Luar Negeri
Kontraktor AS Sudah Beritahu Empat Tahun Lalu, Amoniak Nitrat di Pelabuhan Beirut Sangat Berbahaya
Seorang kontraktor Pemerintah AS sudah memberitahu pejabat Pelabuhan Beirut empat tahun lalu. Saat itu disampaikan keprihatinan tentang penyimpanan
SERAMBINEWS.COM, WASHINGTON - Seorang kontraktor Pemerintah AS sudah memberitahu pejabat Pelabuhan Beirut empat tahun lalu.
Saat itu disampaikan keprihatinan tentang penyimpanan tidak aman bahan kimia itu yang mudah memicu ledakan dahsyat.
Tidak ada indikasi kontraktor itu mengkomunikasikan kekhawatirannya kepada siapapun di Pemerintahan AS.
Penilaiannya dicatat secara singkat dalam kabel Departemen Luar Negeri empat halaman yang pertama kali dilaporkan oleh The New York Times, Selasa (11/8/2020).
Kabel, berlabel sensitif tetapi tidak rahasia, sebagian besar berhubungan dengan tanggapan Lebanon terhadap ledakan dan asal-usul serta disposisi amoniak nitrat.
Tetapi juga dicatat setelah ledakan 4 Agustus 2020, seseorang telah menasihati Angkatan Laut Lebanon di bawah kontrak Angkatan Darat AS dari 2013 hingga 2016.
Kepada Departemen Luar Negeri AS dia telah melakukan inspeksi fasilitas pelabuhan pada langkah-langkah keamanan.
Dia melapor ke petugas pelabuhan tentang penyimpanan amoniak nitrat yang tidak aman.
Kekhawatiran tentang amoniak nitrat diketahui pemerintah Lebanon sebelum ledakan mematikan itu, kata para pejabat.
• Lebanon Butuh Reformasi Super Kuat, Membangun Kembali Kepercayaan Rakyat
• Anak-anak Beirut Alami Trauma Berat Akibat Ledakan Dahsyat Pelabuhan Beirut
• UNICEF Bangun Kota AS Lebih Ramah Terhadap Anak-anak
Kontraktor, yang tidak disebutkan namanya, sekarang menjadi pegawai Departemen Luar Negeri yang berbasis di Ukraina.
Dia berada di Lebanon untuk memberikan instruksi kepada anggota Angkatan Laut Lebanon.
Saat berada di sana, dia melakukan pemeriksaan keamanan fisik singkat dan mendadak di fasilitas itu pada 2015 atau 2016 atas permintaan seorang pejabat pelabuhan, kata pejabat AS.
Kontraktor, yang memiliki latar belakang keamanan pelabuhan dan maritim, mencatat kelemahan dalam cakupan kamera dan aspek lain dari manajemen pelabuhan.
Ttetapi tidak menilai masalah keselamatan, menurut pejabat AS, yang berbicara dengan syarat anonim.
Saat berada di dalam gudang tempat penyimpanan amoniak nitrat, kontraktor melihat masalah seperti ventilasi yang buruk dan keamanan fisik yang tidak memadai.
Dia menyampaikan kepada petugas pelabuhan yang menyertainya, kata para pejabat.
Tidak jelas apakah pejabat pelabuhan melaporkan kekhawatiran ini kepada atasannya.
Ribuan ton amonium nitrat telah disimpan di gudang selama lebih dari enam tahun, tampaknya dengan sepengetahuan pejabat politik dan keamanan.
Ledakan dahsyat satu minggu lalu pada Selasa menewaskan 171 orang dan menjerumuskan Lebanon ke dalam krisis politik yang lebih dalam.
Kontraktor tersebut bekerja untuk Organisasi Manajemen Pelatihan Bantuan Keamanan Angkatan Darat AS, yang berkantor pusat di Fort Bragg, North Carolina.
Dia memberikan instruksi kepada anggota Angkatan Bersenjata Lebanon dalam lalu lintas kapal Angkatan Laut dan operasi perahu kecil.
Dia mengunjungi pelabuhan Beirut sebagai bagian dari program instruksi itu ketika pejabat pelabuhan memintanya untuk pemeriksaan, yang menurut pejabat AS berlangsung 45 menit.
Amerika Serikat memiliki hubungan keamanan yang erat dengan Lebanon.
Menurut Departemen Luar Negeri AS , pemerintah AS telah memberikan Lebanon bantuan keamanan 1,7 miliar dolar AS sejak 2006.
Bantuan tersebut dirancang untuk mendukung kemampuan angkatan bersenjata Lebanon mengamankan perbatasan, melawan ancaman internal, dan mempertahankan wilayah.
September 2019, sebuah kapal Angkatan Laut AS, kapal perusak berpeluru kendali USS Ramage, mengunjungi Beirut.
Ini adalah pertama kalinya dalam 36 tahun sebuah kapal perang Amerika melakukan kunjungan pelabuhan ke sana, menurut militer AS saat itu.(*)