Virus Corona Serang Dunia
Tak Kunjung Ditangani, Dokter Bawa Jenazah Korban Covid-19 Dengan Traktor, Pengemudi Melarikan Diri
Ia maju sebagai seorang pahlawan untuk mengemudikan traktor yang membawa jenazah korban Covid-19 ke tempat kremasi.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM – Rasa kemanusian pada diri seseorang tidaklah memiliki batas.
Sebuah tindakan yang luar bisa oleh seorang dokter di Telangana, India, Minggu (12/7/2020) patut diapresiasi.
Ia maju sebagai seorang pahlawan untuk mengemudikan traktor yang membawa jenazah korban Covid-19 ke tempat kremasi.
Dokter Pendyala Sriram, yang bekerja sebagai petugas pengawasan medis distrik Pedapalli mendapati pasien Covid-19 meninggal dunia.
Karena tidak ada ambulans yang tersedia di rumah sakit ia memutuskan untuk mecari kendaraan yang dapat membawa jenazah itu untuk di kremasikan.
Ia meminta bantuan kepada pengemudi traktor yang disediakan oleh pemerintah kota untuk membawa jenazah ke tempat kremasi.
• Viral, Drivel Ojol yang Sudah Tua Diperlakukan Buruk oleh Customer, Pesanan Dibatalkan Hingga Dimaki
• Viral, Niat Beri Kejutan dan Lamaran, Ternyata Perempuannya Selingkuh, Hubungan Kandas
Namun, pengemudi traktor yang digaji oleh pemerintah menolak untuk mengemudi traktor yang membawa jenazah pasien covid-19.
Akhirnya, dokter yang berusia 45 tahun memutuskan untuk mengendarai traktor ke tempat kremasi.
Melansir dari Hindustan Times, Selasa (14/7/2020), insiden ini terungkap setelah sebuah video yang menunjukkan dokter Sriram mengendarai traktor dengan jenazah korban covid-19 viral di media sosial.
Menurut dokter Sriram, pasien meninggal pada Minggu (12/7/2020) sekitar pukul 09.30 pagi waktu setempat.
Jenazah tersebut merupakan kasus kematian pertama yang terjadi di rumah sakit milik pemerintah Peddapalli, meskipun distrik tersebut telah melaporkan delapan kematian hingga kini.
• Nekat Menghadiri Pesta Covid-19, Pria Asal Texas, Amerika Serikat, Meninggal Terinfeksi Virus Corona
• Positif Corona di Kabupaten Aceh Besar Capai 26 Orang, Ini Penjelasan Juru Bicara Covid-19
Dokter Sriram mengatakan bahwa petugas rumah sakit tidak tahu bagaimana cara menangani jenazah korban Covid-19 sesuai dengan protokol kesehatan.
“Karena ini adalah kasus pertama di distrik tersebut, staf rumah sakit juga tidak tahu bagaimana menangani jenazah korban Covid-19, termasuk pengemasannya sesuai protokol,” katanya.
“Bahkan, ada seorang dokter wanita yang bertugas sendirian dan beberapa perawat di rumah sakit”
“Sayangnya, rumah sakit tidak memiliki kamar mayat untuk menjaga tubuh pada suhu 4 derajat Celcius untuk waktu yang lama
dan bahkan tidak ada ambulans untuk membawa mayat, apalagi korban Covid-19, ”kata dokter.
Rumah sakit langsung menelepon dokter Sriram agar menangani jenazah korban covid-19.
• Warga Bantu Pemakaman Jenazah Pasien Covid-19 di Neuheun, Direktur RSUZA Beri Pujian
• Menkes Terawan Resmi Coret Istilah ODP, PDP, dan OTG pada Kasus Covid-19, Apa Gantinya?
Dokter Sriram tiba di rumah sakit itu dan dapat memahami situasinya.
“Otoritas rumah sakit sedang terburu-buru untuk membuang mayat itu dan keluarganya cemas.
Saya segera berbicara dengan atasan saya, polisi dan pemerintah kota setempat untuk mengatur prosesi mayat, ”katanya.
Karena tidak ada ambulans, pemerintah kota mengirim traktor untuk mengangkut mayat.
Sementara itu, Sriram membungkus jenazah tersebut sesuai dengan protokol Covid-19.
Kemudian, kendaraan traktor tiba, tetapi pengemudi menolak untuk membawa jenazah itu.
“Dia meninggalkan kendaraan di sana dan melarikan diri,” ujar dokter Sriram.
Saat itulah dokter Sriram memutuskan untuk mengambil tanggung jawab.
• Daftar 10 Negara dengan Kasus Covid-19 Terbanyak di Asia, Indonesia Termasuk
Dia mengenakan alat pelindung diri (APD) dan meminta empat anggota keluarga korban untuk melakukan hal yang sama.
Dengan bantuan mereka, dia meletakkan mayat itu di traktor dan kemudian membawa mayat itu ke tempat kremasi.
Dokter Sriram mengendarai traktor itu sejauh dua kilometer.
Kemudian ia melakukan ritual prosesi pemakaman terakhir sesuai dengan kebiasaan mereka.
“Karena saya berkebun selama akhir pekan di Karimnagar, saya tahu cara mengemudi traktor. Itu berguna bagi saya dalam membawa jenazah Covid-19 di traktor,” katanya.
Dokter Sriram mengatakan dia sangat menyadari betapa rasa sakitnya dan penderitaan yang akan dialami oleh anggota keluarga dari orang yang meninggal, jika ada penundaan dalam menyerahkan tubuh untuk kremasi.
• Kasus Pengambilan Paksa Jenazah Covid-19, Anggota DPRD Makassar Ditetapkan Tersangka
“Pada Juli 2018, saya kehilangan putra saya yang berusia 18 tahun karena kecelakaan di Bengaluru.
Dan saya harus berjuang selama hampir 20 jam untuk mendapatkan tubuhnya dari kamar mayat rumah sakit setelah post-mortem.
Saya bisa melihat penderitaan yang sama di wajah anggota keluarga Covid-19 ini, ”katanya.
Pembuangan dan penelantaran mayat korban Covid-19 telah menjadi masalah besar di India.
Karena banyak pejabat pemerintah dan bahkan anggota keluarga dalam beberapa kasus menolak untuk menangani mayat-mayat tersebut karena takut tertular virus.
Setidaknya ada tiga insiden kesalahan penanganan jenazah korban Covid-19 dalam beberapa pekan terakhir, semuanya berada di Andhra Pradesh.
• Superstar Bollywood Amitabh Bachchan dan Putranya Membaik, Aishwarya dan Anaknya Negatif Covid-19
Pada 10 Juli, pemerintah distrik Nellore memerintahkan penyelidikan atas insiden staf kota setempat yang diduga membawa mayat tiga korban Covid-19 dalam sebuah kendaraan alat berat
dan kemudian membuangnya ke kuburan, di sebuah tempat yang berdekatan dengan Sungai Penna.
Pada 6 Juli, pemerintah kota di Tirupati juga menggunakan kendaraan alat berat untuk mengangkat mayat seorang korban Covid-19 dari ambulans dan kemudian membuangnya ke kuburan.
Pada tanggal 26 Juni, staf kota di kota Palasa di distrik Srikakulam menggunakan kendaraan alat berat untuk membawa mayat seorang korban Covid-19 dari rumahnya untuk ritual terakhir.
Hal ini setelah kerabat korban menolak untuk melakukan ritual terakhir.
Atas instruksi menteri utama, Y S Jagan Mohan Reddy, otoritas distrik menangguhkan enam pegawai kota atas insiden tersebut. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)
• Istri Sah yang Gerebek Suami Minta Maaf pada Wanita Selingkuhan Suaminya, Cabut Laporan Polisi
• Penangkapan 3 Tersangka Pembobol ATM BNI 46 Samudera di Aceh Utara, Begini Kata Kapolres Lhokseumawe