AS Beri Sanksi Kepada Organisasi Paramiliter di China, terkait Pelanggaran HAM Terhdap Etnis Uighur
Mereka dimasukkkan ke daftar itu karena diduga memiliki kaitan dengan pelanggaran HAM serius terhadap etnis minoritas di Xinjiang.
Dilansir dari Foreignpolicy.com, XPCC atau dikenal sebagai Bingtuan di China, dibentuk oleh Ketua Partai Komunis, Mao Zedong, pada tahun 1954.
XPCC ditugaskan untuk menstabilkan wilayah Xinjiang yang bergejolak.
Misi lain dari XPCC adalah kemandirian.
Warga China yang berada di sana tidak hanya ingin membuat pos-pos terdepan, tetapi juga pertanian dan kota-kota di wilayah yang pada tahun 1955 resmi bernama Wilayah Otonom Uighur Xinjiang.
Mereka membangun rumah sakit, sekolah, penjara, dan teater, dan pada dasarnya menjadi negara di dalam negara dengan struktur organisasi bergaya militer.
Media negara mengatakan pemerintahan pusat menginginkan XPCC untuk membangun lebih banyak kota sebagai bagian dari kampanye antiteror.
Beijing percaya bahwa urbanisasi dan pembangunan yang lebih banyak akan membantu menghilangkan konflik antara etnis muslim Uighur dan Han yang ada wilayah itu.
Ekspansi XPXX, kata Pemerintah China, bertujuan untuk menenangkan etnis Uighur dengan meningkatkan kualitas hidup mereka.
Ketika didirikan, XPCC mempunyai kekuatan sekitar 175.000 orang, terdiri dari mantan tentara nasionalis yang dipaksa bekerja oleh pemerintah komunis, atau parap pemuda di area pesisir yang diyakinkan untuk pergi ke barat sebagai bagian dari kewajiban revolusioner mereka.
Pada tahun 1998, XPCC diberikan status birokrasi yang setara dengan pemerintah regional Xinjiang.
XPCC juga sebuah milisi meskipuan tidak menggantikan Tentara Pembebasan Rakyat atau polisi lokal, keduanya masih aktif di sana,
Pemerintah China menyatakan XPCC "memainkan peran penting dalam melawan terorisme dan menjaga kestabilan".
Namun, XPCC secara bertahap telah berkembang menjadi perusahaan komersial utama.
XPCC saat ini adalah bisnis miliaran dolar dengan banyak anak perusahaan yang terdaftar dan mempunyai banyak sekali tenaga kerja.
Mayoritas tenaga kerjanya adalah etnis Han.