Pernyataan Puan Maharani soal Pancasila di Sumbar Tuai Kritikan, Begini Komentar Ustaz Abdul Somad
UAS pun mengupas pasal demi pasal dan kaitannya dengan kehidupan di Minangkabau hingga membuat sebuah kesimpulan terkait Pancasila.
Bagaimana dengan tentara?
Tentara-tentara Minangkabau tidak dididik di Indonesia.
Haji Gobang, Haji Sumanih, Tuanku Nan Receng, mereka adalah tentara yang luar biasa.
Tapi mereka tidak buat negara, melainkan gabung dengan NKRI karena mereka amalkan Persatuan Indonesia.
4. Wilayah keempat Musyarawarah
Tentang musyawarah, bulek aia di pembuluh, bulek kato di mufakat.
Air menjadi bulat kalau lalu di pembuluh, kata bulat kalau ada musyawarah mufakat.
Orang Minangkabau tidak ambil keputusan sendiri dengan kepalanya, dia tahu mungkin bisa salah, khilaf.
Orang Minangkabau ada filosofis tigo tungku sajarangan.
Kalau kita memasak ada tungku, tungku ini yang menampung dandang dan merasakan panas api di bawah.
Tigo tungku sajarangan, ninik mamak, alim ulama, cerdik pandai.
Orang Minangkabau berkata, duduk sendiri sampik, duduk basamo lapang.
Duduk sendiri terasa sempit, tapi duduk bersama terasa lapang, kenapa?
Karena mereka lebih mengutamakan musyawarah.
5. Lalu tentang Keadilan Sosial
Orang Minangkabau amat sangat adil.
Anak didukung, kemenakan dipangku.
Perempuan Minangkabau tidak pernah pergi jauh dari kampung halaman untuk cari makan.
Karena mereka ada ninik mamak yang adil.
Perempuan tidak pernah mendapat perlakuan yang tidak adil, mereka mempunyai harato tinggi yang tidak dibagi.
Sebagian ulama mempersoalkan kenapa harta tinggi tidak dibagi sebagai harta waris.
Karena itu sebenarnya adalah wakah keluarga.
Ketika seorang perempuan tidak punya suami, ayah, dan saudara laki-laki, siapa yang akan memelihara dia, beri makan dia, ada harato tinggi, ini soal keadilan.
Orang Minangkabau amat sangat Pancasilais, mana buktinya?
Dari sabang sampai Papua, pesawat yang mendarat di Sorong, begitu turun di airport, tangan melambai dari jauh,
Saya suruh mendekat, ambo urang Payakumbuh.
Betapa jauh tempat kita memandang, tapi orang Minangkabau ada di sana.
Saya diminta sepatah dua patah kata penggalang dana pembangunan surau sydney namanya.
Tak hanya di Indonesia sampai Sydney bisa sosialisasi.
Dia diterima di mana saja.
Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung.
Orang Minangkabau tidak pemarah, tidak pendendam.
Begitu sengit perdebatan Buya Hamka dan M Yamin, tapi kemudian sebelum meninggal dunia M Yamin bilang nanti jenazah ku tolong dibawa Buya Hamka ke kampung halaman.
Mereka berdebat sengit, argumentatif, tapi hati mereka lembut dan baik.
Lalu tiga bulan sebelum Indo Merdeka, 17 Agustus, berarti tiga bulan itu bulan Mei (1945), M Yamin, putra Minangkabau, sudah suarakan perikebangsaan, perikemanusiaan, periketuhanan, perikemasayarakatan, perikesejahteraan dan keadilan sosial.
Embrio Pancasila itu datang dari pemikiran putra Minangkabau, lalu disuarakan oleh Bung Karno, lalu disusun secara rapi oleh 9 orang, dan di antara 9 orang itu, 3 orang adalah minangkau: Agus Salim, Muhammad Yamin, dan Bung Hatta.
Kalau 9 orang, 3 orang ada orang minangkabau maka sesungguhnya Minangkabau mewarnai setiap langkah dan gerak pemikiran Indonesia.
Ini iklan gratis untuk anak muda Minangkabau supaya dia lebih memahami siapa, apa, dan bagaimana Minangkabau.
Di balik ini semua ada hikmah dan pelajaran berharga.
Siapa yang berbicara, sesungguhnya dia sedang mempresentasikan isi kepala kepada orang banyak.
Oleh karena itu, apabila kita tidak terbiasa terletaih berbicara, lebih baik bicara pakai teks supaya selamat.
Karena kita pun sudah terbiasa sudah bicara pakai teks, dari dulu sampai sekarang.
Saya pun latih, supaya tidak terpeleset.
(Warta Kota)
artikel ini telah tayang di Suar.id dengan judul Pernyataan Puan Maharani soal Pancasila di Sumbar Tuai Kritikan Dimana-mana, Ustaz Abdul Somad Berikan Sindiran Menohok: Lebih Baik Bicara Pakai Teks supaya Selamat