Citizen Reporter
Menunggu Durian Runtuh di Lamsujen Aceh Besar, Awas Jangan Sampai Menimpa Kepala
Tak hanya sekedar menikmati pesona alam, di sini kita juga bisa menikmati legitnya durian khas Lhoong yang melegenda.
Di sinilah, Keuchik Muslem bersantai sambil menunggu buah durian runtuh (jatuh).
Tak lama berselang, seorang warga tiba membawa dagangan leumang di seberang jalan tak jauh dari jambo miliknya.
Penganan dari beras ketan yang dimasak dalam seruas bambu ini menjadi sajian khas selama musim durian.
“Ini ada sisa yang jauh semalam. Ini jenis durian ‘mie eh’ (kucing tidur),” tambah Muslem.
Sekilas, durian jenis “mie eh” atau kucing tidur terlihat mirip seperti seekor kucing yang tidur telungkup.
Ukurannya tidak terlalu besar, dengan duri yang lebih runcing dan rapat.
Saat dipegang, durinya tak terasa tajam.
Saat buahnya dibelah, tampak buah dagingnya berwarna oranye cantik seperti kuning telur ayam kampung.
Dagingnya juga terlihat tebal dan menawarkan aroma tajam.
Harganya pun bervariasi, berkisar mulai Rp 30 ribu hingga Rp 60 ribu per buah.
Umumnya, harga durian jenis “mie eh” ini sedikit lebih mahal dari jenis durian lainnya.
Maka tak heran, durian ini sangat diburu warga bila akhir pekan tiba.
Sekitar dua jam lebih kami menunggu, hanya satu buah durian yang jatuh.
Saya pun bergegas hendak ke mencari buah durian di bawah pohon.
Namun Keuchik Muslem melarangnya.