Luar Negeri
Anak-anak Beirut Alami Trauma Berat Akibat Ledakan Dahsyat Pelabuhan Beirut
Anak-anak Beirut Lebanon mengalami trauma berat seusai ledakan dahsyat Pelabuhan Beirut Selasa (4/8/2020). Ledakan itu menghancurkan pintu kaca dekat
"Sekarang, dia tidak mau berbicara dengan siapa pun," kata ibunya.
Joy Abi Habib, pakar kesehatan mental di Save The Children, mengatakan kaum muda yang mengalami trauma dapat bereaksi berbeda.
“Sakit kepala, mual, mengompol, masalah pencernaan adalah gejala fisik yang cenderung diabaikan orang tua,” katanya.
"Mereka menjadi sakit dan sangat gelisah," tambahnya.
Putri Zeinab Ghazale, Yasmine (8) dan Talia (11) menolak tidur sendirian di kamar mereka sejak ledakan.
Ledakan memecahkan jendela di apartemen mereka dan membuat kaca beterbangan di sekitar kamar mereka.
"Kami secara ajaib selamat," kata Ghazale, yang harus memindahkan putrinya keluar dari rumah selama beberapa hari sampai jendela diperbaiki.
“Tapi putri saya Yasmin terus bertanya?"
"'Mengapa saya tidak memiliki masa kecil yang normal?
"Mengapa saya harus melalui semua ini ketika saya baru berusia 8 tahun? '"
Psikolog Maha Ghazale, telah merawat banyak anak setelah ledakan.
Dia mengatakan banyak yang mengalami ketidakpastian terus bertanya apakah ini akan terjadi lagi.
“Banyak anak yang menolak untuk kembali ke rumah, mendekati pintu kaca atau jendela,” tambah Ghazale.
Ricardo Molaschi mengunjungi apartemen kakek-neneknya di Beirut bersama ayah Italia dan ibu Lebanonnya.
Saat ledakan terjadi, anak berusia 6 tahun itu terluka oleh kaca yang beterbangan, membutuhkan jahitan.