Luar Negeri

Palestina Marah, Dunia Sambut Baik Pembukaan Hubungan Diplomatik UEA dengan Yahudi

Saat Palestina meluapkan kemarahannya ke Uni Emirat Arab (UEA), dunia menyambut baik pembukaan hubungan dengan Yahudi.

Editor: M Nur Pakar
AFP/Mohammed ABED
Seorang pria melepaskan balon berisi alat peledak ke Israel, dekat kamp pengungsi al-Bureij, perbatasan Israel-Gaza, Palestina, Rabu (12/8/2020) 

Khususnya mengakhiri pendudukan tanah Palestina atau kelanjutan konflik yang melanggar hak-hak rakyat Palestina.

Safadi mengatakan Israel harus memandang perjanjian itu sebagai insentif untuk mengakhiri pendudukan.

Juga menerima hak-hak Palestina atas kebebasan dan negara merdeka dengan Jerusalem Timur sebagai ibukotanya.

Jika itu dilaksanakan, akan menjadi langkah menuju perdamaian di kawasan itu.

Sebaliknya, jika tidak, dia memperingatkan konflik akan meningkat dan meningkatkan ancaman bagi keamanan seluruh Timur Tengah.

Dia menambahkan perdamaian yang adil dan komprehensif tidak akan tercapai saat pendudukan terus berlanjut terhadap Palestina.

Safadi menduga Israel akan tetap dengan kebijakan dan prosedur yang mengancam kedua negara, bahkan akan merusak fondasi yang mendasari proses perdamaian.

Menteri itu mengatakan Jordania akan terus bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai perdamaian Palestina-Israel, tambahnya.

Tetapi perdamaian apa pun tidak akan permanen kecuali diterima oleh semua orang.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB, Antonio Guterres menyambut baik setiap inisiatif yang dapat mempromosikan perdamaian dan keamanan di kawasan Timur Tengah.

Sebagai bagian dari kesepakatan itu, Israel telah setuju untuk menangguhkan rencana mencaplok permukiman Yahudi dan wilayah lain di Tepi Barat yang diduduki.

Mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair berkata:

“Ini adalah kesepakatan penting yang membutuhkan keberanian, imajinasi dan kepemimpinan."

"Ini juga mempertahankan kemungkinan solusi Dua Negara dengan menghentikan rencana aneksasi yang akan membuat solusi seperti itu hampir mustahil.:

“Dengan memperdalam hubungan antara Israel dan negara-negara Arab, ini membantu menciptakan kondisi yang menawarkan prospek keamanan kepada Israel dan Palestina."

“Dan ini menunjukkan bagaimana garis pemisah modern di Timur Tengah bukanlah antara agama dan budaya yang berbeda."

"Tetapi antara mereka yang menginginkan hidup berdampingan secara damai melintasi batas-batas keyakinan dan budaya," kata Tony Blair.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved