Luar Negeri

Dampak Covid-19, Kuwait Kehabisan Uang dan Diyakini tak Mampu Bayar Gaji PNS-nya setelah November

Terjadinya defisit di Kuwait menyusul penurunan harga minyak dunia terkait dengan pandemi virus Corona.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Safriadi Syahbuddin
KUWAIT GOVERNMENT (www.e.gov.kw)
Gemerlap cahaya menghiasi Negara Kuwait. 

SERAMBINEWS.COM - Pemerintah Kuwait telah kehabisan uang dan akan berjuang mati-matian untuk dapat bisa membayar gaji pegawai negeri sipil (PNS) pada November tahun ini.

Hal itu disampaikan oleh Menteri Keuangan Kuwait, Barrak al-Sheetan pada Selasa (18/8/2020) yang memperingatkan kondisi ekonomi negara itu.

Melansir dari Al Arabiya, Kamis (20/8/2020), Barrak menjelaskan bahwa dana cadangan negara hanya memiliki 2 miliar dinar (Rp. 96,5 Triliun) aset yang tersisa.

“Bahwa pemerintah membutuhkan 1,7 miliar dinar (Rp 25 Triliun) setiap bulan untuk bisa berfungsi,” katanya.

Menteri Keuangan itu kemudian mendatangi Badan Legislatif Kuwait, dalam upaya mengumpulkan dukungan untuk merancang Undang-Undang tentang utang baru.

Undang-undang baru tersebut bertujuan untuk meminjam 20 miliar dinar (Rp 965 Triliun) selama 10 tahun ke depan dalam upaya untuk memenuhi defisit anggaran negara yang terus meningkat.

Harga Gabah di Abdya Merosot pada Penghujung Panen Raya, Begini Pasarannya Saat Ini

Stiker BBM Bersubsidi, Kebijakan Pemerintah yang Sangat Rugikan Rakyat, Semestinya Contoh Malaysia

Panik karena Kebakaran, Gadis Indonesia di Malaysia Lompat dari Lantai 2, Begini Kondisinya

Terjadinya defisit di Kuwait menyusul penurunan harga minyak dunia terkait dengan pandemi virus Corona.

“Menteri keuangan mengejutkan kami dengan mengatakan bahwa pemerintah tidak akan dapat membayar gaji pada bulan November," kata anggota parlemen Kuwait, Thamer al-Suwait.

Di dalam gedung parlemen itu, Barrak menjelaskan bahwa negara hanya memiliki aset 205 miliar dinar (Rp 9,9 Kuadriliun) untuk saat ini.

“Sangat memalukan bahwa kami memiliki dana kekayaan negara terbesar keempat di dunia dan pemerintah sedang berusaha untuk meminjam. Ini adalah bukti kegagalan pemerintah," tambah anggota parlemen, Hamdan al-Azemi.

Kecuali jika pemerintah dapat membuat UU yang menjelaskan bagaimana akan melembagakan reformasi dan rencana pembangunan, banyak anggota parlemen akan memilih melawan UU utang, menurut laporan media, Kuwait Times.

Namun, Barrak menjelaskan bahwa karena suku bunga rendah saat ini, meminjam lebih disukai daripada menggunakan dana kekayaan negara.

Permintaan utang menyusul berita pada hari Selasa (18/8/2020), bahwa defisit anggaran Kuwait dapat melebar pada tahun fiskal 2020/2021 menjadi 14 miliar dinar (Rp 675,5 Triliun).

Tak Sengaja Temukan Dokumen Peninggalan Kakek, Pria Ini Kaget Ternyata Surat Utang Negara Tahun 1947

Terbongkar, Indonesia Sedang Negosiasi dengan China untuk Beli Kapal Perang, Rudalnya Sudah Dipesan

Penduduk Dunia Mengeluh Email Gmail Down, Google Beri Pernyataan Resmi

Hal itu didorong karena ekonomi ‘terombang-ambing’ dari dampak pandemi virus corona.

Pihak berwenang juga telah melakukan berbagai rencana untuk mengurangi jumlah ekspatriat di negara yang berada di Teluk Persia ini.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved