Banjir di Subulussalam
Cuaca Ekstrem Landa Subulussalam, Ini Titik Rawan Longsor dan Pohon Tumbang yang Harus Diwaspadai
Kota Subulussalam hingga kini masih dilanda cuaca ekstrem berupa hujan deras terutama petang dan malam hari
Penulis: Khalidin | Editor: Muhammad Hadi
Laporan Khalidin I Subulussalam
SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM - Kota Subulussalam hingga kini masih dilanda cuaca ekstrem berupa hujan deras terutama petang dan malam hari.
Hujan deras yang kerap melanda Kota Subulussalam selama ini tak jarang memicu bencana alam mulai banjir hingga pohon tumbang dan longsor.
Bencana terkini berupa banjir terjadi, Selasa (28/7/2020) melanda tiga desa dan merendam badan jalan nasional.
• VIDEO - Kaum Ibu dan Eks Penyandang Kusta Tagih Pencairan Jadup ke Kantor Bupati Aceh Utara
Akibat banjir yang merendam badan jalan nasional menyebabkan lumpuhnya lalu lintas Aceh-Sumatera Utara via Kota Subulussalam.
Ratusan kendaraan berbagai jenis baik dari Aceh wilayah pantai barat selatan menuju arah medan Sumatera Utara maupun sebaliknya terlibat antrean di lokasi banjir hingga mengular sepanjang tiga kilometer.
Pantauan Serambinews.com di lapangan, banjir terjadi di tiga desa dan merendam empat titik badan jalan nasional.
Ketiga desa yang terendam banjir meliputi Singgersing, Namo Buaya dan Danau Teras.
• Ibu-Ibu Gendong Anak Datangi Dinas Sosial Aceh Utara di Lhokseumawe
Selain banjir, cuaca ekstrem ini kerap menimbulkan longsor di lintas Subulussalam-Pakpak Bharat tepatnya kawasan Kedabuhen Jontor-Lae Ikan, Kecamatan Penanggalan.
Kecuali itu, hujan dan cuaca ekstrem juga tak jarang menumbangkan pohon baik akibat longsor maupun angin kencang sehingga menimpa badan jalan.
Para pengguna jalan diminta sellau wspada manakala melintas petang dan malam disertai hujan deras karena sewaktu-waktu dapat terjadi longsor atau pohon tumbang
Iwan, Kepala PPK 13 Satker Pelaksana Jalan Nasional (PJN) wilayah II, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) kepada Serambinews.com mengatakan sejauh ini tidak ada bencana longsor.
Badan jalan nasional saat ini menurut Iwan hanya terendam banjir dan melumpuhkan lalu lintas Aceh - Sumatera Utara.
“Untuk longsor sejauh ini masih aman, sekarang yang terjadi bencana banjir merendam badan jalan nasional,” kata Iwan.
• Pemkab Pidie Sembelih 66 Hewan Kurban, Warga Harus Patuhi Protokol Kesehatan
Meski demikian, Iwan menyampaikan imbauan bagi para pengendara yang melintas khususnya kawasan Kedabuhen, Jontor-Lae Ikan, Kecamatan Penanggalan, Kota Subulussalam.
Lokasi ini, salah satu sebaran titik rawan longsor dan pohon tumbang setiap musim penghujan.
Sebab di sana terdapat tebing bukit yang labil serta pepohonan hutan lebat.
Iwan mengatakan pihaknya memang terus standby untuk mengantisipasi bencana longsor, pohon tumbang termasuk banjir.
Menurut Iwan, sejauh ini ada sejumlah titik badan jalan rawan longsor di wilayah Subulussalam.
Berdasarkan datanya PJN wilayah II lokasi rawan longsor yakni di ruas Subulussalam batas provinsi Sumatera Utara.
Lokasi itu berada di KM 610-617 Kota Subulussalam sekitar desa Jontor dan Lae Ikan Kecamatan Penanggalan.
“Lokasi paling rawan longsor ada delapan kilometer jalur nasional ini berada di perbatasan Aceh Medan tepatnya Jontor dan Lae Ikan, Penanggalan, Kota Subulusssalam,” terang Iwan
Kecuali itu, kata Iwan ada beberapa titik rawan bencana banjir seperti di Desa Danau Tras, Kecamatan Simpang Kiri, Desa Bulu Sema, Kecamatan Suro, Aceh Singkil, Desa Biskang dan Sosor.
• 35 Ekor Kambing Terpanggang dalam Kebakaran di Gampong Jawa Banda Aceh
Jadi, kata Iwan selain rawan banjir, musim penghujan dan cuaca ekstrem, juga memicu bencana lain.
Iwan pun mengimbau warga Aceh yang melakukan perjalanan ke Medan Sumatera Utara di lintasan Subulussalam untuk lebih waspada tanah longsor yang kerap terjadi di jalur tersebut.
Pada bagian lain Iwan menjelaskan, jalur nasional Aceh-Medan via Subulussalam di Jontor dan Lai Ikan itu rawan longsor lantaran sepanjang jalan berada di lereng pebukitan dan tanahnya labil serta.
Sementara di sisi sebelah kanan arah Medan terdapat jurang dengan kedalaman puluhan meter.
Menurut Iwan, hampir tiap hari hujan deras terus di Subulussalam, ada beberapa titik bukit-bukit yang rawan longsor dan menimbun jalan.
• Jadi Tersangka Kasus Ponsel Ilegal, Putra Siregar Pemilik PS Store: Aku Dijebak Kawan Sendiri
Ditambahkan, cuaca ekstrem berupa hujan deras akhir-akhir ini memicu tebing tanah pegunungan Lae Ikan labil dan rawan longsor.
Longsor kerap terjadi pada sore menjelang maghrib hingga tengah malam.
Karena itu, para pengguna jalan diminta lebih waspada dan apabila hujan lebat mengguyur disarankan agar tidak memaksa melintas karena dikuatirkan terjadi longsor.
Pihak PJN Wilayah II, sendiri menurut Iwan tetap siaga jika sewaktu-waktu terjadi bencana di sana.
”Tapi kita terus mengimbau warga yang sedang melakukan perjalanan dari Aceh ke Medan atau sebaliknya agar berhati-hati saat melintas di kawasan Lae Ikan-Pakpak Bharat karena sangat rawan longsor apalagi musim hujan seperti sekarang,” imbau Iwan.
• Banjir Merambah Hingga ke Woyla Timur, Sembilan Desa Mulai Terendam
Pantauan Serambinews.com hujan dengan intensitas tinggi terus mengguyur wilayah Subulussalam beberapa pekan terakhir ini bahkan pada malam hari.
Cuaca di Subulussalam saban sore diselimuti awan hitam yang diiringi guyuran hujan berpertir serta angin kencang. Hingga berita ini disusun pun Subulussalam masih diguyur hujan deras.
Para pengguna jalan yang biasa melintas dari arah Subulussalam menuju Pakpak Bharat dan Sidikalang, Sumatera Utara maupun sebaliknya juga diimbau berhati-hati.
Pasalnya, ruas jalan yang menghubungkan Aceh-Medan tersebut rawan terjadi tanah longsor saat curah hujan masih cukup tinggi. (*)
• Seorang Penganiaya Anak di Nagan Raya Jadi Tersangka