Luar Negeri

AS Minta Dunia Lawan China, Perang Dingin Baru Segera Pecah, Usai Uni Soviet, Kini China

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mulai menggerakkan dunia untuk bangkit melawan Presiden China Xi Jinping.

Editor: M Nur Pakar
AFP/Ashley Landis / POOL
Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo berbicara di depan Gedung Perpustakaan Presiden Richard Nixon tentang Perang Dingin baru dengan China di Yorba Linda, California, AS, Jumat (24/7/2020). 

SERAMBINEWS.COM, WASHINTON - Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mulai menggerakkan dunia untuk bangkit melawan Presiden China Xi Jinping.

Presiden AS Donald Trump telah memanggil timpalannya dari Rusia Vladimir Putin untuk membahas Beijing dalam pembicaraan di masa depan.

Khususnya mengenai kontrol senjata strategis, keamanan minyak global dan perkembangan Iran.

Mnurut para diplomat yang berbasis di Washington dan Moskow, ini adalah panggilan kelima Presiden Trump.

Khususnys dalam dua bulan terakhir ini dengan Presiden Putin .

Federasi Rusia yang mengamuk telah meminta pertanggungjawaban China.

Demi kepentingan jangka panjang perdamaian global.

Presiden AS memahami pentingnya Rusia dalam menangani Beijing.

Sebaliknya, Trump menghadapi perlawanan keras dari para aktivis anti-Trump di Washington.

Bukan Moskow, China sebagai musuh nomor 1.

AS Sebut Cina Jadi  Musuh Besar, Cina Cap ‘Gila’ Menlu Mike Pompeo

China Bungkam Muslim Uighur, 435 Intelektual Dipenjara atau Hilang Secara Paksa

Anak Harimau Sumatera Lahir di Kebun Binatang Polandia

Pembicaraan Presiden Trump tentang Iran adalah untuk menghalangi Presiden Putin mendukung Teheran.

Apalagi bergandengan tangan dengan China untuk aliansi anti-AS jangka panjang.

Mike Pompeo, pada bagiannya, hampir membalikkan doktrin Nixon-Kissinger tahun 1970-an yang melibatkan Tiongkok.

Dilansir AFP, Jumat (24/7/2020, dia meyakini para penguasa Beijing akan berasimilasi dengan komunitas global.

Pertemuan Nixon-Kissinger dengan China mengorbankan hubungan AS dengan India.

Ketika Washington meminta New Delhi bertanggung jawab atas invansi Pakistan pada 1971.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved