Luar Negeri
Tunisia Tangkap 7 Orang Setelah Penikaman Menewaskan Seorang Perwira, ISIS Klaim Bertanggungjawab
Pihak berwenang Tunisia, Senin (7/9/2020 mengatakan telah menangkap tujuh orang terkait serangan pisau hari sebelumnya. Serangan itu menewaskan seoran
SERAMBINEWS.COM, TUNIS - Pihak berwenang Tunisia, Senin (7/9/2020 mengatakan telah menangkap tujuh orang terkait serangan pisau hari sebelumnya.
Serangan itu menewaskan seorang perwira Pengawal Nasional dan melukai lainnya.
Para penyerang menyerang Minggu (6/9/2020) pagi di distrik wisata Sousse, menabrak petugas dengan kendaraan dan menyerang dengan pisau.
Tiga penyerang ditembak mati dalam baku tembak, kata Garda Nasional, menyebut serangan itu sebagai tindakan "teroris".
Petugas yang terluka itu dalam kondisi stabil, kata juru bicara kementerian dalam negeri Khaled Hayouni.
"Seusai serangan, 43 orang telah diinterogasi dan tujuh dari ditangkap," kata juru bicara penjaga Houcem Eddine Jebabli kepada stasiun swasta Radio Shems.
Mereka termasuk istri dari salah satu penyerang, yang menggambarkan suaminya sebagai martir selama interogasi," katanya.
Dua saudara laki-laki dari salah satu penyerang dan satu orang yang dicurigai merekrut mereka juga ditangkap, tambahnya.
Dia mengatakan para penyerang adalah sepasang saudara kembar dan pria ketiga dari wilayah barat laut di Siliana.
Jebabli mengatakan si kembar telah mengunjungi halaman Facebook berurusan dengan serangan ledakan dan bersenjata.
Tetapi tetap berada di bawah radar pihak berwenang.
Tunisia, sejak revolusi 2011, telah dilanda serangkaian serangan militan yang menewaskan puluhan personel keamanan, warga sipil, dan turis asing.
Serangan Minggu terjadi di dekat lokasi serangan paling mematikan.
Ketika 38 orang, kebanyakan dari mereka warga Inggris, tewas dalam penembakan di tepi pantai 2015.
Sementara itu kelompok Negara Islam (ISIS), Senin (7/9/2020) mengatakan para pejuangnya melakukan serangan di Tunisia.
Menyebabkan seorang petugas keamanan tewas dan seorang lainnya terluka.
Tiga dari penyerang ditembak mati, kata pihak berwenang, dan mengenakan pakaian dengan slogan ISIS.
Tujuh tersangka lainnya ditahan.
Para militan mengirimkan pernyataan tertulis melaui aplikasi messenger Telegram.
Tetapi tidak memberikan bukti untuk mendukung klaim bahwa mereka berada di balik serangan di kota wisata pesisir Sousse.
Para tersangka militan menabrakkan kendaraan mereka ke pos pemeriksaan Garda Nasional di persimpangan dekat pelabuhan kota.
"Sebuah mobil patroli dua perwira Garda Nasional diserang dengan pisau di pusat Sousse," kata Houcem Eddine Jebabli,
"Satu meninggal sebagai martir dan yang lainnya terluka dan dirawat di rumah sakit," katanya.
Para penusuk mencuri senjata dan kendaraan polisi selama serangan itu sebelum kabur, kata Jebabli.
Pasukan keamanan mengejar mereka melalui kawasan wisata El Kantaoui.
"Dalam baku tembak tiga teroris tewas," katanya, seraya nmenambahkan bahwa dua senjata dan mobil ditemukan.
Ancaman yang lebih luas di Tunisia dalam beberapa tahun terakhir berasal dari sel-sel tidur yang tersebar yang terdiri dari para jihadis yang kembali dari Suriah, Libya, dan Irak.
ISIS mengatakan pihaknya berada di balik serangan oleh mahasiswa Tunisia, Seifeddine Rezgui.
Situasi di Tunisia telah meningkat pesat sejak saat itu, meskipun keadaan darurat diberlakukan.
Sejak 2015, pemerintah berturut-turut telah mengubah strategi kontra-terorisme dengan lebih berfokus pada pencegahan, daripada tanggapan.
Negara-negara seperti Jerman dan Inggris telah berkontribusi dalam melatih pasukan keamanan.
Minggu lalu, parlemen Tunisia menyetujui pemerintahan baru yang dibentuk oleh Perdana Menteri yang ditunjuk Hichem Mechichi.
Mechichi menunjuk teknokrat ke pemerintahannya daripada anggota partai politik seperti yang terjadi di masa lalu.(*)
• Raja Arab Saudi Minta Presiden Donald Trump Bertindak Adil Terhadap Palestina
• Dewan Kerjasama Teluk Menuntut Permintaan Maaf dari Pemimpin Palestina
• Pasukan Yaman Bentrok dengan Houthi di Yaman Utara, 20 Orang Tewas