Breaking News

Stunting di Tengah Gempuran Covid-19    

Saat ini, Indonesia sedang gencar berperang melawan gempuran Virus Corona (Covid-19), penyakit yang telah menjadi pandemi ini telah berjalan

Editor: bakri
zoom-inlihat foto Stunting di Tengah Gempuran Covid-19     
IST
Sri Mulyati Mukhtar, SKM., MKM, Promotor Kesehatan Masyarakat pada RSU Cut Meutia, Aceh Utara

Belum lagi di tengah pandemi ini banyak paket sembako bantuan untuk masyarakat berupa mie instan, ikan kaleng, susu kental manis, dan lainnya. Alih-alih karena alasan tidak mampu beli susu formula lalu diberikanlah susu kental manis yang miskin zat gizi. Padahal, susu kental manis diperuntukkan untuk membuat kue, tetapi kemudian disalahgunakan menjadi susu balita. Kondisi ini akan semakin memperburuk status gizi anak balita yang ada dalam keluarga.

Untuk itu perlu peran pemerintah dan seluruh elemen masyarakat turut serta dalam penyediaan bahan pangan bergizi di tingkat keluarga di tengah pandemi ini. Kunci penanggulangan masalah gizi selama masa pandemi adalah pemberian gizi yang baik, pemantauan tumbuh kembang rutin setiap bulan untuk deteksi dini, serta sistem rujukan berjenjang.

Apabila tidak terpenuhinya kebutuhan gizi dalam jangka waktu yang lama, mengingat masa Covid-19 yang belum tentu kapan berakhir ini akan menjadi pencetus lahirnya generasi stunting berikutnya.

Demikian juga bila status gizi tidak cepat dideteksi melalui pengukuran berat badan, panjang badan hingga lingkar kepala, dan upaya penanganan yang cepat tepat juga anak-anak bisa menderita malnutrisi kronis hingga menjadi stunting.

Dengan tidak berjalannya posyandu secara kondusif diharapkan bisa disiasati dengan penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dikeluarga. Ibu diharapkan tetap memberikan ASI pada bayi, makanan sesuai pedoman gizi seimbang pada anak, selalu cuci tangan pakai sabun dan air mengalir, olaharaga serta istirahat yang cukup.

Selain itu, puskesmas dan posyandu walaupun memiliki keterbatasan kegiatan di posyandu, harus menerapkan metode jemput bola agar pemantauan tumbuh kembang anak tetap bisa dilakukan. Misalnya dengan memanfaatkan kader kesehatan desa melalui kunjungan rumah tetap dengan protokol kesehatan (kader bisa melaporkan melalui aplikasi, seumpama membuat form pelaporan melalui Wa, dll).

Selain itu, masyarakat diimbau untuk segera menghubungi kader kesehatan apabila mengalami masalah kesehatan pada anak seperti penurunan nafsu makan, penurunan berat badan, maupun gangguan kesehatan lainnya. Kader akan menghubungi petugas kesehatan difasilitas pelayanan kesehatan setempat. Selain itu, masyarakat  juga bisa berkonsultasi kepada ahli gizi atau konselor gizi  difasilitas pelayanan kesehatan melalui media yang dapat diakses.

Kita berharap semua pihak mulai dari pemerintah hingga masyarakat agar mendukung upaya penanggulangan stunting, tentu saja dalam situasi aman Covid-19. Perangkat desa, kader kesehatan dan ibu serta keluarga perlu mempersiapkan ketersediaan pangan di rumah tangga dengan menyiapkan desa tahan pangan. Semoga.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved