Kisah Hidup Prof Dessy R Emril

Rintihan Sesal untuk Papa, Tsunami dan Panggilan Jiwa untuk Aceh (4)

Penyesalan terbesar dalam hidup saya, saya tidak sempat memenuhi panggilan papa saat beliau dalam kondisi sakit sampai akhirnya meninggal

Penulis: Ansari Hasyim | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS/Instagram Dessy R Emril
Prof Dr dr Dessy Rakhmawati Emril SpS(K) bersama ibu. 

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Dessy R Emril menghabiskan masa remaja di Pekan Baru sambil bersekolah di SMP 4 Pekanbaru dan berlanjut ke SMA 1 Pekanbaru.

Pergulatan hidup baru dimulai saat ia tamat sekolah dan melanjutkan pendidikan ke Fakultas Kedokteran Unsyiah.

Saat itu Dessy sudah tinggal jauh dari orang tua. Ia memilih merantau dan indekos di Banda Aceh.

Menurut ibunya, Aceh adalah tempat yang paling tepat untuk melanjutkan pendidikan karena budayanya agamis. Praktis sejak menjadi mahasiswa, Dessy fokus pada belajar.

Ia tidak mau banyak disibukkan dengan kegiatan lain, kecuali belajar. Tekadnya membaja ingin menjadi dokter mendapat dukungan penuh dari kedua orang tuanya. Meski hidup dirantau, Dessy tidak kekurangan.

Segala kebutuhan hidupnya terpenuhi. Mengenang masa itu, ia terngiang pada sosok ibu kos-nya di Sektor Selatan Darussalam yang begitu baik.

Profesor Muda yang Bersinar di Kancah Internasional (1)

Sejak Kecil Dikenal Cerdas, Perfeksionis dalam Meniti Karier (2)

Sempat Benci jadi Dokter, Lebih Tertarik jadi Polwan (3)

Termasuk juga keluarga H T Makmur (mantan dekan FK Unsyiah ) yang sudah dianggapnya seperti keluarganya sendiri.

Tidak seperti kebanyakan mahasiswa kedokteran lainnya, saat itu yang rata-rata menyelesaikan pendidikan S1 selama 8 hingga 10 semester.

Tapi Dessy mampu menyelesaikan seluruh SKS pendidikan dokter dalam waktu 7 semester.

Nasib baik, pada tahun 1999, saat dia masih menjalani pendidikan profesi, Dessy lulus tes menjadi dosen PNS di Unsyiah.

Ia menyelesaikan pendidikan S1 dan profesi di Fakultas Kedokteran Unsyiah pada tahun 2000.

Pada tahun yang sama Dessy menikah dengan Dr Teuku Yuliar Arif ST MKom, dosen Fakultas Teknik Elektro Unsyiah, dan dikaruniai dua orang anak T Muhammad Faraz Deyarabi dan Teuku Muhammad Kibria Faizi

“Papa sempat merasakan kekhawatirannya saat saya mengutarakan akan menikah dengan orang Aceh, tapi pada akhirnya beliau bisa menerima keputusan itu,” ucapnya.

Tak lama setelah menikah, pada tahun 2001, Dessy memutuskan melanjutkan pendidikan dokter spesialis saraf di Universitas Indonesia.

Tapi segalanya berubah saat tiba-tiba pada 2004 tsunami menerjang Aceh.

Kala itu Dessy sedang mempersiapkan tesisnya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved