Komoditi Jagung

Tujuh Kecamatan di Pidie Jaya Kembali Kembangkan Komoditi Jagung

Namun setelah melihat keuntungan yang melimpah, maka masyarakat di beberapa kecamatan lain juga telah menyebar ke areal lereng perbukitan (gunung) yan

Penulis: Idris Ismail | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS/IDRIS ISMAIL
Kepala dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh, A Hanan SP MM (kanan) mendengar penjelasan Kadistanpang Pidie Jaya, drh Muzakkir Muhammad (dua kiri) terhadap pengembangan tanaman jagung di Gampong Jeulanga Barat Ulee Gle, Kecamatan Bandar Dua. Foto direkam satu pekan lalu. 

Laporan Idris Ismail I Pidie Jaya

SERAMBINEWS.COM, MEUREUDU - Tujuh kecamatan di Pidie Jaya (Pijay) kembali mengembangkan komoditi jenis tanaman jagung melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distanpang) pada areal lahan 1.000 Ha.

Upaya pengembangan jagung ini selama tujuh tahun terakhir telah memberikan dampak besar terhadap pengembangan perekinomian masyarakat. Terutama dalam menurunkan angka kemiskinan

Kepala Distanpang Pijay, drh Muzakkir Muhammad MM didampingi Sekretaris, Rusdi SP kepada Serambinews.com, Jumat (24/7/2020) mengatakan, pengembangan jagung pada lahan 1.000 Ha ini untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat selain komoditi padi dan kedelai.

”Khusus pengembangan tanaman jagung, kita fokuskan pengembangan di empat kecamatan," ujar Muzakkir Muhammad.

Komisi I DPRA: 20 TKA yang Bekerja di Proyek PLTU 3-4 Nagan Raya belum Miliki Izin Kerja

Sedang Viral, Ini Resep & Cara Membuat Kue Klepon: dari Klepon Ubi, Klepon Oreo hingga Klepon Urban

Tim Wasev Pantau TMMD di Tamiang

Ada pun keempat kecamatan yang dilakukan pengembangan jagung itu yaitu Kecamatan Bandar Dua , Bandar Baru, Ulim, Meurah Dua, Trienggadeng, dan Panteraja.

Diakui Muzakkir, selama ini animo warga terhadap tanaman jagung sangat tinggi.

Sebelumnya masyarakat khususnya si Kecamatan Bandar Dua ribuan petani lebih memilih di areal persawahan saja.

Namun setelah melihat keuntungan yang melimpah, maka masyarakat di beberapa kecamatan lain juga telah menyebar ke areal lereng perbukitan (gunung) yang selama ini dilakykan masyarakat Panteraja, Bandar Baru serta Trienggadeng.

Dari hasil kalkulasi pendapatan yang diperoleh petani jagung sangatlah besar.

Sesuai data hasil panen yang diperoleh selama ini dengan hasil tes ubinan mencapai 10 sampai 12 ton/Ha dengan harga jual Rp 3.500/Kg. Maka pada setiap Ha memperoleh hasil Rp 35 juta.

"Sementara biaya produksi yang diperlukan lebih murah yaitu berkisar antara Rp 10 juta dalam setiap Ha sehingga dengan demikian, setiap Ha rata-rata petani memperoleh keuntungan Rp 25 juta," jelasnya.

Dengan Jumlah keuntungan sedemikian rupa, menjadikan motivasi yang sangat besar dalam melakukan pengembangan jagung. Malahan tanpa diajak mereka telah termotivasi sangat besar untuk melakukan program ini.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved