Wawancara Eksklusif

Manusia Autentik dan Bonafide

Sebagai orang yang komitmen pada kemajuan masa depan, PK Ojong tidak melarang anak-anak membaca buku di Toko Gramedia

Editor: bakri
zoom-inlihat foto Manusia Autentik dan Bonafide
TRIBUNNEWS/HO
INDRA GUNAWAN, Wakil Presiden Direktur Kompas Gramedia 1992-2004

Dalam segala hal ia berusaha asli, tidak dibuat-buat, sesuai panggilan hati, itu memang benar. Pada mulanya seorang guru, kemudian wartawan, dan setelah menjadi direktur utama, ia tetap ingin membagikan kearifan, pengetahuan, dan pengalamannya ke publik. Chairil Anwar, seorang penyair besar Indonesia, adalah manusia autentik. Hidup penuh derita dilakoninya, sebagai penyair dia tulen.

Siapa orang pertama yang menyebut PK Ojong orang bonafide?

Orang pertama yang menyebut PK Ojong sebagai manusia bonafide adalah Frans Seda. Dalam wawancara untuk film dokumenter Gramedia Film Mengenang Kepergian Pak Ojong, Seda melontarkan kata,'Ojong adalah manusia bonafide.’

Apa perbedaan PK Ojong dan Jakob Oetama?

PK Ojong-Jakob Oetama bukan saja sebagai pendiri Kompas Gramedia, tapi sudah menjadi figur publik. Karena itu, umum pun berhak mengetahui, apalagi di hari-hari menjelang peringatan kelahiran Harian Kompas. Pernah saya tulis, ada sejumlah persamaan dan perbedaan di antara mereka. Secara bersama, mereka adalah pemimpin yang mengedepankan seni mendengar (art of listening), rendah hati, sederhana, menjunjung tinggi pers bebas independen tapi bertanggung jawab, dan terpikat dengan Jalan Ketiga-nya Anthony Giddens atau apa pun istilahnya itu.

Apa perbedaan di antara kedua tokoh itu?

Perbedaannya adalah PK Ojong lebih hangat, lebih disipliner dan prosedural, sementara Jakob Oetama lebih sejuk, lebih ngemong dan opsional. Namun, di samping persamaan dan perbedaan tersebut, ada keistimewaan dan keunggulan dari pribadi mereka masing-masing.

Apa keistimewaan tersebut?

Ibarat penyanyi, Jakob Oetama dapat dikategorikan sebagai orang dengan jangkauan vocal (vocal range) lebar. Ia mudah bergerak naik turun oktaf dari bas ke tenor dan sebaliknya. Ini sekadar metafora.

Contoh kongkretnya?

Sebagai pemimpin redaksi dan CEO, ia dapat berkomunikasi dengan seniman rendah hati maupun yang eksentrik-liar; intelektual dengan idiom-diksi khusus maupun cendekiawan dengan bahasa rakyat; politikus yang teguh pendirian maupun yang suka berayun; pengusaha yang setengah hitam maupun yang setengah putih, dan se-bagainya.

Apa pendirian atau pemihakan mereka?

Ini bukannya ia tak punya pendirian atau pemihakan. Hanya, bagaikan seorang coach, ia berusaha memahami orang dengan berbagai sudut pandang dan bermacam tingkah laku. Sepertinya ia tak ingin terjebak dalam dikotomi sederhana hitam-putih.

Untuk sejumlah hal, ia melihat kebenaran itu masalah derajat saja (truth is a matter of degree), lebih benar atau kurang benar. Moderasi. Namun, ini bukannya berarti tidak ada yang sepenuhnya salah.

Tentu saja ada, seperti kejahatan terhadap kemanusiaan atau korupsi, misalnya. Berhubung sifatnya yang semacam itu, ia mudah diterima di berbagai kalangan masyarakat.  Sengaja atau tak sengaja, ia ditempatkan sebagai juru damai untuk berbagai persoalan, tentunya juga di internal.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved