Banjir di Subulussalam

Banjir Lumpuhkan Lalu Lintas Aceh-Medan Berjam-Jam, Antrean Kendaraan Capai 3 Kilometer

Akibat banjir di Subulussalam, arus lalu lintas Aceh menuju Sumatera Utara di jalur barat-selatan maupun sebaliknya lumpuh selama berjam-jam.

Penulis: Khalidin | Editor: Taufik Hidayat
Serambinews.com
RATUSAN kendaraan berbagai jenis antrean panjang hingga tiga kilometer karena tidak dapat melintas genangan banjir yang merendam badan jalan nasional Aceh-Medan tepatnya Dusun Rikit, Desa Namo Buaya, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam, Selasa (28/7/2020) 

Laporan Khalidin | Subulussalam

SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM – Kapolres Subulussalam, AKBP Qori Wicaksono SIK mengatakan banjir yang melanda daerah ini sejak Selasa (28/7/2020) pagi turut merendam badan jalan nasional.

Akibatnya, arus lalu lintas Aceh wilayah pantai barat selatan menuju Medan, Sumatera Utara maupun sebaliknya lumpuh selama berjam-jam.

Bahkan, menurut Kapolres AKBP Qori Wicaksono akibat tidak dapat melintas, antrean ratusan kendaraan yang terjebak di lokasi banjir mencapai tiga kilometer.

“Lalulintas lumpuh, kendaraan tidak dapat melintas genangan banjir sehingga menyebabkan antrean hingga tiga kilometer di kedua arah,” terang Kapolres AKBP Qori.

Kapolres AKBP Qori mengimbau pengendara untuk bersabar menunggu genangan banjir menyurut. Sebab jika hingga siang ini arus banjir masih kuat sehingga rawan dilintasi kendaraan berbodi kecil.

Menurut AKBP Qori, hingga siang tadi baru kendaraan berkapasitas besar seperti truk tangki, tronton dan cold diesel yang dapat lewat itupun dengan hati-hati dan dipandu petugas kepolisian di sana.

Kapolres AKBP Qori mengingatkan pengendara tidak nekat menerobos genangan banjir sebab bisa celaka terseret arus.

“Jangan nekat, karena tadi saja ada mobil kecil terseret arus karena menerobos banjir. Makanya kita minta pengendara untuk sabara menunggu air surut,” imbau Kapolres AKBP Qori

Kapolres AKBP Qori menyatakan pihaknya turut menurunkan personel untuk membantu warga maupu kelancaran lalu lintas.

Selain itu juga diterjunkan personel Brimob membantu penanganan banjir di Rikit, Desa Namo Buaya, Kecamatan Sultan Daulat.

Sementara dampak banjir menyebabkan sedikitnya 73 unit rumah di Kota Subulussalam terendam. Hal itu disampaikan Wali Kota Subulussalam H Affan Alfian Bintang SE yang turun ke lokasi banjir bersama Kapolres AKBP Qori Wicaksono SIK.

Menurut Walkot Affan Bintang, banjir yang terjadi di Subulussalam melanda tiga desa masing-masing Singgersing dan Namo Buaya, Kecamatan Sultan Daulat serta Danau Teras Kecamatan Simpang Kiri.

Sebanyak 73 unit rumah warga terendam banjir yang terjadi sejak tadi malam. Ke 73 rumah terendam banjir tersebar di Desa Singgersing dan Namo Buaya, Dusun Rikit.

Walkot Affan Bintang mengatakan ketinggian air di permukaan badan jalan nasional mencapai satu meter dan mobil berbodi kecil tidak dapat melintas.

“Rumah ada 73 unit yang terendam, air di badan jalan masih besar mencapai satu meter, makanya mobil kecil atau pribadi tidak dapat lewat,” terang Walkot Affan Bintang.

Sejauh ini, kata Walkot Affan Bintang arus lalu lintas masih lumpuh. Karenanya, Pemko Subulussalam membangun dapur umum untuk membantu korban banjir.

Selain korban banjir, dapur umum juga diperuntukan bagi pengendaraan yang terjebak di sana karena kesulitan makanan.

Walkot Affan Bintang mengimbau masyarakat tidak panik karena pemerintah hadir memberikan bantuan langsung.

Selain bantuan dari Pemko Subulussalam, tampak pula Ketua Tim Penggerak PKK Kota Subulussalam Hj Mariani Harahap turun ke lokasi membawa sembako.

Wali Kota Subulussalam H Affan Alfian Bintang SE  turun ke lokasi banjir yang melanda sejumlah desa di Sultan Daulat, Selasa (28/7/2020).

