Sosok Djoko Tjandra, Pedagang Grosir Berubah Jadi Pengusaha, Punya Proyek Raksasa di Indonesia

Sebelum menjadi orang tajir, Djoko Tjandra dulunya adalah seorang pedagang toko grosir di Jayapura.

Editor: Faisal Zamzami
KOMPAS/DANU KUSWORO
Terdakwa dalam kasus cessie Bank Bali, Djoko S Tjandra, saat tuntutan pidana dibacakan jaksa penuntut umum Antazari Ashar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada 31 Juli 2008. (KOMPAS/DANU KUSWORO) 

Djoko Tjandra memiliki tujuh saudara kandung.

Ia menikah dengan Anna Boentaran.

Pernikahan itu dikaruniai tiga orang putri, yaitu Joanne Soegiarto Tjandranegara, Jocelyne Soegiarto Tjandra dan Jovita Soegiarto Tjandra.

Perjuangan hidup Djoko muda

Saat berusia 17 tahun, Djoko Tjanda bepergian ke Irian Jaya (sekarang provinsi Papua).

Pada 1968, ia membuka toko grosir bernama Toko Sama-Sama di ibukota provinsi tersebut, Jayapura.

Kemudian pada 1972, ia membuka toko bernama Papindo di Papua Nugini.

Usaha pria ini semakin berkembang.

Akhirnya, ia membuka bisnis distribusi di Melbourne pada 1974.

Pada 1975, Djoko Tjandra mendirikan sebuah perusahaan kontraktor bernama PT Bersama Mulia di Jakarta.

Proyek Pertamina, PLN dan Kemenperindag

Tiga tahun kemudian, sebagai ahli untuk PT Jaya Supplies Indonesia, Djoko Tjandra memperoleh proyek dari Pertamina, PLN dan Kementerian Perindustrian Republik Indonesia.

Inilah masa jaya-jayanya usaha Djoko.

Tak berapa lama, dari 1979 hingga 1981, ia mengembangkan pembangkit listrik Belawan di Sumatera Utara.

Bukan hanya itu, ia memperluas kilang minyak di Balikpapan, mengembangkan Hydrocracking Complex di Dumai, sebuah kilang minyak di Cilacap.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved