenai siapa dan bagaimana dan waktunya, saya hanya tidak ingin membicarakannya hari ini," tambahnya.

Awal bulan ini, Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in mengatakan dia ingin melihat Trump dan Kim mengadakan pertemuan lain sebelum pemilihan presiden AS pada November.

Korea Utara tidak dipandang sebagai masalah utama dalam pemilihan AS.

Namun, jika Trump dapat menghidupkan kembali perundingan Korea Utara, itu bisa membantu menyoroti apa yang pernah digembar-gemborkan pejabat Gedung Putih sebagai tanda tangan pencapaian kebijakan luar negeri Trump. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved