Luar Negeri

Anak-anak Beirut Alami Trauma Berat Akibat Ledakan Dahsyat Pelabuhan Beirut

Anak-anak Beirut Lebanon mengalami trauma berat seusai ledakan dahsyat Pelabuhan Beirut Selasa (4/8/2020). Ledakan itu menghancurkan pintu kaca dekat

Editor: M Nur Pakar
AFP/ANWAR AMRO
Seorang anak perempuan memperhatikan dari jendela apartemen tempat tinggalnya ke pelabuhan Beirut, Lebanon yang hancur seusai ledakan amoniak nitrat, Selasa (11/8/2020). 

Kakeknya, Kazem Shamseddine, tewas di lokasi kejadian.

Anak muda itu telah berulang kali melontarkan amarah kepada siapapun yang menyebabkan ledakan tersebut.

"Saya ingin menaruhnya di gunung berapi dan membiarkannya meledak," katanya.

Ghazale mengatakan membiarkan anak-anak memproses trauma itu penting, membiarkan mereka marah.

Tetapi juga mendorong mereka untuk menceritakan kisah tersebut secara lisan atau melalui seni dan permainan.

“Anak saya, Fares, terus bermain di mana ada api, dan melarikan diri,” kata Rania Achkar, ibu dua anak.

Putrinya yang berusia 4 tahun, Raya, mengubah lagu kebangsaan Lebanon menjadi lagu tentang ledakan itu.

“Seluruh dunia telah meledak,” dia bernyanyi.

“Ada api di mana-mana, semua orang membicarakan kami di televisi.”

Trauma dapat terulang kembali jika anak-anak terpapar berita dan percakapan orang dewasa tentang hal itu, kata Ghazali.

Dia menyarankan untuk mengisolasi mereka dari itu dan mencari bantuan.

“Anak-anak tangguh, tetapi trauma yang tidak diproses dapat menyebabkan peningkatan kecemasan," ujarnya.

"Masalah perilaku, itu menjadi bagian dari hidup mereka dan kemudian dapat mengarah pada mekanisme koping yang negatif,” katanya.

Mengembalikan rasa aman, normal dan rutin akan membantu, kata Ghazale.

Hiba Achi mengatakan telah memutuskan untuk meninggalkan Lebanon bersama putranya dan bergabung dengan suaminya yang bekerja di Dubai.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved