Update Corona di Subulussalam

Ini Permintaan yang Diajukan Keluarga Pasien Covid-19 ke Tim Gugus Kota Subulussalam

Setelah terjadi diskusi cukup lama, akhirnya tim gugus mengalah dan menyanggupi permintaan keluarga soal proses swab.

Penulis: Khalidin | Editor: Taufik Hidayat
Serambinews.com
Keluarga almarhumah NM (48) pasien covid-19 asal Desa Subulussalam Barat, Kecamatan Simpang Kiri, Kota Subulussalam menyampaikan sejumlah protes terhadap tim Gugus Tugas Covid-19, Jumat (21/8/2020) malam. 

Protes tersebut disampaikan saat tim Gugus Tugas Covid-19 Kota Subulussalam meminta keluarga pasien menjalani swab.

Awalnya, Camat Simpang Kiri Rahmayani Sari Munthe bernegosiasi dengan pihak keluarga agar bersedia diswab guna memastikan apakah ikut terpapar atau tidak.

Proses negosiasi yang disaksikan Kapolres Subulussalam AKBP Qori Qicaksono SIK, Letkol Inf Winas Kurniawan, SIP. M. Tr (han)  Tim Gugus Tugas Drs Salmaza serta unsur lain berlangsung alot.

Pihak keluarga secara bergantian memberikan argument dan protes terhadap sejumlah kejanggalan dan persoalan dalam penanganan almarhum maupun kerabat yang ditinggal.

Awalnya, keluarga memprotes proses swab yang dinilai terlambat. Sejatinya, proses swab menurat keluarga pasien dilakukan satu hari pascameninggalnya almarhumah.

“Tapi yang aneh, hari pertama setelah kejadian justru tenaga kesehatan yang diswab, bukan keluargapasien yang saban waktu mendampingi di ruang perawatan,” kata pihak keluarga.

Pihak keluarga pasien menilai dari 52 nakes  Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) yang diswab sebagian dinilai tidak ada masuk dalam ruang isolasi di mana pasien dirawat.

Kini, kata mereka proses swab mau dilakukan setelah hampir sepuluh hari pasien meninggal dunia. Swab dinilai akan sia-sia karena sesuai dengan ketentuan masa inkubasi covid-19 14 hari.

Mereka juga mempertanyakan perbedaan makanan antara tenaga medis yang diisolasi di sebuah hotel dengan keluarga pasien.

Keluarga pasien bahkan menyatakan akan lebih bermanfaat jika saja yang diberikan bukan berbentuk makanan masak tapi beras sehingga bisa mereka gunakan maksimal.

Selain itu, keluarga juga memprotes tidak adanya penanganan serius terhadap mereka seperti pemberian asupan makanan yang baik dan vitamin. Mereka mencontohkan nasi bungkus yang diberikan tim.

Hal lain yang menjadi sorotan keluarga menyangkut penanganan di RSUD Subulussalam. Di ruang isolasi menurut mereka tidak tersedia oksigen.

Bukan hanya itu, pendingin ruangan terlalu dingin hingga membuat tubuh mendiang pasien covid-19 menggigil namun perawat dikabarkan tidak ada yang bisa menurunkan suhunya.

Masalah lain menyangkut proses penguburan pasien dikabarkan tidak tuntas sehingga untuk menyelesaikan penimbunan tanah dilanjutkan keluarga.

Pun demikian masalah fardhu kifayah jenazah, ada keluarga siap menjadi relawan namun tidak diizinkan tim gugus.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved