Nelayan Langsa di 86 Aparat
Nelayan Kota Langsa Mulai Takut Melaut, Ini Masalahnya
"Apapun mereka (oknum aparat di laut) katakan, ujung-ujungnya tetap duit. Dahulu dari zaman ke zaman tidak ada seperti sekarang," ujarnya.
Penulis: Zubir | Editor: Nurul Hayati
"Apapun mereka (oknum aparat di laut) katakan, ujung-ujungnya tetap duit. Dahulu dari zaman ke zaman tidak ada seperti sekarang," ujarnya.
Laporan Zubir | Langsa
SERAMBINEWS.COM, LANGSA - Nelayan Kota Langsa saat ini mulai takut melaut, jika ada kapal perang sedang beroperasi di laut sekitar mereka mencari ikan.
Demikian salah satu keluhan nelayan yang disampaikan seorang nelayan (tekong boat), Marzuki, saat blak-blakan mengadu ke DPRK Langsa, Kamis (06/08/2020) hari ini.
Menurut Marzuki, mereka pikir setelah diteken perjanjian damai MoU Helsinki antara GAM dan RI, Aceh sekarang sudah aman.
Tapi ternyata tidak, sekarang di laut sudah seperti masa konflik lagi.
Nelayan memohon dewan menyikapi persoalan yang dihadapi mereka.
Perwakilan nelayan lainnya, Zakaria, mengatakan, saat ini sangat resah.
• BREAKING NEWS - Mengaku Sering di-86 Oknum Aparat di Laut, Puluhan Nelayan Langsa Mengadu ke DPRK
Seluruh persoalan di laut selalu dipersulit, baik tentang surat maupun perlengkapan lainnya oleh oknum aparat di laut.
Jika ada hal kecil saja kurang, pemilik boat harus harus membayar Rp 2 juta - Rp 10 juta.
Mereka meminta dengan semena-mena kepada nelayan.
Kondisi tersebut dirasa sangat meresahkan nelayan.
"Apapun mereka (oknum aparat di laut) katakan, ujung-ujungnya tetap duit. Dahulu dari zaman ke zaman tidak ada seperti sekarang," ujarnya.
Nelayan Bustami, menambahkan, saat ini nelayan di laut harus berhadapan dengan KRI, ada saja surat-surat yang mereka periksa tidak lengkap.
Seharusnya nelayan dibina, bukan dibinasakan.
• Dayah Jeumala Amal Luengputu, Pijay Sembelih 37 Ekor Ternak Kurban