Ini Lokasi dan Jumlah Desa di Subulussalam Terendam Banjir, Jalur Aceh-Medan Masih Lumpuh

Banjir Subulussalam juga Rendam Puluhan Rumah di Rikit, Namo Buaya, Sultan Daulat

Ketinggian Banjir Capai 1 Meter di Jalan, Walkot Subulussalam: 73 Rumah Terendam

Cuaca Buruk, Layanan Transportasi Rute Singkil - Pulau Banyak Lumpuh

Kapolres AKBP Qori Wicaksono SIK juga ikut dalam rombongan Wali Kota Subulussalam H Affan Bintang termasuk beberapa personel kepolisian setempat, TNI dan brimob.

Awalnya, Walkot Subulussalam Affan Bintang memantau banjir di jalan nasional Tambar Lihe, Desa Danau Teras, Kecamatan Simpang Kiri. Banjir yang juga sempat melumpuhkan lalu lintas selama berjam-jam kini sudah surut.

Banjir terparah terjadi di kawasan Rikit, Desa Namo Buaya, Kecamatan Sultan Daulat. Ada 200-an meter badan jalan nasional terendam banjir.

Wali Kota Subulussalam H Affan Bintang mengatakan ketinggian banjir di badan jalan nasional mencapai satu meter.

“Ketinggian banjir di jalan nasional ini ada satu meter dan panjangnya sekitar 200-an meter,” kata Walkot Affan Bintang.

Petugas kepolisian bersama warga membantu mengevakuasi masyarakat yang ingin menyeberang.

Pun demikian kendaraan truk yang diperkenankan melintas setelah banjir mulai menyurut. Namun hanya truk berkapasitas besar yang diperbolehkan lewat.

Sementara mobil berbadan kecil termasuk kendaraan roda dua dan mobil pribadi hingga kini masih terjebak di lokasi banjir.

Seperti berita sebelumnya, banjir akibat hujan deras yang mengguyur Kota Subulussalam dan sekitarnya melanda tiga desa di daerah ini, Selasa (28/7/2020).

Selain di Dusun Rikit, Desa Namo Buaya, Kecamatan Sultan Daulat, banjir juga merendam badan jalan nasional di Desa Singgersing serta Danau Teras atau Tambar Lihe.

“Tapi di Singgersing kendaraan masih bisa melintas, di Rikit Namo Buaya sama sekali lumpuh,” kata Rahmat Fadli, Camat Sultan Daulat

Berdasarkan informasi, selain di Sultan Daulat, banjir akibat hujan yang saban hari melanda Subulussalam juga terjadi di Kecamatan Simpang Kiri.

Banjir melanda  kawasan Danau Teras atau Tambar Lihe hingga meluap ke badan jalan nasional di sana.

Seperti diberitakan, akibat banjir yang meluap ke badan jalan arus lalulintas jurusan aceh-Medan via Subulussalam maupun sebaliknya  lumpuh hingga saat ini.

Informasi  yang dihihimpunSerambinews.com di lapangan, banjir yang merendam kawasan Dusun Rikit, Desa Namo Buaya, Kecamatan Sultan Daulat sekitar 13 kilometer dari Subulussalam.

Menurut Rahmad Sagala, Kepaal Desa Namo Buaya, banjir merendam hampir 100 meter badan jalan nasional yang menjadi akses satu-satunya bagi masyarakat Aceh pantai barat selatan menuju Medan.

Ketinggian air luapan di badan jalan nasional mencaai satu meter. Kondisi saat ini, kata Rahmad, air makin meninggi dan arus kian menguat.

”Tadi pagi mulai shubuh, ada 100 meter genangan banjir setinggi satu meter di badan jalan,” kata Rahmad

Menurut Rahmad, hingga kini puluhan kendaraan berbagai jenis dari dua arah terjebak di lokasi banjir. Meski demikian beberapa waktu lalu ada truck cold diesel yang nekat mnerobos arus banjir.(*)

Nama Corona Masuk dalam Daftar Populer untuk Nama Anak Tahun 2020, Termasuk Aurora dan Luna

Viral, Kisah Desainer Grafis Ini Jadi Korban ‘Harga Teman’, Disumpahin Hingga Diucap Kata-kata Rasis

Mobil Kepala Puskesmas Teunom Tabrakan dengan Mobil Pengangkut Lembu di Teunom, Begini Kronologinya

Video Protes Belajar Daring Viral, Ratu Talisha Emak-Emak Asal Medan Ini Klarifikasi Soal Omelannya

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved