Kisah Pilu Bocah 9 Tahun Jadi Tulang Punggung Adiknya: Tinggal di Kebun Tanpa Listrik, Ortu Pergi

Mereka bertiga tinggal di pondok kecil di sebuah kebun tanpa ada orang dewasa sejak tiga tahun terakhir.

Editor: Amirullah
Dokumen pemerhati sosial via Kompas.com
Foto : Kris (9), Yoan (7), dan Erto (4), tiga bersaudara di Bajawa, Kabupaten Ngada, NTT hidup di pondok kecil di kebun tanpa orangtua. 

Upah dari memetik kopi itu lah yang ia gunakan untuk membeli beras.

Mereka bertiga tinggal di pondok kecil di sebuah kebun tanpa ada orang dewasa sejak tiga tahun terakhir.

Pondok mungil tersebut tak ada listrik.

Saat malam hari mereka mengandalkan lampu pelita untuk penerangan.

Setelah orangtuanya pergi, Kris dan Oktaf otomatis putus sekolah karena tidak ada yang membiayai.

"Saat saya tanya, apakah ada kemauan mau lanjut sekolah,

mereka bilang pasti mau asalkan ada yang membiayai," ungkap Jeremias.

Ia menambahkan, saat ini, ketiga bersaudara itu membutuhkan bantuan agar mereka mendapatkan kehidupan yang layak seperti anak pada umumnya.

Sementara itu saat dikonfirmasi terpisah, Kabag Humas Ngada, Marthinus P Langa mengatakan, akan menginformasikan keberadaan tiga bersaudara yang hidup di pondok tanpa orangtua dan putus sekolah itu kepada Camat Golewa.

Ia akan meminta agar Camat bisa telusuri keberadaan 3 bersaudara tersebut.

"Saya informasikan ini ke Camat Golewa untuk telusuri mereka agar bisa informasikan ke Bupati dan Dinas Sosial.

Terima kasih sudah beri informasi ini ke pemerintah," kata Marthinus kepada Kompas.com, melalui sambungan telepon, Selasa malam.

Presiden Apresiasi Pemerintah dan Masyarakat Aceh Besar atas Dukungan Pembebasan Lahan Tol Tercepat

Manfaat Tidur Siang untuk Kesehatan, Merasa Bahagia hingga Menghilangkan Gangguan Mental

Kejagung Periksa Djoko Tjandra, Dalami Aliran Dana Terhadap Pinangki yang Sempat Dibelikan Mobil BMW

Tahap Pertama, BLT Rp 600 Ribu akan Dicairkan untuk 2,5 Juta Pekerja

Kisah Lain: Gadis 14 Tahun Putus Sekolah dan Jadi Buruh Ikat Rumput Laut

()Thresia Lipat Lema (Tengah) bersama mamanya Maria Lipat Lema dan Kakaknya Mariana Nugi Molan, Thresia memutuskan menjadi tulang punggung keluarga dan merelakan kedua kakaknya melanjutkan sekolah (Kompas.com/Ahmad Dzulviqor)

Thresia Lipat Lema (14), memilih berhenti sekolah dan memutuskan menjadi buruh ikat rumput laut.

Keputusan ini datang dari kesadarannya sendiri melihat kondisi kedua orangtuanya yang sakit sakitan dan hanya bisa berharap kesadaran dari anak anaknya.

Halaman
1234
Sumber: TribunNewsmaker
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved