Luar Negeri

Para Pemimpin Suku Libya Sebut Turki Sebagai Penjajah

Para pemimpin suku Libya menyebut Turki yang dipimpin Presiden Recep Tayyip Erdogan sebagai penjajah. Mereka menyampaikan hal itu saat melakukan

Editor: M Nur Pakar
AFP/Mahmud TURKIA
Pejuang pendukung Pemerintahan Nasional Libya (GNA) di Tripoli menjaga wilayah Abu Qurain, jalan masuk Ibu Kota Tripoli dan Benghazi pada 20 Juli 2020. 

SERAMBINEWS.COM, KAIRO - Para pemimpin suku Libya menyebut Turki sebagai penjajah yang dipimpin Presiden Recep Tayyip Erdogan.

Mereka menyampaikan hal itu saat melakukan pertemuan dengan Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi di Kairo, pada Kamis (17/7/2020).

Mereka terbang dari Benghazi untuk membahas krisis di negara mereka yang telah dicampuri negara asing, khususnya Turki.

Bassam Radi, juru bicara kepresidenan Mesir, mengatakan pertemuan itu diadakan di bawah slogan "Mesir dan Libya: Satu Bangsa dan Satu Takdir."

Radi mengatakan El-Sisi mengatakan kepada suku-suku Libya untuk mengaktifkan kehendak bebas rakyat Libya agar memiliki masa depan yang lebih baik.

Kepala Dewan Tertinggi Syekh dan Tokoh Libya Muhammad Al-Misbahi mengatakan delegasi kesukuan di Mesir mewakili semua sekte rakyat Libya.

Dia berterima kasih kepada presiden Mesir, yang mengumumkan dukungannya untuk Libya.

"Kami membutuhkan dukungan dari angkatan bersenjata Mesir untuk mengusir penjajah Turki," kata Al-Misbahi, seperti dilansir kembali oleh ArabNews, Jumat (24/7/2020).

Prancis Tuduh Turki Penghalang Gencatan Senjata di Libya

Mesir Bungkam Kritikan Virus Corona, Dokter Harus Tetap Bekerja Walau Sekarat atau Dihukum

Owner PO Kurnia Group: Corona Lebih Berat Dibanding Masa Konflik

Presiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi (tengah) melakukan pertemuan dengan para kepala suku Libya di Ibu Kota Kairo, Mesir pada 16 Juli 2020.
Presiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi (tengah) melakukan pertemuan dengan para kepala suku Libya di Ibu Kota Kairo, Mesir pada 16 Juli 2020. (AFP/STR)

Turki baru-baru ini mengirim ribuan tentara bayaran Suriah ke negara itu untuk mendukung Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) untuk melawan Tentara Nasional Libya (LNA).

Al-Mabrouk Abu Ameed, kepala Dewan Tertinggi suku Warshefana dan juru bicara resmi untuk Konferensi Suku dan Kota Libya, mengatakan:

"Pertemuan dengan Presiden Mesir untuk membentuk rencana antara kedua negara."

Kelompok itu juga mendorong untuk mengaktifkan perjanjian pertahanan bersama Arab dan menyerukan dukungan dari angkatan bersenjata Libya.

Mereka meminta langkah-langkah hukum untuk menjamin persatuan dan kedaulatan Libya dan perlindungan rakyatnya.

Abdel-Karim Al-Orfi, juru bicara resmi Dewan Tertinggi Syekh dan Tokoh Libya mengatakan:

"Hubungan historis yang kuat antara Libya dan suku-suku Mesir, mengirimkan pesan kepada dunia bahwa negara-negara Arab bersatu."

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved