Jokowi Sebut Keadaan Sangat Sulit, Namun Mulai Optimis Kondisi Perekonomian Terkini

Jokowi senang ada perkembangan yang positif pada data ekonomi Indonesia. Salah satunya adalah tingkat daya beli masyarakat.

Capture YouTube Sekretariat Presiden
Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuat gestur mengangkat tangan setelah menyampaikan kemungkinan reshuffle kabinet, dalam Sidang Kabinet Paripurna, Kamis (18/6/2020), diunggah Minggu (28/6/2020). 

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Pandemi Covid-19 (corona) benar-benar berdampak pada kondisi ekonomi seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia.

Menurut Presiden Joko Widodo (Jokowi) keadaan ekonomi di masa pandemi sekarang ini tidaklah mudah.

"Kita tahu semuanya, keadaan sekarang tidak mudah, keadaan yang sangat sulit. Bagaimana mengendalikan Covid dan ekonomi ini supaya berjalan beriringan bukan hal yang mudah," kata Jokowi saat menghadiri acara Penyaluran Dana Bergulir Untuk Koperasi Dalam Rangka Pemulihan Ekonomi Nasional di Istana Negara, Jakarta, Kamis (23/7/2020).

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu lantas bercerita bagaimana tiga bulan lalu ia menelepon managing director IMF. Saat itu, ia mendapat informasi bahwa ekonomi global tahun ini diperkirakan bakal minus 2,5 persen.

Selain Keluarga Jokowi, Anak Maruf Amin hingga Keponakan Prabowo Ikut Ramaikan Pilkada 2020

Sindir Jokowi, Yunarto Wijaya: Kalau Ujungnya Cuma Bubarin Lembaga, Gak Usah Marah-marah Dulu Pak

Ini 18 Lembaga yang Resmi Dibubarkan Presiden Jokowi

"Kemudian dua bulan lalu saya telepon Bank Dunia, beda lagi jawabannya. Mereka bilang pertumbuhan ekonomi dunia akan minus 5 persen," kata Jokowi.

Jokowi juga sempat berkomunikasi dengan pihak Organisation for Economic Co-operation and Development atau OECD yang menyampaikan prediksi berbeda, bahwa ekonomi dunia tahun ini diprediksi minus di angka 6 hingga 7 persen.

"Setiap bulan selalu berubah-ubah, sangat dinamis dan posisinya tidak makin mudah tapi semakin sulit," ujar Jokowi.

Jokowi lantas menunjukkan slide data OECD soal prediksi kontraksi ekonomi yang tajam dari sejumlah negara.

Di situ Prancis -17,2 persen, Jerman -11,2 persen, Amerika Serikat -9,2 persen, Malaysia -8 persen.

"Bayangkan isinya hanya minus, minus, minus, minus, dan minusnya itu adalah dalam posisi yang gede-gede seperti itu," ucap Jokowi.

Presiden Jokowi Bentuk Satgas Pemulihan Ekonomi, Dipimpin Wakil Menteri BUMN

Presiden Jokowi Sebut 5 Provinsi Ini Terbaik Tangani Covid-19, Termasuk Aceh dan Sumatera Barat

Rizieq Shihab Minta Jokowi Mundur, Muncul Via Rekaman Suara Saat Demo Tolak RUU HIP di Gedung DPR

Lantas bagaimana dengan Indonesia?

Menurut Jokowi, kondisi ekonomi Indonesia pada kuartal pertama 2020 masih 2,97 persen.

Namun, sejak terdampak Covid-19 kondisinya minus. "Kuartal kedua kita sudah akan jatuh minus. Kita harus ngomong apa adanya. Bisa minus 4,3 persen sampai mungkin 5 persen," kata Jokowi.

Kondisi tersebut kata Jokowi harus diwaspadai dan ditangani dengan cepat.

Dia pun meminta relaksasi dan restrukturisasi kepada UKM dan koperasi diberikan secepat-cepatnya agar tidak kena imbas pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat.

"Oleh sebab itu, kita berharap di kuartal ketiga ini kita sudah harus naik lagi, kalau ndak, nggak ngerti saya. Betapa akan lebih sulit kita," ujar Jokowi.

Meski demikian, Jokowi optimistis perihal kondisi perekonomian terkini. Rasa optimistis itu muncul setelah ia membaca data perkembangan ekonomi, baik global maupun domestik setiap pagi. Angka-angka dalam data itu bahkan menjadi menu sarapannya setiap hari di tengah pandemi virus corona.

"Setiap pagi saya dapat angka-angka. Setiap pagi sarapannya angka-angka. Kalau bapak ibu sarapannya nasi goreng atau roti, saya sarapannya angka-angka setiap hari," ucap Jokowi.

Meski angka menjadi menu sarapannya, Jokowi senang ada perkembangan yang positif pada data ekonomi Indonesia. Salah satunya adalah tingkat daya beli masyarakat.

World Bank Prediksi Indonesia Jadi Negara Dengan Perekonomian Terbesar Ke-5 di Dunia

"Saya senang sudah ada angka-angka yang baik, konsumsi sudah mulai terungkit naik artinya mungkin ada peredaran uang di (kelas menengah) bawah karena ada bantuan langsung tunai (BLT) desa, bansos tunai, dan bansos sembako," papar Jokowi.

Selain konsumsi masyarakat, aktivitas ekspor Juli 2020 juga mulai merangkak. Jokowi mengklaim angkanya sudah terlihat lebih tinggi dibandingkan posisi Mei dan Juni 2020. "Saya lihat aktivitas ekspor trennya naik dibandingkan Mei dan Juni 2020. Momentum-momentum ini jangan dilewatkan," tutur Jokowi.

Menurut Jokowi, pemerintah punya waktu memperbaiki ekonomi yang terpuruk akibat pandemi virus corona ini pada kuartal III 2020. Bila ekonomi berhasil positif pada periode tersebut, maka akan mudah bagi pemerintah menggenjotnya lebih tinggi pada kuartal IV 2020 dan tahun depan.

"Hanya punya waktu pada Juli, Agustus, dan September 2020. Kalau bisa mengungkit ini Insya Allah kuartal IV 2020 lebih mudah, tahun depan lebih mudah," jelas Jokowi.(tribun network/fik/dod)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved