In Memoriam
Saya, Haji Harun Keuchik Leumiek, dan Buku yang Hendak Diluncurkan Tanggal 19 September 2020
Rabu 16 September 2020 kemarin, Haji Harun sang pendiri masjid yang megah nan indah di tepi sungai Aceh telah kembali kepada Allah Sang Maha Pencipta
Penulis: Zainal Arifin M Nur | Editor: Muhammad Hadi
Foto Kami Berlima
Seperti biasanya, setelah wawancara berlangsung, kami mengajak Haji Harun dan Ustaz Takdir Feriza untuk foto bersama.
Tempatnya di depan mihrab atau di posisi kami melakukan wawancara.
Dalam foto itu ada Haji Harun Keuchik Leumiek, Ustaz Takdir Feriza, Saya, dan Muhammad Daud.
Nah, setelah sesi foto bersama itulah Haji Harun berbisik kepada saya.
“Zainal foto tadi tolong dikirim ke saya ya, untuk saya masukkan ke buku baru saya.”
• Ratusan Warga Antar Jenazah H Harun Keuchik Leumiek Hingga ke Liang Lahat, Dikebumikan Dekat Masjid
Sebenarnya bukan berbisik, tapi suara Haji Harun memang sangat lembut.
Terkadang nyaris tak terdengar.
Selama hampir 15 tahun saya mengenalnya, tak pernah sekali pun saya dengar suara bentakan dari mulutnya.
Apakah kepada saya, maupun kepada teman-teman lain di PWI dan KWPSI.
Bahkan, beberapa kali saya bertamu ke toko emas miliknya di Jalan Tgk Chik Pante Kulu, Pasar Aceh, saya juga tak pernah mendengar beliau bersuara keras kepada para karyawan di tokonya.
Saya bertanya, buku apa yang ingin beliau terbitkan sehingga meminta foto bersama kami?
Masih dengan suara lembut, Haji Harun menjelaskan bahwa saat itu dirinya sedang menyusun sebuah buku baru.
Saya tidak banyak bertanya lagi.
Karena bagi saya, permintaan foto bersama itu merupakan sebuah kebanggan bagi saya.
• Harun Keuchik Leumiek dan Segudang Torehan Kebaikan untuk Aceh dan Umat